Pemain Arema Greg Nwokolo (kanan).(foto:SINDO)
LIGA INDONESIA ISL - Arema Cronous gagal memperlebar jarak dengan pesaing lain di Indonesia Super League (ISL) setelah takluk di kandang Mitra Kukar dengan skor 2-1, Senin (29/7) malam. Kekalahan ini membuat Arema bukan lagi kandidat terkuat klub yang berpeluang menduduki posisi runner-up.
Arema harus bersaing dengan tiga klub lain yang juga masih memiliki potensi merebut tempat kedua musim ini, yakni Sriwijaya FC, Persib Bandung, serta Mitra Kukar. Perolehan angka empat klub di atas sangatlah tipis dan pekan-pekan terakhir kompetisi masih bisa mengubah posisi.
Arema Cronous yang sejauh ini masih menempati urutan kedua klasemen sementara, sama-sama menyimpan 56 angka atau sama persis dengan Sriwijaya FC. Bedanya, tim asal Palembang telah memainkan satu pertandingan lebih banyak dibandingkan Singo Edan.
Di bawah keduanya ada Persib Bandung yang mengoleksi 35 angka, disusul dengan Mitra Kukar dengan 34 poin. Persib Bandung situasinya lebih menguntungkan karena memainkan satu pertandingan lebih sedikit (28 laga) dibanding Arema Cronous dan dua laga lebih banyak dari Sriwijaya FC.
Bagi Arema sendiri, jelas tidak bisa ongkang-ongkang walau masih nangkring di posisi dua. Dalam pekan ini juga situasi bisa berubah drastis jika kekalahan yang sama terulang saat mengunjungi kandang Persisam Samrinda di Stadion Segiri pada 1 Agustus nanti.
Pihak Singo Edan mengakui kehilangan tiga angka di Tenggarong menjadikan persaingan untuk menjadi kedua jauh lebih sengit. "Kami tak bisa memanfaatkan situasi penting. Sekarang kami harus berusaha lebih keras lagi untuk mengejar posisi runner-up. Semua kemungkinan masih bisa terjadi," terang General Manager Arema Ruddy Widodo.
Kendati jalan ke depan semakin terjal, dia optimistis tim punya kemampuan untuk membalikkan situasi ketika mendatangi sarang Pesut Mahakam, julukan Persisam Samarinda. "Pilihan satu-satunya ya harus bangkit dan menang di Samarinda. Hanya dengan cara itu Arema punya kans besar ke runner-up," cetusnya.
Sementara, kekalahan Arema di Tenggarong memunculkan sejumlah spekulasi di media maupun suporter Aremania sendiri. Penampilan buruk Singo Edan dikaitkan dengan persiapan yang dianggap tidak sesuai kondisi, misalnya tak ada persiapan bermain malam.
Staf pelatih Arema selama puasa memang tidak pernah menggelar ujicoba malam hari atau menambah menu latihan malam. Padahal tim arahan Rahmad Darmawan terhitung libur kompetisi hampir sebulan karena agenda tim nasional (timnas). Beto Goncalves dkk hanya menjalani uji coba sekali.
Padahal selama puasa pertandingan ISL digelar larut malam atau mulai pukul 21.00 WIB. Beda dengan jadwal normal, yakni kickoff pukul 19.00. Sudah begitu, pertandingan lawan Mitra Kukar di Stadion Madya Aji Imbut juga harus molor selama satu jam karena penyesuaian dengan jadwal tayangan langsung di televisi.
Faktor kesibukan tim timnas juga disebut sebagai salah satu biang kendornya performa tim berlogo kepala Singa. Sejumlah pemain baru menyelesaikan pertandingan di timnas lawan klub-klub Eropa, sedangkan Rahmad Darmawan sendiri juga baru saja disibukkan dengan jabatan pelatih di Timnas U-23
.
Arema harus bersaing dengan tiga klub lain yang juga masih memiliki potensi merebut tempat kedua musim ini, yakni Sriwijaya FC, Persib Bandung, serta Mitra Kukar. Perolehan angka empat klub di atas sangatlah tipis dan pekan-pekan terakhir kompetisi masih bisa mengubah posisi.
Arema Cronous yang sejauh ini masih menempati urutan kedua klasemen sementara, sama-sama menyimpan 56 angka atau sama persis dengan Sriwijaya FC. Bedanya, tim asal Palembang telah memainkan satu pertandingan lebih banyak dibandingkan Singo Edan.
Di bawah keduanya ada Persib Bandung yang mengoleksi 35 angka, disusul dengan Mitra Kukar dengan 34 poin. Persib Bandung situasinya lebih menguntungkan karena memainkan satu pertandingan lebih sedikit (28 laga) dibanding Arema Cronous dan dua laga lebih banyak dari Sriwijaya FC.
Bagi Arema sendiri, jelas tidak bisa ongkang-ongkang walau masih nangkring di posisi dua. Dalam pekan ini juga situasi bisa berubah drastis jika kekalahan yang sama terulang saat mengunjungi kandang Persisam Samrinda di Stadion Segiri pada 1 Agustus nanti.
Pihak Singo Edan mengakui kehilangan tiga angka di Tenggarong menjadikan persaingan untuk menjadi kedua jauh lebih sengit. "Kami tak bisa memanfaatkan situasi penting. Sekarang kami harus berusaha lebih keras lagi untuk mengejar posisi runner-up. Semua kemungkinan masih bisa terjadi," terang General Manager Arema Ruddy Widodo.
Kendati jalan ke depan semakin terjal, dia optimistis tim punya kemampuan untuk membalikkan situasi ketika mendatangi sarang Pesut Mahakam, julukan Persisam Samarinda. "Pilihan satu-satunya ya harus bangkit dan menang di Samarinda. Hanya dengan cara itu Arema punya kans besar ke runner-up," cetusnya.
Sementara, kekalahan Arema di Tenggarong memunculkan sejumlah spekulasi di media maupun suporter Aremania sendiri. Penampilan buruk Singo Edan dikaitkan dengan persiapan yang dianggap tidak sesuai kondisi, misalnya tak ada persiapan bermain malam.
Staf pelatih Arema selama puasa memang tidak pernah menggelar ujicoba malam hari atau menambah menu latihan malam. Padahal tim arahan Rahmad Darmawan terhitung libur kompetisi hampir sebulan karena agenda tim nasional (timnas). Beto Goncalves dkk hanya menjalani uji coba sekali.
Padahal selama puasa pertandingan ISL digelar larut malam atau mulai pukul 21.00 WIB. Beda dengan jadwal normal, yakni kickoff pukul 19.00. Sudah begitu, pertandingan lawan Mitra Kukar di Stadion Madya Aji Imbut juga harus molor selama satu jam karena penyesuaian dengan jadwal tayangan langsung di televisi.
Faktor kesibukan tim timnas juga disebut sebagai salah satu biang kendornya performa tim berlogo kepala Singa. Sejumlah pemain baru menyelesaikan pertandingan di timnas lawan klub-klub Eropa, sedangkan Rahmad Darmawan sendiri juga baru saja disibukkan dengan jabatan pelatih di Timnas U-23
.