Jesus Navas Gonzalez
Liga Champions – Jesús Navas selalu percaya bahwa tak ada satu tim pun yang mampu mempertahankan supremasinya baik di pentas lokal maupun Eropa begitu lama. Sirkulasi sepakbola selalu terjadi dan oleh karenanya, tak ada yang perlu ditakutkan Manchester City dari Barcelona.
Menjamu raksasa La Liga tersebut pada Rabu dini hari mendatang di leg pertama babak 16 besar Liga Champions, City dianggap punya banyak keuntungan. Selain performa The Citizensyang memang belakangan tengah on fire, Barca yang mereka hadapi sekarang disebut tak lagi se-ngeri tiga tahun lalu.
“Mungkin mereka tak bermain sebaik tiga atau empat tahun silam. Sirkulasi dalam sepakbola tak pernah bertahan selamanya. Barca punya standard tinggi yang sangat, sangat sulit untuk terus dimainkan dari tahun ke tahun. Rival-rival Anda selalu mempelajari permainan Anda dan menemukan taktik untuk melawan balik,” tutur Navas.
“Mereka takkan senang datang ke Manchester. Pelatih kami juga sangat mengenal mereka dan saya pikir itu keuntungan yang vital buat kami. Mereka akan menemukan tim yang sulit mereka kalahkan. Kami berada dalam permainan terbaik, menciptakan peluang dan mencetak banyak gol,” lanjutnya, seperti dinukil Express.co.uk, Senin (17/2/2014).
Disadari eks-jugador Sevilla itu, tiket ke perempatfinal memang tak ditentukan pertemuan mereka di Etihad saja. Meski begitu, bukan berarti The Eastlands harus pasif meladeni Barca yang memang selalu mencari penguasaan bola. Yang pasti, bentrokan dua tim ini dipastikan ketat di lini tengah lantaran saling adu perebutan possession ball.
“Faktanya permainan menyerang kami cukup berhasil musim ini. Gaya menyerang yang kami nikmati, walau akan sulit kami terapkan terhadap Barca karena mereka juga menginginkan (penguasaan) bola. Laga akan berjalan ketat. Penentu kemenangan takkan terjadi Selasa nanti, tapi di Barcelona. Penentuan 180 menit. Pengalaman bisa jadi faktor, tapi semoga tak terlalu menentukan,” sambung Navas.
“Yang harus kami lakukan adalah bermain dengan tekanan dan tempo tinggi. Kami harus adu kekuatan dengan mereka untuk merebut penguasaan bola. Penampilan terbaik mereka adalah saat memegang bola. Tanpa bola, mereka tak bisa menyakiti Anda,” tambahnya.
Satu hal lagi yang tentu tak boleh dilupakan begitu saja adalah comeback Lionel Messi. Sempat ada yang bilang gairahnya sudah habis, tapi Messi mampu menjawabnya di lapangan. Soal mengawal Messi, Navas mengaku sudah ‘khatam’ bagaimana mengekang pergerakannya, sejak masih berkiprah di La Liga.
“Saya tak perlu bicara dengan kolega-kolega saya di tim nasional (Spanyol), untuk tahu tipe pemain seperti apa Messi itu. Dia salah satu yang terbaik dalam sejarah sepakbola dan sulit dihentikan. Anda harus menekan pergerakannya, memastikan Anda tetap menguntit ketika dia memegang bola. Tak sekalipun dia boleh punya ruang bergerak,” tutupnya.