Suporter Timnas Indonesia.(foto:Ahmad Antoni/SINDO)
TIMNAS INDONESIA - Timnas Indonesia dijatuhi sanksi oleh
Federasi Sepakbola Asia (AFC), menjelang laga lawan China di Stadion
Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta, pada 15 Oktober. Merah-Putih harus
menjalani laga kandang di kualifikasi Piala Asia 2015 tersebut tanpa
penonton.
Larangan tampil dengan penonton juga berlaku saat Indonesia meladeni Irak 19 November 2013. AFC menjatuhkan sanksi tersebut karena AFC menganggap suporter Indonesia kerap melanggar peraturan, seperti melempari suporter lain, dan menyalakan kembang api saat laga berlangsung.
Menurut Sekjen PSSI Joko Driyono, keputusan AFC ini merupakan akumulasi hasil pemantauan mereka terhadap rangkaian pelanggaran pertandingan sejak laga Timnas U-22, di Riau Juli tahun lalu, hingga Timnas Indonesia menjamu Arab Saudi 23 Maret 2013.
“Komisi Disiplin AFC memutuskan Indonesia wajib menggelar laga tanpa penonton, tapi tidak di pertandingan timnas kelompok umur,” ujar Joko saat dihubungi okezone, Minggu (29/9/2013).
Menurut Joko, sebenarnya keputusan itu sudah keluar sebelum Indonesia menghadapi Arab Saudi, namun PSSI berupaya melakukan banding, sambil berharap suporter tidak lagi melakukan pelanggaran. Namun, saat menggelar pertandingan melawan Arab, sejumlah penonton melempari suporter Arab dan menyalakan kembang api.
“Kejadian terulang, sehingga 28 Agustus ada konfirmasi dari sidang Komisi Disiplin. Minggu lalu AFC menegaskan bahwa mereka memerintahkan dua pertandingan ke depan melawan China dan Irak, tidak boleh dihadiri penonton,” ujar Joko menjelaskan. Selain harus bertanding di kandang tanpa penonton, Indonesia juga didenda sekira Rp200 juta.
Situasi ini cukup merugikan. Karena Indonesia membutuhkan dukungan publik saat menghadapi China, untuk melecut semangat juang mereka di tengah lapangan. Apalagi, Merah Putih berada di posisi genting. Indonesia menjadi juru kunci Grup C di bawah Arab Saudi, China dan Irak. Dua kali tanding Merah-Putih selalu kalah. Dari Irak (0-1) dan Arab Saudi (1-2).
“Tentu sanksi ini sangat berat, tapi kita harus mengambil pelajaran dari sanksi ini untuk pengelolaan pertandingan lebih baik. Kami cinta suporter. Terima kasih atas dukungannya, tetapi memang ada berapa regulasi yang harus ditaati. Mudah-mudahan ini terakhir. Ke depan Indonesia bisa selalu bertanding dengan dukungan suporter,” tutup Joko.
Dengan hukuman ini, Indonesia tak bisa lagi tampil di depan suporternya sendiri dalam seluruh laga kandang tersisa. Di luar pertandingan kandang, Indonesia harus bertandang ke China 15 November 2013 dan 5 Maret 2014 ke Arab Saudi.
Larangan tampil dengan penonton juga berlaku saat Indonesia meladeni Irak 19 November 2013. AFC menjatuhkan sanksi tersebut karena AFC menganggap suporter Indonesia kerap melanggar peraturan, seperti melempari suporter lain, dan menyalakan kembang api saat laga berlangsung.
Menurut Sekjen PSSI Joko Driyono, keputusan AFC ini merupakan akumulasi hasil pemantauan mereka terhadap rangkaian pelanggaran pertandingan sejak laga Timnas U-22, di Riau Juli tahun lalu, hingga Timnas Indonesia menjamu Arab Saudi 23 Maret 2013.
“Komisi Disiplin AFC memutuskan Indonesia wajib menggelar laga tanpa penonton, tapi tidak di pertandingan timnas kelompok umur,” ujar Joko saat dihubungi okezone, Minggu (29/9/2013).
Menurut Joko, sebenarnya keputusan itu sudah keluar sebelum Indonesia menghadapi Arab Saudi, namun PSSI berupaya melakukan banding, sambil berharap suporter tidak lagi melakukan pelanggaran. Namun, saat menggelar pertandingan melawan Arab, sejumlah penonton melempari suporter Arab dan menyalakan kembang api.
“Kejadian terulang, sehingga 28 Agustus ada konfirmasi dari sidang Komisi Disiplin. Minggu lalu AFC menegaskan bahwa mereka memerintahkan dua pertandingan ke depan melawan China dan Irak, tidak boleh dihadiri penonton,” ujar Joko menjelaskan. Selain harus bertanding di kandang tanpa penonton, Indonesia juga didenda sekira Rp200 juta.
Situasi ini cukup merugikan. Karena Indonesia membutuhkan dukungan publik saat menghadapi China, untuk melecut semangat juang mereka di tengah lapangan. Apalagi, Merah Putih berada di posisi genting. Indonesia menjadi juru kunci Grup C di bawah Arab Saudi, China dan Irak. Dua kali tanding Merah-Putih selalu kalah. Dari Irak (0-1) dan Arab Saudi (1-2).
“Tentu sanksi ini sangat berat, tapi kita harus mengambil pelajaran dari sanksi ini untuk pengelolaan pertandingan lebih baik. Kami cinta suporter. Terima kasih atas dukungannya, tetapi memang ada berapa regulasi yang harus ditaati. Mudah-mudahan ini terakhir. Ke depan Indonesia bisa selalu bertanding dengan dukungan suporter,” tutup Joko.
Dengan hukuman ini, Indonesia tak bisa lagi tampil di depan suporternya sendiri dalam seluruh laga kandang tersisa. Di luar pertandingan kandang, Indonesia harus bertandang ke China 15 November 2013 dan 5 Maret 2014 ke Arab Saudi.