LIGA JERMAN-Jens Lehmann menduga Bundesliga musim ini akan membosankan karena menganggap Bayern Munich belum akan sanggup ditandingi. Kedatangan Pep Guardiola, ditambah amunisi anyar nan berkualitas seperti Mario Goetze dan Thiago Alcantara, memang membuat Bayern terlihat unggul dalam segala hal.
Tapi Borussia Dortmund sejauh ini masih bisa diharapkan untuk menjaga hakikat kompetisi: adanya persaingan, rivalitas dan ancaman bagi Bayern. Dan itu sudah dibuktikan Piala Super. Bahkan tanpa Goetze sekalipun, anak asuhan Juergen Klopp ini berhasil mematahkan ambisi Pep untuk menabung trofi sedini mungkin.
Dortmund sukes mengalahkan Bayern dengan model permainan high-pressing. Model permainan ini sebenarnya sudah sanggup menyulitkan Bayern di final Liga Champions musim lalu. Di babak pertama kala itu, Dortmund praktis mampu membuat Bayern kesulitan mengembangkan permainan, bahkan mesti bertahan dengan mengandalkan kinerja sempurna kiper Manuel Nauer.
Memang laga awal tidak akan selalu mencerminkan kalau kekuatan kedua tim akan tetap sama hingga akhir musim. Terlebih pemain baru Goetze dan Alcantara, di laga DFB-Supercup itu tidak diturunkan. Namun, setidaknya, satu hal dari laga tersebut yang telah dibuktikan oleh Klopp, bahwa Dortmund dan dirinya bukanlah kurcaci di hadapan Bayern dan Pep.
Dortmund akan terus mencoba berkembang dan berusaha untuk meraih hasil maksimal. Sebagaimana seperti yang diucapkan oleh Klopp sendiri bahwa, "Tak perlu dikatakan lagi bahwa kita menetapkan standar (tim) kita sendiri dan bagian dari itu adalah dengan terus berjuang untuk menjadi sebuah tim yang lebih baik serta meningkatkan tingkat kinerja kami semua."
***
Melihat pada komposisi pemain, Dortmund tidak melakukan banyak aktivitas pada masa jendela transfer musim panas kali ini. Dapat dikatakan mereka hanya melakukan "gali lubang tutup lubang" terhadap komposisi pemain yang ada.
Kepergian Felipe Santana ke Schalke digantikan oleh Sokratis Papastathopoulos yang didatangkan dari Werder Bremen. Sedangkan salah satu sosok sentral Dortmund, Mario Goteze, digantikan oleh sosok pemain komplit yang berada pada diri Henrikh Mkhitaryan. Juga kepergian dua gelandang muda yaitu Moritz Leitner dan Leonardo Bittencourt ditambal oleh kedatangan Pierre-Emerick Aubameyang.
Perubahan vital berada pada kepergian Goetze ke Bayern. Juergen Klopp memiliki pekerjaan rumah untuk menutupi lubang pemain berusia 21 tahun tersebut. Statistik Goetze di Bundesliga musim lalu, dengan catatan 10 assist dan rata-rata membuat keypass sebesar 2,3 per laga (terbesar di Dortmund), menjelaskan krusialnya peran Goetze dalam permainan Dortmund.
Lalu, bagaimana dengan sosok yang mampu menutup kepergian Goetze? Mkhitaryan merupakan pemain yang digadang-gadang akan menggantikannya. Akan tetapi, pemain Armenia itu perlu mengasah kemampuannya lagi untuk berhasil mencatatkan prestasi yang sama Goetze. Kendala terbesarnya, kendati katakanlah kualitas Mkhitaryan tidak terlalu jauh dari Goetze, adalah memastikan dia bisa selekasnya menyatu dengan skema dan permainan Dortmund.
Jika melihat data statistik di atas, terlihat bahwa Mkhitaryan masih kalah dari catatan yang dihasilkan Goetze. Setidaknya. Micki (sapaan akrab Mkhitaryan) masih harus mengasah kemampuannya dalam memberikan assist dan key pass kepada rekan-rekannya -- dua atribut yang selama ini menjadi kunci krusialnya Goetze di Dortmund.
Tapi solusi pintasnya boleh jadi bukan memberi beban lama Goetze pada Mkhitaryan, tapi dengan memberi peran itu pada Marco Reuss. Selain lebih berpengalaman dan sudah paham benar skema dan kemauan Klopp, Reuss juga memang punya kemampuan yang tidak terlalu jauh dengan Goetze. Bahkan dalam banyak kesempatan, Goetze dan Reuss sangat sering bertukar posisi dan peran.
***
Dari hasil pre-season, dari 8 pertandingan Dortmund berhasil mencatatkan 7 kemenangan, dan sekali kalah (0-1) dari Borussia Moenchengladbach di Telekom Cup. Di pertandingan resmi pertamanya, mereka menekuk Bayern 4-2 di Piala Super, serta menang telak 4-0 di kandang Augsburg di pekan pertama Bundesliga minggu lalu.
Dalam kemenangan 4-0 tersebut Aubameyang mendulang hat-trick. Bagi seorang pemain baru, mencetak gol di laga awal, apalagi sampai tiga gol, akan mendongkrak kepercayaan diri si pemain secara signifikan. Di sisi fans, mereka boleh berharap pemain tersebut bisa mulus dalam beradaptasi.
Penggunaan formasi 4-2-3-1 tampak akan tetap digunakan dalam gelaran musim 2013-2014. Klopp akan bermain dengan gaya high-pressing yang acap kali jadi andalannya. Laga melawan Bayern pun diterapkannya dengan pola permainan tersebut dan hasilnya berujung positif.
Tugas bagi Juergen Klopp adalah bagaimana mengakali absennya Lukasz Piszczek. Bek kanan asal Polandia tersebut harus absen selama 6 bulan karena cedera. Absennya Piszczek sudah tentu menjadi pekerjaan rumah bagi Klopp, yang cenderung adem ayem di bursa pemain.
Selain itu, sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam racikan 4-2-3-1 ala Klopp itu, sisi kanan Dortmund kerap menjadi unit yang cukup padu dalam membangun serangan maupun bertahan.
Sebagai contoh yang masih teringat dalam ingatan adalah bagaimana kombinasi antara Piszczek dan Jakub Blaszczykowski berhasil meredam pergerakan Franck Ribery dan David Alaba pada laga final Liga Champions musim lalu. (Baca: Lukasz Piszczek dan Jakub Blaszczykowski Sebagai Unit di sini)
Untuk itulah, dalam mengakali absennya Piszczek, Klopp mencoba dengan menjadikan Kevin Grosskreutz sebagai bek kanan. Grosskreutz yang notabene merupakan pemain yang berposisi sebagai gelandang kanan dicoba untuk bermain lebih ke dalam. Sedangkan untuk pos yang ditinggalkannya, ruang kosong tersebut akan dihuni oleh Aubameyang.
Suatu unit yang berlum teruji memang, namun seiring dengan berjalannya waktu sudah tentu Klopp mengharapkan kombinasi antara kedua pemain tersebut akan menghasilkan kombinasi positif bagi tim.
***
Menghadapi persoalan line-up, Klopp tampaknya akan tetap menggunakan komposisi yang cenderung sama dengan pada musim sebelumnya. Grosskreutz akan mengisi pos yang ditinggalkan oleh Piszczek. Sedangkan lubang yang ditinggalkan oleh Goetze sudah barang tentu akan dihuni oleh Mkhitaryan.
Dalam hal kedalaman, Klopp tak punya banyak pilihan pemain yang matang untuk melapis pemain utama. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak menunjukkan bahwa Dortmund tidak memiliki skuat yang cukup baik.
Dalam beberapa musim sebelumnya mereka telah terbiasa untuk mengombinasikan pemain muda dengan pemain matang. Potensi pemain seperti Goetze, Mats Hummels ataupun Guendogan tidak akan tergali apabila Klopp tidak memiliki cukup keberanian untuk menurunkan para armada mudanya.
"Anda punya paket pelatihan yang benar-benar baik dan prospek yang layak. Itu membuat anda dalam posisi yang sangat baik untuk berkembang dan maju. Itulah apa yang kami tawarkan kepada para pemuda," ucap si pelatih.
Menarik untuk disimak bagaimana sepak terjang Dortmund pada musim ini. Namun, tetap saja apabila membandingkan catatan mengenai aktivitas Dortmund di bursa transfer, kedalaman skuat dan mentalitas, Bayern memang masih lebih unggul. Posisi runner-up menjadi hasil yang pantas diraih oleh Die Borussen.
Dengan satu catatan: posisi runner-up itu akan didapat dengan memberi perlawanan yang seru terhadap Bayern sampai di pekan-pekan terakhir. Dengan itu, Bundesliga akan masih enak ditonton karena masih memiliki satu hal penting: ketegangan.