• Latest News

    Powered by Blogger.
    Friday, August 16, 2013

    Menanti Taktik (Baru) Mourinho di Chelsea


    thumbnail

    BERITA BOLA-Begitu keinginan kembali ke Chelsea terwujud, Jose Mourinho menjanjikan sesuatu yang berbeda dengan masa sebelumnya. Ia menjanjikan kebahagiaan lewat sebuah proses bermain.

    "Aku ingin membuat fans Chelsea bahagia, dengan hasil akhir, dengan gaya permainan kami, dan dengan mentalitas dan kepribadian tim," ujarnya dalam wawancara seusai Chelsea menjalani latihan perdana pramusim.

    Gelaran musim 2013-2014 tak pelak merupakan awal cerita baru bagi Mourinho dalam memulai kembali karier manajerialnya di Inggris dan Chelsea. Dalam kisah jilid keduanya ini, Mourinho datang dalam kondisi berbeda dengan kedatangan pertamanya di musim 2004-2005. Ia sekarang bukan seorang manajer yang sengaja didatangkan karena keberhasilannya menggondol Liga Champions dan liga domestik di musim sebelumnya, sebagaimana ia dulu diboyong Chelsea dari Porto, atau didatangkan Real Madrid dari Inter.

    Begitu pun dengan taktik yang Ia bawa. Berbeda dengan musim 2004-2005 dengan andalan 4-3-3, Mourinho kini kerap memperagakan formasi 4-2-3-1. Formasi tersebut acap ia gunakan saat menukangi Inter, dan jadi pakem andalan hingga musim yang lalu kala berada di Real Madrid.

    Menarik apabila Mourinho kembali memperagakan formasi 4-2-3-1. Apalagi melihat pada citra negatif yang melekat pada gaya permainan Mou kala membesut Inter dan Madrid. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Mou kerap bermain dengan sepakbola negatif saat bertemu dengan tim-tim besar. Apa yang diperolehnya di Inter dan Madrid juga kiranya tidak akan berujung dengan prestasi bila Mou tidak memperagakan gaya bermain sepakbola negatif.

    Namun kini Mou berjanji bahwa ia akan membawa hal berbeda. "Mereka semua harus tahu, bahwa ada tiga pilihan dalam pertandingan, di mana kita bisa menang, seri atau kalah. Tetapi kita akan selalu memberikan segalanya," katanya lagi.

    Siapa pasangan Ramires

    Menilik komposisi pemain yang ada sekarang, formasi 4-2-3-1 merupakan taktik yang paling relevan untuk diterapkan. Hal ini pun didukung dengan susunan line-up yang kerap diperagakan Mourinho selama pertandingan pra-musim diselenggarakan. Dalam dua pertandingan pada laga ujicoba tour Asia melawan Singha All-Star XI dan Malaysia XI, Chelsea juga menggunakan formasi 4-2-3-1.

    Mourinho menempatkan Michael Essien dan Marco van Ginkel di starting line-up dalam pos double-pivot menemani Ramires, yang kemungkinan besar masuk list pemain inti.

    Dalam skema dasar itu terlihat Mou akan menempatkan dua gelandang enerjik yang memiliki kemampuan untuk saling menutupi. Ramires didelegasikan untuk menjadi seorang gelandang box-to-box yang berperan untuk melakukan pressing kepada lawan, ketika tim sedang kehilangan penguasaan bola. Namun ia juga akan merangsek ke depan guna membantu penyerangan.

    Sedangkan satu gelandang lainnya bertugas untuk menjaga pos-pos yang ditinggal oleh Ramires, ataupun bek sayap ketika Chelsea sedang melakukan inisiasi serangan. Salah satu pemain yang dirasa akan mampu untuk menjalani peran tersebut tak lain adalah Essien.

    Setelah menyudahi masa peminjamannya di Real Madrid, pemain berusia 30 tahun tersebut memiliki kesempatan besar untuk kembali jadi andalan Chelsea. Apalagi orang Ghana itu sudah melewati masa cedera yang sempat memaksanya harus beristirahat lama.



    Namun, bukan berarti Essien tidak memiliki hambatan. Usia yang telah menginjak kepala tiga tampaknya akan membuat Essien kesulitan dalam mengisi pos double-pivot. Selain itu, David Luiz pun bisa jadi penghalangnya. Sebagaimana diketahui, menjelang akhir musim lalu Luiz acapkali dimainkan sebagai pivot oleh Rafa Benitez. Dari total 43 laga di semua kompetisi, 8 laga di antaranya Luiz berperan sebagai gelandang jangkar.

    Performa apik yang ditunjukkan Luiz bukan isapan jempol. Catatan average pass per game yang mencapai 50,5, serta rata-rata intercept per game yang mencapai angka 2,4 (terbesar di tim Chelsea di Premier League) tentunya jadi nilai lebih bagi Luiz. Essien bisa mengambil alternatif bergantian dengan Cesar Azpilicueta dalam mengisi slot di full-back kanan.

    Melimpahnya Gelandang Serang

    Di lini depan, Mourinho tampak memiliki banyak opsi pemain. Eden Hazard, Juan Mata, Oscar, Andre Schuerrle, Kevin de Bruyne, Victor Moses, dan Lucas Piazon merupakan daftar urutan pemain yang dipersiapkan untuk menjadi trio gelandang serang dalam skema 4-2-3-1. Tapi, tiga nama pertama tentu saja akan tetap jadi pilihan pertama.

    Menarik untuk melihat kedalaman skuat di lini tengah, yang akan memudahkan Mourinho dalam melakukan banyak variasi. Schuerrle yang dikenal memiliki kecepatan berlari dan dribble sama baiknya dapat menjadi solusi alternatif apabila Hazard, Mata ataupun Oscar harus absen. Moses, De Bruyne dan Piazon pun dinilai semakin berkembang permainannya.

    Pewaris Tahta Drogba

    Di posisi striker, Fernando Torres, Demba Ba, dan Romelu Lukaku menjadi pilihan bagi Mou sebagai penyerang utama. Untuk ukuran formasi 4-2-3-1, memiliki 3 striker dapat dikatakan terlalu gemuk. Belum lagi dengan rumor yang berkembang bahwa Chelsea sedang bersiap diri memboyong Wayne Rooney.

    Perihal striker dalam skema Mou, ia acapkali menggunakan seorang striker yang bertenaga, kuat dalam menyerang, sekaligus juga memiliki kemampuan yang baik dalam bertahan. Kekuatan ini juga yang ditunjukkan oleh Didier Drogba, Diego Milito, dan Karim Benzema.

    Mengingat kondisi tersebut, maka pemain yang memungkinkan jadi striker utama adalah Lukaku. Walaupun masih tergolong pemain muda, justru pemain asal Belgia tersebut digadang-gadang akan menjadi striker utama di musim ini. Dengan gaya permainan dan postur tubuh yang hampir serupa dengan Drogba, Lukaku menjadi pilihan yang layak untuk diperhitungkan.

    Selain itu, Droga pun sempat menjadi mentor bagi Lukaku di musim 2011/2012. Hal tersebut tentunya akan menjadi nilai positif bagi Mou. Apalagi melihat performa pemain yang pada musim sebelumnya dipinjamkan ke West Bromwich Albion ini sedang menanjak.

    Meski demikian, perihal striker ini masih berpotensi jadi "masalah", apabila Rooney (atau bahkan Samuel Eto'o) benar-benar bisa didatangkan ke Stamford Bridge.

    Menyaingi Manchester City

    Terlepas dari semua hal yang dijelaskan diatas, tidak ada yang menjamin Mou akan menggunakan formasi 4-2-3-1. Sebagai catatan, pada pertandingan melawan Indonesia All-Star, The Blues turun dengan menggunakan formasi 4-3-3. Artinya, Mou masih meramu taktik yang cocok untuk menghadapi musim sekarang.

    Tetapi, apabila melihat kondisi sekarang, yang sudah tentu berbeda dengan periode 2004-2007, agaknya penggunaan formasi 4-3-3 menjadi suatu hal yang riskan. Pemain-pemain seperti Claude Makelele yang bertipikal gelandang petarung, atau powerhouse seperti Essein, juga gelandang subur seperti Frank Lampard telah habis masa kejayaannya.

    Kondisi sudah berubah setelah enam tahun kepergian Mou. Dewasa ini, banyak klub Inggris yang mulai meninggalkan pola 4-4-2. Arsenal, Liverpool, Tottenham, Newcastle merupakan beberapa contoh klub yang mulai meninggalkan formasi 4-4-2. Maka oleh karena itu, formasi 4-2-3-1 menjadi formasi yang paling relevan untuk diaplikasikan Mou dengan kondisi sekarang.

    Satu hal yang pasti, dengan kedalaman skuat yang dimiliki saat ini, akan semakin banyak variasi pola bermain yang akan diterapkan Mou. Maka tak jadi hal aneh jika Chelsea diramalkan akan bersaing dengan Manchester City untuk meraih gelar juara liga. Keduanya memang memiliki kedalaman skuat lebih ketimbang tim lain. Kedalaman skuat yang mumpuni untuk bersaing di liga Inggris, turnamen lokal dan tentunya di kompetisi Eropa.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments
    Item Reviewed: Menanti Taktik (Baru) Mourinho di Chelsea Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top