Getty Images/John Berry
Timnas Perancis - Putaran final Piala Dunia kembali berhasil ditembus Prancis, kendatipun seperti di edisi sebelumnya kembali ada kontroversi yang mengiringi kelolosan tersebut.
Dihadapkan dengan Ukraina dalam fase playoff Piala Dunia 2014, Prancis sempat berada di ujung tanduk menyusul kekalahan 0-2 dalam pertemuan pertama pekan lalu di Kiev.
Akan tetapi, defisit gol itu lantas mampu dibalikkan Les Bleus dalam laga kedua di Stade de France, Rabu (20/11/2013) dinihari WIB, berkat kemenangan 3-0 di kandang sendiri atas Ukraina--Prancis lolos ke Brasil tahun depan dengan agregat 3-2.
Tampil dominan, dengan unggul penguasaan bola sampai 69%, Prancis membuka kemenangan melalui gol Mamadou Sakho di menit ke-22 dan menutupnya lewat gol bunuh diri Oleg Gusev di menit ke-72. Sementara satu gol di antaranya dinaungi kontroversi.
Di menit ke-34 Karim Benzema membuat Prancis unggul 2-0 melalui sebuah gol kontroversial mengingat tayangan ulang memperlihatkan ia berada dalam posisi offside. (Lihat videonya di sini).
Kontroversi itu tak ayal mengingatkan sebuah kontroversi lain dalam perjalanan Prancis ke Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan lalu, di mana mereka juga harus melewati fase playoff.
Ketika itu Prancis meraih tiket lolosnya usai melewati hadangan Republik Irlandia dengan kemenangan agregat 2-1.
Kontroversi hadir di laga leg kedua pada 18 November 2009 di Stade de France, ketika Thierry Henry melakukan handball dalam proses gol Williams Gallas di extra time untuk membuat skor jadi 1-1. (Lihat videonya di sini).
Berselisih nyaris tepat empat tahun, di bulan November 2009 dan November 2013, Prancis kembali melewati fase playoff untuk lolos ke Piala Dunia dengan diiringi kontroversi yang sama-sama hadir di Stade de France.
Apapun, kubu Prancis tentu kini ingin buru-buru menepikan kontroversi teranyarnya dan sesegera mungkin fokus ke Piala Dunia tahun depan. Meski lolos dengan kontroversi seperti empat tahun lalu, Prancis sudah pasti tak ingin kembali bernasib sama pada putaran final nanti mengingat di Afrika Selatan mereka langsung tersingkir di fase grup dengan hasil yang teramat buruk--jadi juru kunci grup dengan 1 poin saja.
"Sangatlah penting buat sepakbola Prancis kami ada di Brasil tahun depan. Kami akan ada di sana, itu bagus. Kami menghadapi sebuah tim bagus dan memperlihatkan semangat dan antusiasme besar. Ketika Anda punya bahan-bahan dasar seperti itu, Anda bisa mencapai hal-hal bagus," komentar Pelatih Prancis Didier Deschamsps kepada TF1.
