 |
| Simeone Bicara Resep Suksesnya di Atletico |
Liga Spanyol - Karier Diego Simeone melesat bak meteor dalam beberapa tahun terakhir di Atletico Madrid. Simeone pun coba berbagi resep suksesnya bersama Los Colchoneros.
Sebelum ditunjuk melatih Atletico pada 2011, relatif nama Simeone sebagai pelatih tak begitu terdengar. Sebab dia lebih banyak menghabiskan waktunya di Argentina bersama River Plate dan Estudiantes di mana dia memberikan dua gelar liga.
Barulah pada 2011, nama Simeone tiba-tiba muncul sebagai salah satu pelatih top di Eropa. Tengok saja selama 4 tahun berada di Vicente Calderon, lima trofi disumbangkan Simeone atau minimal satu trofi per musimnya.
Puncaknya tentu musim lalu saat dia membawa Atletico juara La Liga plus jadi runner-up Liga Champions. Prestasi-prestasi itu pula yang membawa pria asal Argentina itu jadi kandidat pelatih terbaik 2014 dalam malam penganugerahan Ballon d'Or.
Sayang, Simeone cuma duduk di posisi ketiga setelah kalah dari Carlo Ancelotti dan sang pemenang, Joachim Loew. Meski demikian tak dipungkiri bahwa sukses Atletico jadi salah satu tim top Eropa saat ini adalah berkat jasa besar Simeone.
"(Kunci sukses dalam dunia kepelatihan) adalah sebisa mungkin adil saat memperlakukan pemain. Bagiku, pemain berumur 20 tahun sama saja dengan yang mereka berumur 35 tahun," ujar Simeone ketika ditanya soal resep suksesnya bersama Atletico.
"Kami banyak melakoni pertandingan. Pemain-pemain muda butuh penanganan sangat luar biasa, jadi mereka bisa mempertahankan performa terbaiknya," sambungnya seperti dikutip Football Espana.
"Kami harus menemukan banyak cara baru bagi pemain agar mereka selalu berada dalam bentuk terbaiknya di laga-laga penting. Piala Dunia adalah kompetisi terindah, tapi itu tidak datang di saat tepat."
"Tim yang tidak bisa merekrut banyak pemain bintang, harus bisa menggunakan akademi muda dengan baik dan melihat para pemain muda yang menjanjikan."
"Kami mempromosikan para pemain muda setiap tahunnya saat pramusim, lalu mereka bisa belajar bagaimana cara kerja kami di tim utama."
"Apa yang menyemangatiku sebagai pelatih adalah melihat para pemainku mampu melontarkan ide-ide mereka. Perasaanku kian senang ketika target-target tercapai," demikian dia.
