• Latest News

    Powered by Blogger.
    Monday, June 23, 2014

    Ternyata Tim Benua Asia Belum Bisa Bicara Di PD 2014 Brasil

    Asia Belum Banyak Bicara
    PIALA DUNIA  - Ketika Son Heung-Min mencetak gol pada menit ke-50, untuk sejenak Korea Selatan tampak masih punya harapan. Tapi, ketika Yacine Brahimi mencetak gol untuk Aljazair 12 menit kemudian, kita dibuat tahu Korsel bakal meninggalkan stadion dengan raut getir.

    Gol Brahimi membuat Aljazair unggul 4-1 dengan 28 menit tersisa. Mereka --pendukung Korea Selatan-- boleh saja berharap keajaiban bahwa dalam rentang waktu tersebut, tim mereka bisa membuat tiga gol lagi dan menyamakan kedudukan.

    Faktanya, ketika Son mencetak gol pada menit ke-50 itu, para pemain Korsel merayakannya dengan penuh sukacita. Mereka seperti tidak peduli pada kenyataan bahwa sebelum gol itu tercipta, mereka sudah tertinggal tiga gol. Waktu yang tersisa banyak membuat harapan mereka membumbung.

    Tapi, hanya sekadar harapan tidak akan membuat sebuah tim memenangi pertandingan. Meski Korsel mencetak satu gol lagi lewat Koo Ja-Cheol, dan skor berubah menjadi 4-2 ketika pertandingan masih menyisakan 18 menit, harapan tidak berubah menjadi keajaiban.

    Korsel memanjangkan catatan kurang menyenangkan untuk tim-tim Asia sepanjang Piala Dunia kali ini. Dari empat wakil Asia; Australia, Iran, Jepang, dan Korsel sendiri, belum ada satu pun yang meraih kemenangan.

    Jepang, yang dianggap paling stylish di antara yang lainnya, justru meraih hasil di bawah ekspektasi.

    Para 'Samurai Biru' sempat membuat orang berdecak kagum lewat gol Keisuke Honda ke gawang Pantai Gading. Honda, yang disebut punya kejeniusan di atas pemain-pemain Jepang lainnya itu, melakukan kontrol bola dengan halus sebelum akhirnya menyepak bola kencang-kencang dan menghujamkannya ke arah sudut atas gawang Pantai Gading.

    Tapi, setelahnya Jepang tidak berkutik. Masuknya Didier Drogba membuat perhatian pertahanan mereka teralih. Alhasil, Pantai Gading sukses membalikkan keadaan lewat skema yang sama; umpan silang dari sisi kanan, dan akhirnya menang 2-1.

    Seakan-akan sudah membuat dosa besar, para pemain Jepang menunduk meminta maaf kepada pendukung sendiri setelah laga tersebut.

    Di sisi lain, para pendukungnya berbuat bijak dengan memungut sampah yang berserakan setelah laga selesai. Sayangnya, keramah-tamahan sebagai tamu seperti itu tidak bisa mengubah hasil di lapangan. Sama seperti harapan, sekadar keramah-tamahan tidak akan membuat sebuah tim memenangi pertarungan.

    Jepang memang punya sederet gelandang bagus yang mampu mengalirkan bola. Selain Honda, mereka juga punya Shinji Kagawa. Tapi, sialnya mereka tidak punya striker yang mumpuni juga untuk menyelesaikan peluang. Oper, oper, oper, oper.. Tapi, hey, mana penyelesaian akhirnya?

    Dalam dua pertandingan, menghadapi Pantai Gading dan Yunani, Jepang tercatat melakukan 894 operan sukses. Mereka juga mencatat 19 attempts on target selama dua pertandingan itu. Tidak buruk untuk ukuran sebuah permainan atau gaya main. Tapi, jumlah gol mereka hanya satu.

    Anggaplah Australia memang sial berada di dalam grup berat dan harus berhadapan dengan tim super-agresif bernama Chile di pertandingan pertama, maka kini tinggal Iran untuk dibahas.

    Selama dua laga, menghadapi Nigeria dan Argentina, Iran punya pertahanan yang teramat solid. Nigeria dibuat frustrasi, sementara Argentina dibuat nyaris mengalami hal serupa.

    Pada laga melawan 'Tim Tango', Iran tidak jarang menumpuk sampai delapan pemain di kotak penalti dan area sekitarnya. Ini memaksa Argentina harus bermain melebar dan melepaskan umpan-umpan silang. Sial buat Argentina, barisan pertahanan Iran cukup sigap untuk menghalau atau melakukan blok.

    Kiper Iran, Alireza Haghighi, juga tidak kalah cemerlang. Dia melakukan empat penyelamatan sepanjang laga dan itu cukup untuk membuat timnya tidak kebobolan selama 90 menit. Tapi, hanya 90 menit saja. Begitu laga memasuki injury time, kekokohan tembok Iran diruntuhkan oleh kejeniusan Lionel Messi.

    Bintang Barcelona tersebut dengan cerdik melepaskan sepakan terarah dari luar kotak penalti. Perlawanan Iran terhadap Argentina pun tamat.

    Kendati dicap bermain defensif di dua laga tersebut, Iran sesungguhnya punya serangan balik yang terbilang efisien. Ini terbukti dari catatan penyelamatan yang dilakukan kiper Argentina, Sergio Romero. Penjaga gawang berumur 27 tahun itu setidaknya harus melakukan tiga penyelamatan penting selama 90 menit.

    Iran masih memiliki peluang untuk lolos dari Grup F. Sembari berharap Nigeria takluk dari Argentina di laga terakhir, mereka akan berusaha untuk menundukkan Bosnia Herzegovina.

    Jika pada Piala Dunia 2010 ada dua wakil Asia --Jepang dan Korsel-- lolos ke perdelapanfinal. Menarik untuk dinantikan, apakah akan ada lagi wakil Asia lolos ke 16 besar kali ini.
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments
    Item Reviewed: Ternyata Tim Benua Asia Belum Bisa Bicara Di PD 2014 Brasil Rating: 5 Reviewed By: Awaluddin Ahmad
    Scroll to Top