Maldini Pali, salah satu tulang punggung Timnas U-19 (Foto: SINDO)
Info Timnas U-19 - Salah seorang punggawa timnas U-19 asal Mamuju, Maldini Pali, membawa mukjizat untuk Mamuju dan Indonesia. Pengakuan ini terlontar dari mayoritas warga Mamuju, baik di dalam maupun luar kota Mamuju.
Betapa tidak, putra pasangan pasangan Paulus Pangloli Pali asal Tator Sulsel dan Ester Tambing asal Kecamatan Kalumpang Mamuju ini menjadi salah seorang aktor utama kemenangan Indonesia atas Korea dalam pertarungan dramatis, Sabtu (5/10) di Gelora Senayan Jakarta. Maldini memberikan satu assist yang berbuah gol kapten tim Evan Dimas.
Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh pun mengaku bangga dengan Maldini. Dia bahkan meyakini, sukses Maldini dan Timnas Indonesia U-19 akan memberikan pengaruh besar dalam perkembangan timnas Indonesia secara keseluruhan.
"Maldini membawa mukjizat untuk Mamuju, Sulbar dan Indonesia. Dia mengubah wajah olahraga sepakbola secara heroik. Dan saya yakin, wajah sepakbola di berbagai daerah tanah air pun akan berubah. Termasuk kebijakan pemerintah di bidang olahraga,” tutur Anwar.
“Ya, saya akui. Saya pun kembali empati terhadap sepakbola dan dunia olahraga. Itu karena Maldini," katanya.
Bupati Mamuju, Suhardi Duka, pun mengungkap hal yang sama. Sejak memenangkan piala AFF, dia tidak pernah melewatkan penampilan putra Mamuju di lapangan hijau. Bahkan tidak jarang dia ikut histeris. Menurutnya, Maldini merupakan potret pemuda Mamuju. Meski miskin sarana, namun tetap bisa berprestasi.
Lebih mendalam tentang Maldini diungkapkan mantan pelatihnya saat masih di Mamuju, Muh. Irfan Rahman. Maldini memang dikenal sabar dan ulet. Dia melatihnya sejak di bawah usia 12 tahun.
"Sebenarnya Maldini tidak terlalu menonjol dibandingkan yang lain. Namun dia sabar dan ulet. Satu hal lagi, dia sangat disiplin. Dan memang kunci keberhasilan itu disiplin dan ikuti petunjuk pelatih," katanya yang biasa dipanggil Ipang ini.
Setelah Maldini, lanjutnya, masih ada beberapa orang putra Mamuju yang lolos ke tingkat nasional. Saah satunya adalah Rian Fabregas yang masuk dalam timnas U-12 dan menjadi pencetak gol terbanyak.
Nama Maldini mulai muncul saat lolos seleksi kejuaraan tingkat Asia U-12. Setelah dewasa, dia kembali ke Mamuju dan bergabung dengan klub senior Peluru Sindo FC di bawah asuhan Ipang.
Salah seorang teman dekat Maldini, Alamsyah atau Anca Onyek, mengaku bahwa Maldini mengalami kemajuan pesat. Menurutnya, modal utamanya adalah ulet dan disiplin.
"Saya, Fuad, Anca Tambi dan Maldini lolos ke nasional. Tapi hanya Maldini yang lolos mewakili Indonesia. Dia memang sangat sabar dan disiplin. Hanya kadang dia sering grogi dan tidak fokus saat keadaan tertekan. Syukurlah dia bisa mengatasi," katanya.
Saat pertandingan melawan Korea kemarin, jalanan di pusat kota Mamuju lengang. Semua berada di dalam rumah dan cafe untuk menonton bersama. Pertandingan seru itu tentu mengundang banyak komentar. Yang paling banyak adalah keluhan terhadap wasit. Hingga beberapa warga menilai, wasit sudah dibeli Korea agar Indonesia menjadi runner up grup G.
Sorak sorai warga Mamuju bergemuruh saat jala Korea berhasil dibobol Evan Dimas. Namun sumpah serapah kembali terlontar saat beberapa menit kemudian wasit menunjuk titik putih.
"Saya merasa melihat permainan Barcelona atau Real Madrid. Sangat menarik dan terstruktur. Lapangan kering bagus, lapangan becek pun boleh. Seumur hidup saya, baru sekarang saya sangat bangga dengan Timnas. U-19 jauh lebih potensi dengan lainnya. Saya berharap mereka tidak dikotori dengan niat-niat kotor. Biar mereka tetap bersatu dan kompak. Untuk Maldini, Macangnga ki anak (kamu luar biasa, nak -red), tutur Rusman warga Mamuju yang berprofesi sebagai tukang ojek ini.
Dia dan sejumlah rekannya bergabung menonton di halaman sebuah toko. Sepanjang permainan, lokasi nonton bareng tidak pernah sepi.