Diego Armando Maradona, Legenda Sepakbola Argentina yang lahir diBuenos Aires, pada 30 Oktober 1960. Maradona dikenal sebagai pemain yang kontroversial baik di dalam maupun di luar lapangan, namun itu semua Ia imbangi dengan sederet prestasi yang membanggakan baik di klub maupun bagi timnas Argentina. Puncak dari prestasinya di dunia sepakbola Maradona dianugrahi gelar pemain terbaik FIFA abad ke-20 (FIFA Player of the 20th Century), versi pilihan masyarakat dunia yang memilihnya pada polling di website FIFA. Maradona meraih 53,6% suara, mengguli Pele yang hanya mendapatkan 18,53% suara.
Sepanjang perjalanan karir sebagai pesepakbola profesional Maradonna sempat membela beberapa klub : Argentinos Junior, Boca Junior, Barcelona, Napoli, Sevilla, Newell's Old Boys. Di timnas Argentina, Maradonna tercatat 4 kali mengikuti penyelenggaraan FIFA World Cup, salah satunya pada penyelenggaraan World Cup 1986, dimana Maradonna tampil sebagai kapten tim dan memipin Argentina meraih Piala Dunia yang kedua bagi negara tersebut. Banyak cerita yang di torehkan Maradona pada Piala Dunia 1986, selain menjadi kapten tim dan menjuarai Piala Dunia 1986, Maradonna juga mencetak 5 gol pada ajang tersebut, yang 2 gol diantaranya akan selalu dikenang oleh para pecinta sepakbola. Dua gol tersebut ia cetak saat timnya menghadapi Inggris. Gol pertama Maradonna cetak ke gawang dengan menggunakan tangan yang luput dari penglihatan wasit (Ali Bin Nasser dari Tunisia). Proses terjadinya gol didahului Maradona yang bersolo rundari tengah lapangan, meliuk-liuk melewati 5 pemain Inggris lalu melepaskan umpan pendek ke Valdano, namun penguasaan bola Valdano tidak sempurna sehingga mudah dihalau oleh pemain Inggris. Sayang, bola halauan pemain belakang inggris tersebut, menuju ke arah Maradonna yang telah berada di hadapan kiper Inggris, Peter Shilton. Peter Shilton bereaksi untuk menghalau bola, namun Maradonna bergerek lebih cepat, sambil melompat, mengangkat tangannya, dan menyentuh bola lambung tersebut dengan tangan ke arah gawang. Berikut video Gol yang dijuluki "Goal Hand's of God" tsb :
Gol kedua dicetak Maradonna dengan lebih elegant di banding gol pertamanya yang sangat kontroversial. Gol tercipta dari hasil solo run Maradonna dengan melewati 5 pemain Inggris + kiper Peter Shilton. Gol tersebut pada tahun 2002 terpilih pada voting di website FIFA, sebagai gol terbaik di abad ke 20. Berikut video "The Best Goal of The 20th Century"
Perjalanan Karir
Di usia 10 tahun bakat Maradonna ditemukan oleh pencari bakat, yang akhirnya mengajaknya untuk bergabung di klub junior Argentinos Juniors. Setelah banyak belajar mengenai dasar-dasar sepakbola di tim Junior Argentinos Juniors, menjelang ulang tahunnya ke-16, Maradonna menjalani debutnya di tim senior. Bersama Argentinos Juniors Maradonna bermain selama 5 musim (1976-1981) dengan total 167 penampilan dan mencetak 115 goal. Penampilan apik nya di Argentinos Juniors sempat menarik perhatian klub Inggris, Sheffield United yang menawarnya 180.000 euro namun Maradonna lebih memilih untuk bergabung dengan Boca Juniors yang memberi penawaran yang lebih tinggi, 1 juta euro. bersama Boca, Maradonna langsung meraih gelar Juara liga Argentina pertamanya. 28 gol dari 40 kali penampilannya bersama Boca dalam 1 tahun membuat Barcelona (Spanyol) kepincut untuk menggunakan jasanya. Musim 1982-1983, maradonna resmi berseragam Barcelona dengan rekor trasnsfer 5 juta Euro.
Di musim pertamanya bersama Barcelona, Maradonna menjuarai title Copa Del Rey setelah di final mengalahkan rival utama Barca, Real madrid. Dan menjuarai Super Copa Espana dengan mengalahkan Atheletic Bilbao di final. Pada musim keduanya, keadaan menjadi semakin sulit karna sakit hepatitis yang diidapnya dan serangkaian cidera yang di dapat dari bek-bek lawan yang hampir memutuskan karir sepakbolanya. Setelah mendapatkan pengobatan dan menjalani serangkaian terapi akhirnya Maradonna dapat tampil dengan sempurna kebali, namun Barcelona telah terlambat dalam pengejaran juara liga.
Di akhir musim 1984, Maradonna kembali mendapat tawaran yang menggiurkan. Tawaran tersebut kini datang dari klub Itali, Napoli. Sekali lagi Maradonna membuat rekor transfer, mematahkan rekor atas namanya sendiri yang dihargai Napoli sebesar 6,9 juta euro.
Bersama Napoli Maradonna mencapai puncak karir sepakbolanya, dengan cepat Maradonna menjadi idola para fans Napoli dengan penampilan menawannya bersama klub. MAradonna membawa Napoli menjalani era keemasan klub tersebut dengan meraih 2 kali gelar juara Serie A, Liga Itali (1986-1987, 1989-1990), 2 kali Runner Up Serie-A, Liga Itali (1987-1988, 1988-1989), juara Copa Itali (1987), Juara Piala UEFA (1989), Super Copa Itali (1990).
Sederet Prestasi yang Maradonna dapatkan selama di Itali berbanding terbalik dengan kehidupan pribadinya. Maradonna di ketahui kecanduan menggunakan Cocaine akibatnya maradonna sempat di larang tampil selam 15 bulan, Ia pun pernah menghilang saat timnya harus bertanding dan sering absen pada saat latihan. Akibatnya, klub mendendanya US$ 70.000. Sebab dari perilaku buruknya tersebut, diketahui dikarnakan ia Stress karna skandal pribadinya dengan seorang wanita itali yang menghasilkan seorang anak yang lahir di luar pernikahan.
Pada 1991 Maradonna resmmi meninggalkan Napoli. Setelah selesai dari masa skorsing akibat menggunakan obat-obatan terlarang, Maradona sempat bergabung denga Sevilla, Newell Old Boys, dan Boca Junior dengan meraih gelar juara liga argentinanya yang kedua sebelum menutup karir sebagai pemain.
Internasional Karir
Jauh sebelum Maradonna dikenal karna penampilan memukau nya dan berhasil menjadi juara di Piala Dunia 1986, Ia telah menjalani debutnya dengan seragam Argentina di Timnas Junior ketika berusia 16 tahun melawan Hongaria pada 27 Februari 1977. Tahun 1979 Maradonna membawa Argentina menjuarai Piala Dunia Junior (World Youth Championschip) dengan mengalahkan Uni Soviet 3-1 pada partai final. Hingga kini Maradonna tercatat satu-satu pemain sepakbola yang berhasil menjadi Juara Di Piala Dunia Junior dan Piala Dunia Senior.
Piala Dunia
Maradona mengikuti kejuaraan Piala Dunia pertama kali ketika diselenggarakan di Spanyol, 1982. Sempat dikalahkan oleh Belgia pada pertandingan pertama, Maradonna membawa Argentina untuk bangkit pada pertandingan kedua melawan Hongaria (Maradonna mencetak 2 gol) dan pertandingan ketiga melawan El Savador. Lolos dari babak pertama, Argentina masuk grup berat di babak kedua, ketika berada satu grup bersama Brazil dan Itali. Kalah dari Brazil (1-3) dan Itali (2-1), memaksa Argentina harus angkat koper dari Spanyol.
Di Piala Dunia berikutnya di Mexico, 1986. Maradonna mendominasi turnament tersebut, 1 gol Maradonna cetak ketika ditahan seri Itali di babak penyisihan, di perempat final melawan inggris, Maradonna mencetak 2 gol yang telah disebutkan diatas. Dua gol lagi di cetak di partai semi final melawan Belgia. Di partai final meski tidak mencetak gol. Maradonna tetap tampil memukau menaklukan Jerman Barat 3-2.
Di Piala Dunia 1990, Cidera engkle yang baru saja pulih mempengaruhi penampilan Maradonna dan Argentina. Argentina hampir saja gagal lolos setelah hanya menang dari Uni Soviet (2-0), bermain imbang (1-1) dengan Rumania, dan dikalahkan (1-0) oleh Kamerun. Beruntung Argentina termasuk peringkat 3 terbaik dari setiap grup. Di babak berikutnya Agentina menjalani pertandingan hingga babak pinalty setelah hanya imbang 0-0 dengan Yugoslavia dan 1-1 dengan tuan rumah Italia. Lolos ke babak final Argentina mengahadapi Jerman Barat. Di babak final Argentina dikalahkan oleh sebuah gol tendangan pinalti kontroversial yang dicetak Andreas Brehme.
Diego Maradona menggenggam Piala Dunia |
Pial Dunia 1994 USA, merupakan keiikutsertaan terakhir MAradonna di turnament tersebut. Sempat mencetak gol ketika melawan Yunani, Maradonna hanya diperkenankan mengikuti 2 laga awal, setelah Ia gagal melewati tes doping. Maradona dipulangkan lebih dahulu dan tim Argentina berikutnya setelah gagal pada babak 16 besar dikalahkan Rumania (3-2)
Selepas Pensiun
Selepas pensiun dari sepakbola, Maradonna lebih banyak kegiatan di luar sepakbola, mengikuti acara di Tv, acara amal, dll. Namun kebiasaan buruk mengkonsumsi kokain belum lepas dari hidup nya. Pada tanggal 18 April 2004, Maradonna diberitakan over dosis, bahkan dikabarkan Ia sempat koma. Hingga 2007, Maradonna menjalani terapi dan rehabilitasi untuk kesembuhannya. Pada 29 Maret 2007, Maradonna mengumumkan bahwa dirinya telah terbebas dari obat-obatan terlarang
Melatih Timnas
Pada 29 Oktober 2008, AFA (Persatuan Sepakbola Argentina) secara mengejutkan mengumumkan MAradona menjadi pelatih timnas Argentina mengantikan Alfilo Basille yang mengundurkan diri. Seperti diketahui Maradonna memang sempat melatih di 2 klub, Madinyu of Corrientes (1994) dan Racing Club (1995), namun dengan prestasi yang buruk. Maradonna mengalahkan calon lain seperti : Diego Simeone, Carlos Bianchi, Miguel Angel Russo, dan Sergio Batista yang mempunyai prestasi kepelatihan lebih baik.
Debutnya bersama timnas pada 19 November 2008 berlangsung sukses dengan mengalahkan Skotlandia 1-0. Pada babak kualifikasi Piala Dunia 2010, Maradonna menjalani masa sulit karna hingga pertandingan menyisakan 2 pertandingan, Argentina masih berada di posisi 5. Dimana, bila hingga akhir kualifikasi Argentina berada di posisi tersebut, Argentina harus menjalani satu pertandingan play off melawan wakil oceania. Untuk bisa lolos langsung Argentina harus memenangi 2 pertandingan sisa, melawan Peru dan tuan rumah Uruguay. Ketegangan tersebut behasil dilewat Maradonna dengan gemilang, dengan mengalahkan Peru (2-1) dam Uruguay (1-0) yang membuat Argentina lolos otomatis ke babak final Piala Dunia 2010, di Jerman.
Setelah lolos kualifikasi Maradonna meluapkan emosinya dengan kata-kata yang tidak sopan saat jumpa pers, yang membuatnya di skorsing FIFA tidak boleh mengikuti pertandingan yang dijalani Argentina.
Di Piala Dunia 2010, Maradonna membawa Argentina tampil sempurna di babak pertama dengan mengalahkan Nigeria (1-0), Korea Selatan (4-1), dan Yunani (2-0). Di babak 16 besar Maradonna kembali membawa Argentina tampil gemilang dengan mengalahkan Mexico (3-1). Sayang pada babak berikutnya Argentina harus bertemu musuh bebuyutannya Jerman dan tampil anti klimaks. Argentina dikalahkan Jerman (4-0).
Setelah gagal di Piala Dunia 2010, Maradonna sempat dijanjikan oleh Presiden AFA Julio Grondona untuk kembali melatih Timnas Argentina hingga Piala Dunia berikutnya, 2014 di Brazil. Namun Maradonna mengeluarkan statment kepada pers bahwa : "Grondona telah membohongi publik, ia memintaku kembali melatih timnas namun Grondona memberikan syarat untuk tidak lagi memakai 7 asisten pelatihku". Sambung Maradonna " Itu sama saja Ia mengusirku secara halus ".
Setelah jasanya tidak dipakai lagi oleh timnas Argentina, Maradonna sempat menganggur. Banyak klub menawarkan pekerjaan sebagai pelatih kepadanya. Namun pilihan jatuh pada Al Wash, sebuah klub di liga Qatar. Hingga kini Maradona melatih tim Al Wash di liga Qatar.Diego Maradona |
Data Lengkap 'Maradona' :
- Nama Lengkap : Diego Armando Maradona
- Tempat/ Tgl Lahir : Lanus, Argentina / 30 Oktober 1960
- Posisi : Attacking Midfielder / Second Striker
- Karir Klub : Argentinos Junior (1976-1981, 167 tampil, 115 gol), Boca Junior (1981-1982, 40tampil, 28 gol), Barcelona (1982-1984, 36 tampil, 22 gol), Napoli (1984-1991, 188 tampil, 81 gol), Sevilla (1992-1993, 26 tampil, 5 gol), Newell's Old Boys (1993-1994, 7 tampil, 0 gol), Boca Juniors (1995-1997, 30 tampil, 7 gol)
- Karir Timnas : 1977-1994 (91 tampil, 34 gol)
- Prestasi Tim : Primera Division (1981), Copa Del Rey (1983), Copa De La Liga (1983), Spanish Super Cup (1983), Serie-A (1987-1990), Copa Itali (1987), UEFA Cup (1989), Italian Super Cup (1990), FIFA World Youth Championship (1979), FIFA World Cup (1986), Runner-Up FIFA World Cup (1990)
- Prestasi Pribadi : Golden Ball for Best Player of the FIFA U-20 World Cup (1979), Argentine League Top Scorer (1979, 1980, 1981), Argentine Football Writers' Footballer of the Year (1979, 1980, 1981, 1986), South American Footballer of the Year versi El Mundo, Caracas (1979, 1986, 1989, 1990, 1992), Italian Guerin d'Oro (1985), Argentine Sports Writers' Sportsman of the Year (1986), Golden Ball for Best Player of the FIFA World Cup (1986), Best Footballer in the World Onze d'Or (1986, 1987), World Player of the Year versi World Soccer Magazines (1986), Capocannonieri Serie-A /top scorer (1987-88), Golden Ball for services to football versi France Football (1996), Argentine Sports Writers' Sportsman of the Century (1999), "FIFA Goal Of The Century", 1986 (2–1) vs. England; second goal (2002), Argentine Senate "Domingo Faustino Sarmiento" recognition for lifetime achievement.