Persiba Bantul bakal mundur usai suporter anarkis |
Liga Indonesia ISL - Konflik suporter membuat klub Indonesia Super League (ISL) Persiba Bantul gerah. Mereka mengancam akan mundur dari kompetisi apabila masalah suporter tersebut tidak selesai.
Seperti diketahui, usai pertandingan antara Persiba Bantul melawan Persiram Rajam Ampat di Stadion Sultan Agung, Bantul, Sabtu (8/2) lalu, dua kelompok suporter Persiba yakni Paserbumi dan Curva Nord Famiglia, bertikai. Keduanya terlibat aksi bentrok yang berakibat jatuhnya korban luka-luka, bahkan ada satu korban yang meninggal dunia.
Atas ulah suporter tersebut manajemen Persiba Bantul merasa kecewa. Mereka menilai tindakan yang dilakukan suporter tersebut telah melenceng dari sportivitas dalam sepakbola.
"Yang jelas kami merasa kecewa dan sedih. Kejadian ini sudah melenceng jauh dari tujuan membangun karakter bangsa lewat sepakbola. Karena tidak ada gunanya sepakbola kalau sampai membuat nyawa terancam," ujar Sekretaris Persiba, Wikan Werdo, saat dihubungi, Rabu (12/2/2014).
"Melihat itu kemudian kami dan ketum Persiba Idham Samawi mengambil tiga opsi yaitu (1) Persiba mundur dari kompetisi, (2) pertandingan tanpa penonton dan (3) pindah ke kota lain," sambung dia.
Dijelaskan Wikan, pihak manajemen Persiba sebelumnya telah turun tangan terkait penyelesaian konflik dua kelompok suporter tersebut. Akan tetapi, usaha itu tidak pernah berhasil.
"Dulu awal-awal dua kubu suporter ini sudah didamaikan. Dan setiap akan ada pertandingan home selalu ada koordinasi. Tapi nyatanya terjadi lagi. Kami tegaskan bahwa jika dua suporter ini tidak bisa berdamai, lebih baik Persiba saja yang bubar."
Meski demikian, Wikan menilai opsi mundur dari kompetisi ISL merupakan jalan terakhir jika masalah tersebut tak kunjung selesai. Namun dia berharap rencana tersebut dapat membuat para suporter berpikir agar tidak membuat tindakan anarkis kembali.
"Sampai saat ini kami belum memilih opsi yang mana yang akan kami ambil. Opsi ini dimunculkan untuk memancing agar suporter bias berpikir dan tidak bertindak anarkis lagi. Untuk apa kompetisi jika suporter seperti ini," kata Wikan.
Menanggapai kejadian tersebut, CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono mengaku hingga kini belum mendapatkan surat resmi dari Persiba terkait rencana mundur dari ISL tersebut. Joko berharap Persiba dapat menunjukkan komitmennya sampai kompetisi selesai.
"Belum ada konfirmasi dari Persiba. Pada prinsipnya kompetisi harus berjalan. Saya harap Persiba bisa komitmen sampai akhir. Tetapi jika memang benar Persiba ingin mundur, tentunya ada hukuman yang mereka terima," terang Joko.
"Dari manual liga, Persiba harus mengembalikan semua hak yang sudah mereka terima di musim 2014 ini. Itu dari sisi administratif. Kalau dari ranah Komisi Disiplin, Persiba bisa saja mendapatkan ancaman degradasi serta masih ada kemungkinan lain," jelas Joko.