Arsenal & MU punya pertahanan yang sedikit rapuh |
Liga Inggris - Yang satu kebobolan lima buah gol, sementara yang lainnya kebobolan di menit-menit akhir pertandingan. Ada apa dengan pertahanan dari Arsenal dan Manchester United?
Jelang pertemuan kedua tim di Emirates, Kamis (13/2/2014) dinihari WIB, yang juga akan disaksikan langsung oleh detikSport, mendung menyelimuti benak. Bukan apa-apa, baik Arsenal maupun United mendapatkan kecut dan pahit pada akhir pekan silam.
Buat Arsenal, kebobolan lima gol lebih dulu sampai kemudian membalasnya lewat satu gol dari penalti bukanlah pengalaman menyenangkan. Arsene Wenger sampai-sampai menyebutnya sebagai sebuah kecelakaan.
Sementara itu, cerita United beda lagi. Setelah tertinggal 0-1 lebih dulu, mereka lantas kesulitan untuk membobol gawang lawan. Mereka lalu berbalik unggul 2-1 hanya untuk melihat gawang mereka dibobol di menit-menit akhir.
David Moyes, yang tadinya sudah bersorak gembira lantaran timnya sukses membalikkan keadaan, berubah menjadi bermuka masam setelahnya.
Moyes tidak menyembunyikan kekecewaan. Sementara Juan Mata menulis di blog-nya bahwa hasil itu memang bikin frustrasi dia dan rekan-rekannya. Namun, gelandang asal Spanyol itu berjanji untuk bangkit secepat mungkin.
Taktik Moyes yang banyak mengandalkan umpan silang, kendati sudah terbukti tidak efektif, banyak dikritik. Di sisi lain, lalainya barisan pertahanan juga menjadi sorotan
Pada kedua gol Fulham ke gawang United saat itu, ada beberapa pergerakan pemain dan penempatan posisi yang tidak tepat.
Ambil contoh gol Steve Sidwell di babak pertama. Sidwell, seorang defensive midfielder, bisa dengan mudahnya "jalan kaki" ke dalam kotak penalti sampai kemudian menyambut long-pass Lewis Holtby dan membobol gawang David De Gea.
Wayne Rooney dan Darren Fletcher dinilai lalai memantau pergerakan Sidwell dan tidak melakukan tracking back terhadap kapten Fulham itu. Sementara kedua bek tengah United tertarik ke posisi kanan --tempat bola tengah dimainkan. Sialnya, Patrice Evra --sebagai bek kiri United-- tidak bergerak ke tengah untuk menutup posisi yang ditinggalkan bek tengah United.
Demikian pula di gol kedua, yang diciptakan oleh Darren Bent, di mana Antonio Valencia --yang masuk menggantikan Rafael da Silva sebagai bek kanan-- berada di tengah ketika Fulham melakukan serangan balik. Posisi kanan lowong. Sementara Evra, lagi-lagi, tidak menutup pergerakan Bent yang dengan mudahnya menanduk bola rebound yang ditepis De Gea.
Bagaimana dengan Arsenal? Dalam analisis yang dituliskan Pandit Football, Arsene Wenger melakukan kesalahan ketika memberikan ruang terlalu besar antara barisan pertahanan dan gelandang mereka. Ruang itu dimanfaatkan oleh Liverpool dengan menempatkan Luis Suarez dan Daniel Sturridge untuk menunggu dan melakukan serangan balik.
Bisa dilihat dari gol Sturridge, di mana dengan mudahnya dia berlari dari tengah dan melewati Laurent Koscielny, sebelum menerima operan yang dilepaskan Philippe Coutinho.
Kesalahan-kesalahan taktik yang dilakukan kedua manajer, plus defensive error memang jadi bahan pembahasan sebelum kedua tim bertemu. Baik Arsenal maupun United sama-sama berjanji akan memperbaiki kesalahan itu. Mana yang akhirnya akan menepati ucapannya itu? Nantikan saja.