Draxler tampil cemerlang bersama Schalke musim lalu dan membawa klub itu finis empat besar untuk lolos ke Liga Champions -- setelah melewati play-off akhirnya Royal Blues tampil di fase grup --. Total 13 gol dibuat gelandang 19 tahun itu dari 46 penampilan.
Sejak naik panggung ke tim senior pada 2011, memang Draxler langsung jadi pilihan utama. Terbukti ia sudah mengumpulkan 115 penampilan dan 23 gol di umurnya yang belum berkepala dua.
Wajar jika Draxler jadi incaran klub-klub Liga Inggris dan juga Jerman di musim panas. Arsenal dan Chelsea kabarnya bahkan sudah mengajukan tawaran ke Schalke untuk memboyong Draxler.
Tapi pada akhirnya Draxler tetap bertahan di Veltins Arena meski tawaran menggiurkan datang dari luar Jerman. Alasan utamanya adalah kans tampil di Piala Dunia tahun depan lebih besar didapatkan jika ia bertahan di Schalke.
Berstatus sebagai pemain inti tim asal Lembah Ruhr itu, Draxler boleh jadi lebih bisa unjuk kemampuan di depan Joachim Loew daripada harus berjuang mendapatkan tempat di tim inti ketika pindah ke klub baru.
"Di penghujung musim ada Piala Dunia dan Anda selalu butuh waktu beradaptasi dengan tim baru," ujar Draxler kepada FIFA.com
"Ini bukanlah keputusan yang mudah. Anda tidak akan pernah tahu kapan akan mendapatkan tawaran seperti itu lagi," sambungnya.
"Pada akhirnya saya mengikuti kata hati dan memutuskan bertahan di Schalke. Di atas itu semua, saya yakin bahwa Schalke adalah klub yang tepat untuk saya."
"Kami memang tidak mengawali musim dengan baik dan saya sedikit kecewa usai beberapa laga awal ini, tapi saya pikir kami mengambil sebuah langkah penting usai membeli Kevin-Prince Boateng. Kami punya tim yang kuat," demikian pengoleksi tujuh caps dan satu gol bersama timnas Jerman.
Schalke memang mengawali musim dengan buruk usai hanya menuai satu poin di dua laga awal. Kemenangan pertama didapat saat menaklukkan Bayer Leverkusen 2-0 pekan lalu.
