Poliana yang masih berusia 14 tahun |
Piala Dunia -- Persiapan Brasil dalam menyelenggarakan Piala Dunia 2014 cukup
menimbulkan banyak kontroversial. Setelah banyaknya pekerja yang tewas,
kini kasus perbudakan seks di bawah umur pun mulai terendus.
Di belakang stadion Arena Corinthians, terdapat seorang gadis cilik bernama Poliana yang kedapatan tengah menjajakan diri. Gadis berusia 14 tahun itu baru tiga bulan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK), dan Poliana hanya salah satunya.
Ironisnya, para pelanggannya adalah para pekerja bangunan stadion tersebut. Para buruh bangunan memang berdatangan untuk bekerja dalam pembangunan Stadion pembuka laga perdana Brasil kontra Kroasia pada 12 Juni mendatang.
Geng prostitusi pun melihat kondisi tersebut sebagai ladang emas, di mana makin banyak pekerja stadion maka prostitusi anak pun semakin banyak. Mereka mencari gadis-gadis muda dari desa-desa termiskin di Brasil dan tak segan untuk menculiknya.
Seperti dilaporkan Mirror, Poliana sendiri dibayar sebesar 50ribu rupiah atas kerjaannya tersebut. “Saya sering menjadi yang paling tua di jalan ini,” ujar Poliana yang mengabarkan bahwa akan lebih banyak gadis sebayanya yang menjadi sepertinya.
Poliana yang kini tengah hamil, mengakui bahwa dirinya masih melayani kliennya. Poliana sendiri berasal dari Favela da Paz di pinggiran Itaquera yang miskin, di mana ratusan keluarga tidak punya fasilitas listrik dan air bersih yang memadai
Aktivis anti prostistuasi anak, Matt Roper, adalah orang yang menginvestigasi kejadian yang mengerikan di Sao Paulo ini.Ironisnya, polisi tak berbuat apapun terkait skandal yang jelas-jelas terjadi di daerah kumuh tersebut.
Di belakang stadion Arena Corinthians, terdapat seorang gadis cilik bernama Poliana yang kedapatan tengah menjajakan diri. Gadis berusia 14 tahun itu baru tiga bulan menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK), dan Poliana hanya salah satunya.
Ironisnya, para pelanggannya adalah para pekerja bangunan stadion tersebut. Para buruh bangunan memang berdatangan untuk bekerja dalam pembangunan Stadion pembuka laga perdana Brasil kontra Kroasia pada 12 Juni mendatang.
Geng prostitusi pun melihat kondisi tersebut sebagai ladang emas, di mana makin banyak pekerja stadion maka prostitusi anak pun semakin banyak. Mereka mencari gadis-gadis muda dari desa-desa termiskin di Brasil dan tak segan untuk menculiknya.
Seperti dilaporkan Mirror, Poliana sendiri dibayar sebesar 50ribu rupiah atas kerjaannya tersebut. “Saya sering menjadi yang paling tua di jalan ini,” ujar Poliana yang mengabarkan bahwa akan lebih banyak gadis sebayanya yang menjadi sepertinya.
Poliana yang kini tengah hamil, mengakui bahwa dirinya masih melayani kliennya. Poliana sendiri berasal dari Favela da Paz di pinggiran Itaquera yang miskin, di mana ratusan keluarga tidak punya fasilitas listrik dan air bersih yang memadai
Aktivis anti prostistuasi anak, Matt Roper, adalah orang yang menginvestigasi kejadian yang mengerikan di Sao Paulo ini.Ironisnya, polisi tak berbuat apapun terkait skandal yang jelas-jelas terjadi di daerah kumuh tersebut.