REUTERS/Nacho Doce
Piala Dunia 2014- Persiapan Brasil menuju Piala Dunia 2014 kembali dapat gangguan dengan ambruknya atap salah satu stadion. Diharapkan tak akan ada lagi hal demikian ke depannya yang bisa mengancam perhelatan tersebut.
Hal itu disampaikan oleh kapten Brasil saat menjuarai Piala Dunia 2002, Cafu, pasca insiden jatuhnya crane dan menimpa salah satu sisi Itaquerao Stadium yang terletak di dalam Corinthians Arena, Sao Paulo, tempat yang bakal jadi venue pembukaan pesta sepakbola dunia musim panas mendatang.
Stadion yang belum juga rampung dikerjakan itu memakan korban tiga orang tewas akibat tertimpa atap stadion. Insiden ini pula yang membuat Brasil kembali diragukan bakal bisa menghelat Piala Dunia dengan baik dan nyaman untuk seluruh kontingen maupun suporter.
Sebab ada saja halangan yang terjadi selama persiapan dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum ambruknya stadion, ada aksi mogok dari para pekerja yang merasa tak puas dengan bayaran yang diberikan.
Belum lagi persoalan transportasi dan keamanan yang masih jadi PR besar bagi pemerintah Brasil.
"Saya pikir bahwa kecelakaan seperti itu bisa terjadi di manapun. Jika Anda membangun rumah, maka sesuatu yang tragis bisa saja terjadi," ujar Cafu seperti dikutip Soccerway.
"Apakah Anda bisa bayangkan konstruksi dari bangunan sebesar itu? Arena Corinthians merupakan bangunan konstruksi luar biasa, jadi saya pikir wajar terjadi demikian. Saya pikir ini tidak harus sampai menganggu persiapan kami untuk Piala Dunia," sambungnya,
"Jelas kami berduka mengenai para pekerja dan keluarga yang kehilangan. Orang-orang inilah yang membantu membangun Arena Corinthians agar selesai tepat waktu. Jadi kami turut berduka cita untuk keluarga mereka."
Lain halnya dengan bek senior Brasil, Lucio, yang khawatir bakal ada keraguan dari duniar luar akan kemampuan negaranya menghelat Piala Dunia. Ia pun mencontohkan Jerman yang di 2006 mampu menggelarnya turnamen itu dengan sangat baik, meski diakuinya secara luas negara Jerman lebih kecil dibanding Brasil.
"Jelas bakal ada yang ketakutan dan khawatir soal kemampuan kami menggelar event ini usai apa yang terjadi. Saya pikir kami mampu menggelarnya tapi seberapa bagus nantinya event ini? Itu pertanyaan lain," ungkap Lucio.
"Kami tanyakan apakah suporter akan punya transportasi publik bagus, lingkungan nyaman, dan tidak ada satupun yang bisa menjawabnya."
"Kami harap bisa melakukannya, tapi jelas tak diragukan lagi bahwa di level yang sama seperti sekarang, Jerman selangkah di depan kami," demikian Lucio.