M.Fatchurohman saat menyambangi sekolahnya (Foto: Joko Hariyanto)
TIMNAS U-19 – Usai mengharumkan nama bangsa dengan menjuarai AFF Cup U-19, bek sayap Timnas Indonesia U-19, Muhammad Fatchurohman kembali menjalani aktivitas seperti biasa.
Rabu (249/2013) pagi, Fatchurohman menyambangi sekolahnya SMA Walisongo, Desa Gempol, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Namun, sukses besar yang diraihnya bersama Timnas U-19, membuatnya tak lagi bisa menjalani aktivitas seperti biasa.
Begitu tiba di sekolah, Fatchurohman sudah ditunggu ratusan siswa yang berusaha merangsek untuk minta berjabat tangan dengan wing bek kiri tim Garuda Muda tersebut.
Sebanyak 200 siswa-siswi berusaha masuk ke dalam kantor Yayasan di mana tempat palang pintu pemain timnas beristirahat dengan M. Syaiful (49) ayahnya setelah cuti liburan karena harus bertanding di Piala AFF.
Guru dan satpam tak mampu mengahalau euforia pelajar saat kedatangan pemain asal Dusun Patuk, Desa Gempol, Kecamatan setempat. Namun, setelah diberi penjelasan oleh salah satu guru untuk diberi kesempatan bertatap langsung dengan Fatchurohman, mereka baru mengerti.
Dengan dikawal, Facthurohman di ajak keluar ruangan. Meski begitu, siswi terus mengejar untuk melihat lebih dekat pemain yang mengharumkan sekolah mereka. Setelah kerumunan mereda, Fatchurohman menunjukkan sedikit kemampuan olah bola seperti melakukan atraksi juggling dan dribbling bola di hadapan temannya, di halaman sekolah.
Setelah itu, Fatchurohman melakukan tendangan adu penalti dengan salah seorang guru sebagai kipernya. Adu penalti adalah momen di mana Timnas U-19 berhasil menyabet juara setelah mengakalahkan Vietnam dengan skor 7-6 setelah bermain imbang 0-0 di waktu normal dan perpanjangan waktu.
Fatchurohman yang terkenal supel, sengaja datang ke sekolah untuk balas budi, karena saat sekolah sering digratiskan membayar SPP oleh pihak yayasan karena keterbatasan ekonomi. Kedua orang tua Fatrchurohman hanya bekerja sebagai penjual celana pendek.
“Saya dulu sering dibebaskan membayar SPP,” kata Fatchurohman.
Meski begitu, pihak staf guru merasa belum puas dengan prestasi anak didiknya yang mengantarkan Indonesia menorehkan tinta emas di panggung sepakbola Asia Tenggara, setelah gagal juara selama 22 tahun. Para guru berharap, Fatchurohman bisa lebih baik lagi, menembus timnas senior dan mengharumkan nama bangsa di pentas Internasional, Piala Dunia.
“Ya, belum puas karena belum ke dunia internasional,” ujar Tisno, Wakil Kepala Sekolah SMA Walisongo.
Fatchurohman adalah siswa SMA Walisongo jurusan IPS 1, dan lulus pada Mei kemarin. Sejak Sekolah Dasar (SD), Fatchurohman sekolah di SSB Naga Putra Gempol dan BBC Kejapanan, Kecamatan Gempol, dan dikontrak Persekap Kota Pasuruan yang berlaga di Divisi Utama ISL.
