Pemain timnas Indonesia U-19 Paulo Sitanggang berduel dengan pemain Lebanon U-19 |
PSSI– Pertandingan uji coba Tim Nasional Indonesia U-19 melawan Pra PON Aceh memang sudah berakhir. Tapi, panitia pelaksana kini dihadapkan pada gugatan yang akan diajukan para penonton. Mereka kecewa karena tak bisa menyaksikan langsung laga tersebut.
Pada pertandingan berlangsung di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh, 6 Juni lalu, para penonton yang hadir membludak. Banyak warga yang sudah membeli tiket justru tak bisa masuk ke stadion, sementara yang tak bertiket bisa melenggang ke dalam stadion.
Pada malam pertandingan itu, kondisi di pintu masuk stadion memang sangat amburadul. Penonton saling berdesakan masuk, sementara aparat keamanan tak mampu menertibkan. Aksi saling dorong terjadi, bahkan beberapa wartawan meski sudah mengantongi kartu liputan khusus dari panitia tak diizinkan masuk.
PSSI Aceh atau panitia pelaksana pertandingan dinilai telah merugikan hak-hak konsumen terutama yang sudah membeli tiket, namun tak bisa menyaksikan pertandingan. Bahkan panitia tak menyediakan televisi di luar stadion untuk melayani mereka yang tak bisa masuk meski sudah bertiket.
“Untuk itu kami berencana menggungat PSSI Aceh sebagai badan publik penyelenggara kegiatan,” kata Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Reza Maulana, Rabu (11/6/2014).
Pihaknya membuka posko hingga 12 Juni besok untuk menampung keluhan penonton yang merasa dirugikan di Kawasan Jalan Teungku di Blang, Gampong Mulia, Banda Aceh. Keluhan korban akan dijadikan bahan untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Banda Aceh.
“Gugatan pengadilan merupakan cara untuk memberikan perlindungan hukum bagi konsumen (penonton) untuk mendapat keadilan,” ujarnya.
PSSI Aceh dituding melakukan diskriminasi hak penoton atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan sebagaimana yang diatur Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
Menurutnya, panitia tidak cukup hanya meminta maaf dan tak mengganti rugi tiket yang sudah dibeli penonton yang gagal masuk ke stadion. Ia menilai panitia pertandingan tak professional dan sistem keamanan yang dibangun juga sangat buruk.
Sebelumnya Ketua Panitia Pelaksana, Khaidir TM mengakui banyak penonton yang tak memiliki tiket masuk ke stadion, sehingga sejumlah orang yang sudah mengantongi tiket justru tertahan di luar karena stadion sesak.
“Sebelum pertandingan dimulai stadion sudah penuh padahal tiket belum habis terjual,” katanya.
Menurutnya ,dari kapasitas stadion 45 ribu, pihaknya mencetak 30 ribu tiket. Namun, hingga pertandingan berakhir masih tersisa sekira 3 ribu tiket. “Tiket tersisa tak bisa dijual lagi karena stadion sudah penuh,” ujar Khaidir.