Indra Sjafri. (Foto: Okezone)
TIMNAS U-19 – Juru taktik tim nasional (tinmnas) Indonesia, Indra Sjafri, tidak main-main mempersiapkan anak-anak asuhnya berlaga dibabak Kualifikasi Piala AFC U-19, 8-12 Oktober. Agar persiapan tidak bocor ke tim lawan, Indra memberlakukan peraturan ketat bagi awak media yang ingin melakukan peliputan.
Rabu (2/10), malam, Evan Dimas dkk, menggelar latihan perdana di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Hal itu menjadi latihan perdana timnas U-19 di stadion berkapasitas terbesar yang dimiliki Indonesia saat ini. Setelah sebelumnya, hanya melakukan pelatihan nasional (pelatnas) di Sidoarjo, Jawa Timur.
Adanya perlakukan ketat sistem peliputan timnas U-19 pun sudah mulai tercium saat itu. Dimana media officer tim Garuda Jaya, julukan timnas U-19, hanya menyiapkan pelatih dan dua pemain timnas U-19 untuk dimintai keterangan setelah latihan usai. Sementara pemain-pemain lainnya, langsung dipersilahkan masuk kedalam bus.
Jika di latihan perdana timnas U-19 seluruh media peliput bisa menyaksikan proses latihan secara langsung, tidak begitu dengan proses latihan selanjutnya. Dimana awak media hanya disediakan waktu di 15 menit awal dan di 15 menit akhir sebelum latihan selesai.
“Maaf jika proses peliputan untuk teman-teman media agak ketat. Karena ini permintaan dari Badan Tim Nasional (BTN) juga. Tapi kami tetap siapkan waktu untuk temen-teman wartawan bekerja. Mudahan-mudahan apa yang kami siapkan, bisa membuat teman-teman nyaman,” ungkap media officer timnas U-19, Rendy.
Adanya sistem peliputan yang cukup ketat untuk para wartawan mencari informasi soal persiapan timnas U-19, juga diakui Indra. Pelatih asal Padang, Sumatra Barat, tersebut, berharap proses pencarian informasi untuk timnas U-19, tidak menggangu konsentrasi para pemain.
Hal itu memang menjadi wajar, setelah animo yang begitu besar dari masyarakat untuk menyaksikan timnas U-19 berlatih. Akan tetapi ada yang lebih penting jelas Indra, dari niatan BTN memberlakukan sistem ketat bagi awak media untuk melakukan proses peliputan.
Dimana sistem ketat tersebut, dilakukan agar segala persiapan timnas U-19 tidak bocor ke media luar. Khususnya kepada media-media yang negaranya satu grup dengan Indonesia. Dimana Indonesia tergabung dalam Grup G bersama Korea Selatan (Korsel), Laos, dan juga Filipina.
“Kalau untuk kalian wartawan Indonesia, mungkin bisa. Bukannya berniat untuk membatasi, tapi jangan sampai persiapan yang kami lakukan malah bocor ke tim lawan. Jangan boleh orang Korsel datang ke SUGBK saat timnas berlatih,” tutup Indra
Rabu (2/10), malam, Evan Dimas dkk, menggelar latihan perdana di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta. Hal itu menjadi latihan perdana timnas U-19 di stadion berkapasitas terbesar yang dimiliki Indonesia saat ini. Setelah sebelumnya, hanya melakukan pelatihan nasional (pelatnas) di Sidoarjo, Jawa Timur.
Adanya perlakukan ketat sistem peliputan timnas U-19 pun sudah mulai tercium saat itu. Dimana media officer tim Garuda Jaya, julukan timnas U-19, hanya menyiapkan pelatih dan dua pemain timnas U-19 untuk dimintai keterangan setelah latihan usai. Sementara pemain-pemain lainnya, langsung dipersilahkan masuk kedalam bus.
Jika di latihan perdana timnas U-19 seluruh media peliput bisa menyaksikan proses latihan secara langsung, tidak begitu dengan proses latihan selanjutnya. Dimana awak media hanya disediakan waktu di 15 menit awal dan di 15 menit akhir sebelum latihan selesai.
“Maaf jika proses peliputan untuk teman-teman media agak ketat. Karena ini permintaan dari Badan Tim Nasional (BTN) juga. Tapi kami tetap siapkan waktu untuk temen-teman wartawan bekerja. Mudahan-mudahan apa yang kami siapkan, bisa membuat teman-teman nyaman,” ungkap media officer timnas U-19, Rendy.
Adanya sistem peliputan yang cukup ketat untuk para wartawan mencari informasi soal persiapan timnas U-19, juga diakui Indra. Pelatih asal Padang, Sumatra Barat, tersebut, berharap proses pencarian informasi untuk timnas U-19, tidak menggangu konsentrasi para pemain.
Hal itu memang menjadi wajar, setelah animo yang begitu besar dari masyarakat untuk menyaksikan timnas U-19 berlatih. Akan tetapi ada yang lebih penting jelas Indra, dari niatan BTN memberlakukan sistem ketat bagi awak media untuk melakukan proses peliputan.
Dimana sistem ketat tersebut, dilakukan agar segala persiapan timnas U-19 tidak bocor ke media luar. Khususnya kepada media-media yang negaranya satu grup dengan Indonesia. Dimana Indonesia tergabung dalam Grup G bersama Korea Selatan (Korsel), Laos, dan juga Filipina.
“Kalau untuk kalian wartawan Indonesia, mungkin bisa. Bukannya berniat untuk membatasi, tapi jangan sampai persiapan yang kami lakukan malah bocor ke tim lawan. Jangan boleh orang Korsel datang ke SUGBK saat timnas berlatih,” tutup Indra