Para pemain Timnas U-19 Indonesia pada AFF Cup U-19 2013 lalu. (Foto: SINDO)
TIMNAS U-19 - Siapa yang terkesan dan terpukau dengan prestasi yang ditorehkan tim nasional Indonesia U-19 di pentas Piala AFF lalu? Saking bangga dengan masa depan cerah Evan Dimas Cs, PSSI pun berencana melanjutkan program perkembangan dan proyeksi untuk dibawa ke Sea Games ke-29 2017 mendatang.
Akhir pekan lalu, tim yang ditukangi Indra Sjafri itu membawa harum nama besar Indonesia dengan mengecap gelar tertinggi di Asia Tenggara untuk usia 19 tahun itu dengan mengandaskan Vietnam, via adu penalti.
Selain akan diikutkan di Piala AFC, mereka pun dicanangkan akan tetap mempertahankan “the winning” team itu untuk kemudian mewakili merah-putih di pesta olahraga negara-negara ASEAN, SEA Games empat tahun mendatang yang digelar di negeri jiran Malaysia itu.
“Tidak hanya Piala AFC saja, PSSI akan mempertahankan skuad Timnas U-19 hingga SEA Games 2017. Saya sangat optimistis dengan skuad yang ada sekarang," kata Wakil Ketua Umum PSSI, La Nyalla, Kamis (26/9/2013).
Seperti yang dikatakan sebelumnya, La Nyalla berharap tak ada perombakan besar-besaran oleh Indra Sjafri, kecuali untuk mencari tambahan beberapa talenta-talenta baru dari Indonesia Timur yang dianggap acap luput dari pantauan.
"Masih ada pemain-pemain Papua yang bagus dan itu masih luput dari pantauan kami," tutup pria yang juga menjabat Ketua Badan Tim Nasional (BTN) itu.
Bicara prestasi yang cerah, Timnas U-19 juga ternyata tak hanya memberi prestasi gemilang di atas lapangan hijau, melainkan juga dalam hal meraup keuntungan besar untuk PSSI sendiri sebagai panitia penyelenggara.
Tak disangka, berdasarkan hitung-hitungan pemasukan dan pengeluaran, panitia bisa mendapat keuntungan pemasukan sebesar Rp6,5 miliar! Pemaparan itu disampaikan Sekjen PSSI, Joko Driyono dengan detail penjualan tiket sebesar Rp3,2 miliar serta bantuan dari AFF sebesar USD110 ribu (sekira Rp1,2 miliar).
Belum lagi dari hak siar televisi sebesar Rp7,8 miliar (Rp750 juta per laga di penyisihan, Rp1 miliar per laga di semifinal, penentuan juara tiga dan final). Total, panitia mengecap keuntungan Rp12,2 miliar.
Tapi itu belum termasuk pengeluaran di mana panitia mesti menggelontorkan Rp6,6 miliar untuk biaya 11 kontestan di babak penyisihan (Rp6 miliar) dan pajak (Rp600 juta) total keuntungan pun mencapai Rp5,6 miliar.
“Setiap Timnas main, itu stadion pasti penuh. Jelas itu di luar perkiraan kita. Untuk itu, kami ingin berterimakasih pada seluruh warga Jawa Timur,” timpal Joko.