Taufik Hidayat |
Info PSSI - Taufik Hidayat mempertanyakan pernyataan PSSI yang menilai prestasi bulutangkis sedang down. Juara dunia bulutangkis 2005 itu meminta PSSI berkaca dengan cermin yang besar sebelum menilai cabang olahraga lain.
Wakil Ketua Umum PSSI La Nyalla M. Mattalitti pada Rabu (10/12) lalu menyebut pembentukan Tim Sembilan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi kurang tepat. Dia meminta Menpora mengurusi cabang olahraga lain, bulutangkis dan berkuda, yang sedang down. Sebab, sepakbola sudah bagus.
Pernyataan itu pun membuat kalangan bulutangkis meradang. Mereka tak terima dikatakan punya prestasi yang sedang down. Di situs jejaring sosial telah beredar "kegeraman" dari orang-orang bulutangkis.
Demikian pula dengan legenda pebulutangkis Indonesia, Taufik Hidayat. Menurut peraih medali emas di Olimpiade 2004 itu, prestasi bulutangkis memang sedang tak konsisten tapi bukan berarti down. Apalagi jika dibandingkan dengan sepakbola yang belum juga bisa bersaing di level Asia Tenggara.
"Sikap PSSI itu sangat tidak lucu. Prestasi kami tidak down, hanya naik turun. Apakah imbang membandingkan prestasi tingkat dunia dengan prestasi yang bahkan belum sampai pada tingkat Asia Tenggara?" tutur Taufik dalam perbincangan dengan detiksport, Jumat (19/2/2014).
"Kalau memang PSSI ada urusan dengan Menpora jangan bicara soal bulutangkis. Olahraga prestasi itu, ya, bulutangkis. Sepakbola olahraga masyarakat, kami juga suka. Kalau membandingkan prestasi, nanti (PSSI) malu sendiri. Selama ini prestasi mereka di SEA Games saja tidak jelas, kemarin AFF juga tersingkir. Salah satunya kalah dari Filipina 0-4.
"Kalau di level Asia Tenggara saja tak bisa unjuk gigi, mereka mau main di mana? Sebetulnya masyarakat juga sudah tahu kiprah mereka. Seharusnya mereka bercermin dengan kaca yang besar, sangat besar. Kalau memang tak punya cermin bisa kami kirimkan," tutur peraih medali emas tunggal putra Olimpiade 2004 Athena itu.
Taufik Dukung Pembekuan PSSI, asalkan.......
Taufik juga sepakat dengan usulan bekukan PSSI yang sedang ramai di media sosial. Asalkan, ada solusi terbaik untuk masa depan para pesepakbola tanah air.
"Usulan bekukan PSSI itu kan sudah lama ada, kalau FIFA berkehendak bisa saja langsung ketok palu. Tapi, Indonesia adalah pasar yang besar, masyarakat juga sangat mencintai sepakbola. Saya juga memikirkan nasib para pesepakbola kalau nantinya PSSI benar-benar dibekukan, mereka mau bagaimana. Itu yang harus dicari solusinya," jelas Taufik.
"Kalau toh dibekukan FIFA lah yang berhak. Pemerintah memang tidak boleh ikut campur terlalu jauh, tapi dua-duanya harus mencari solusi seperti apa.
"Tapi, kalau PSSI ribut-ribut terus, bagaimana? Tidak ada prestasi, malah ada sepakbola gajah. Itu kan tercela. Ujung-ujungnya pemain yang jadi korban sikap pengurus. Saya tahu di sana ada uang yang besar sekali, tapi kalau selalu mengorbankan sekian banyak pemain apa itu bagus?
"Sekali lagi sorry, kalau masalah olahraga bolehlah kami diadu sama PSSI. Prestasi yang kami miliki tak bikin kami sombong, PSSI enggak ada prestasi kok malah sombong. Sudah saatnya memang ada yang harus menegur PSSI. Dari semua PB cuma dia yang melawan pemerintah. Bahkan Kemenpora pun dilawan," ucap bapak dua anak itu.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky, juga tidak setuju jika bulutangkis Indonesia saat ini disebut "down".
"(Situasi kami ke arah) perbaikan. Pemain-pemain muda kita ada tiga lapisan. Sekarang menunjukkan prestasi juara, atau bisa melaju ke final, kalau ikut turnamen. Kami juga sedang terus berusaha mengoptimalkan sport science dan menjadikan olahraga sebagai industri," katanya. [Selengkapnya baca di sini]
Sementara itu Sekretaris Jenderal Equestrian Federation of Indonesia (EFI), Prasetyono Sumiskum, juga tidak terima dengan penilaian La Nyalla. Ia meminta PSSI membaca sendiri prestasi-prestasi apa yang telah dicapai cabang berkuda di ajang internasional