Thailand yang unggul agregat skor hanya membutuhkan hasil imbang dalam leg kedua final Piala AFF kontra Malaysia untuk merengkuh trofi keempat mereka. |
Piala AFF - Malaysia dan Thailand akan kembali berhadapan dalam pertandingan leg kedua babak final Piala AFF 2014 yang dihelat di Stadion Nasional Bukit Jalil Kuala Lumpur, Sabtu (20/12) malam WIB.
Kendati tertinggal dua gol secara agregat usai kalah di pertemuan pertama, Rabu (17/12) lalu, pasukan Harimau Malaya masih memendam harapan untuk dapat membalikkan keadaan dan meraih kejayaan di hadapan puluhan ribu suporter Malaysia yang diyakini akan memadati stadion.
Nada optimisme pun diapungkan sang pelatih, meski sadar betul akan kualitas lawan, Dollah Salleh tetap memiliki semangat pantang menyerah dan berusaha untuk menghadirkan yang terbaik demi menggagalkan rencana pesta Thailand.
"Melawan Thailand tidak akan mudah, namun kami akan mengerahkan 200 persen kemampuan untuk mencegah mereka membawa trofi juara keluar dari Malaysia. Kami harus memaksimalkan laga kandang kali ini," seru mantan juru taktik PDRM FA itu dalam konferensi pers.
"Kami membuat kesalahan fatal yang berujung pada penalti untuk mereka di leg pertama. Sejatinya saat itu kami mampu bermain baik selama 70 menit, namun penalti mereka mengubah segalanya. Namun ini sepakbola, segala sesuatu bisa terjadi."
Sementara di kubu lawan, Thailand yang membidik trofi keempat mereka sepanjang sejarah partisipasi di turnamen ini hanya membutuhkan hasil imbang untuk mewujudkan target tersebut, mengingat pasukan Chang Suek memiliki bekal keunggulan agregat skor.
Pasukan Kiatisuk Senamuang memang menjadi unggulan utama sebagai kampiun edisi kali ini, hal ini tak lepas dari performa konsisten mereka sejak awal kejuaraan, di mana dalam perjalanan mencapai partai puncak mereka belum tersentuh kekalahan.
"Laga esok, saya ingin permainan menarik. Malaysia punya skuat yang baik. Kami memang unggul dua gol agregat saat ini namun saya yakin laga nanti tak akan mudah dan kami berusaha keras untuk membawa trofi kembali ke Thailand," tutur pelatih 41 tahun.
"Hasil sebelumnya tak menjadi patokan saya. Kini kami menganggap segalanya mulai dari nol. Kami mencoba bermain aman, tapi itu tidak berarti akan bertahan total dan mempertahankan keunggulan, jika kami lakukan itu maka akan sangat riskan."