Selangkah Lagi Messi Menuju Keabadian |
Timnas Argentina - Mau sesering apapun menjadi pemain terbaik dunia, Lionel Messi takkan menjadi "dewa" buat Argentina selama tidak memberikan Piala Dunia. Kini ia selangkah lagi menjadi "abadi".
Messi mengalami karier sempurna di level klub. Bersama Barcelona ia telah meraih semua gelar bergengsi, seperti juara La Liga, juara Copa del Rey, juara Piala Super Spanyol, juara Liga Champions, juara Piala Super Eropa dan juara Piala Dunia Antarklub. Begitu pula untuk penghargaan individu, tak terhitung pula banyaknya.
Akan tetapi, Messi belum memberi penghargaan tertinggi buat negaranya. Dari dua Piala Dunia yang sudah dia lakoni (2006, 2010), dia tidak memenuhi ekspektasi para pemujanya. Argentina selalu kandas tak lebih dari babak perempatfinal.
Tahun ini Messi menegaskan dirinya lebih berbahaya di turnamen terbesar empat tahunan ini. Selama fase grup, dia menjadi penentu kemenangan. Di babak 16 Besar, superstar kelahiran 24 Juni 1987 itu membantu Di Maria mencetak gol semata wayang Argentina ke Swiss.
Di perempat final, Messi tidak menyumbang gol atau assist, tapi dia menjadi pusat perhatian Belgia. Argentina patut berterima kasih pada gol tendangan voli Gonzalo Higuain yang memastikan lolosnya mereka ke semifinal.
Bertemu tim favorit Belanda di Arena Corinthians (Sao Paulo) dinihari tadi, Messi tidak bermain gemilang. Ukurannya, sepanjang laga ia hanya menciptakan satu peluang lewat tendangan bebas tepat sasaran di menit 16, yang mampu diselamatkan kiper Jasper Cillessen. Tapi, Messi tetaplah Messi. Ia menyita perhatian pemain lawan.
Ketika kedua tim harus menjalani drama adu penalti, Messi berkesempatan menjadi algojo pertama. Sebuah kans yang datang setelah eksekutor penalti pertama Ron Vlaar gagal menceploskan bola berkat kepiawaian penjaga gawang Sergio Romero.
Tembakan penalti Messi pun masuk. Skor 1-0 untuk Argentina. Drama terus berlanjut sampai Romero menepis lagi tembakan eksekutor Belanda, Wesley Sneijder. Hingga akhirnya Maxi Rodriguez mencetak gol penentu adu tos-tosan, skor 4-2 yang tak bisa lagi dikejar kubu lawan.
Sesaat seusai gol Maxi, Messi berlari mengejar Romero dan Maxi. Ia berlari kencang sambil menangis haru karena harapannya untuk merebut trofi Piala Dunia sudah benar-benar di depan mata. Hanya satu pertandingan lagi ia akan menjawab tantangan banyak pecinta sepakbola: bisakah dia jadi juara dunia?
Awal Februari lalu rekan seklubnya Andres Iniesta mengucapkan Messi tak perlu menjuarai Piala Dunia jika ingin dikenal sebagai salah satu pemain terbaik dunia.
"Saya mengatakan hal ini untuk orang-orang yang meminta dia memenangi Piala Dunia agar dianggap sebagai pemain terbaik di sepanjang sejarah sepakbola. Dia sangat menentukan di setiap pertandingan yang dia mainkan dalam enam atau tujuh tahun terakhir," ucap Iniesta.
Tapi Iniesta bukanlah orang Argentina. Sebab, buat masyarakat Argentina, Piala Dunia selalu jadi ukuran. Sekontroversial apapun seorang Diego Maradona, dia adalah "dewa" buat Argentina, karena kontribusi luar biasa dia saat membawa negaranya memenangi Piala Dunia 1986. Hingga kini, kepahlawanan Maradona abadi.
Messi selangkah lagi sampai pada keabadian itu.