Timnas Belanda Manis di Awal, Pahit di Akhir |
Timans Belanda - 'Juara Tanpa Mahkota', sekali lagi julukan tak mengenakkan itu kembali harus dibawa pulang oleh Belanda, pasca kekalahan dari Argentina di semifinal. Bukan akhir menyenangkan bagi Oranje yang mengawali turnamen dengan manis.
Siapa sangka bahwa Belanda, yang bukan unggulan di Piala Dunia, berhasil membungkam juara bertahan Spanyol di laga pembuka Grup B dengan skor telak 5-1!
Sweet revenge, itu kata-kata yang pantas menggambarkan laga di Arena Fonte Nova itu. Kekalahan di final empat tahun sebelumnya tuntas dibayar oleh Belanda sekaligus mempermalukan Spanyol, yang akhirnya tersingkir usai kalah dari Chile di laga kedua.
Kemenangan yang melambungkan mental serta semangat anak-anak asuh Louis van Gaal itu. Mereka percaya bahwa tahun ini adalah saatnya mereka membayar lunas segala kegagalan di final-final Piala Dunia sebelumnya.
Ini saatnya Belanda jadi juara dengan berbekal pasukan muda penuh motivasi yang digawangi tiga pemain senior, Arjen Robben, Robin van Persie, dan Wesley Sneijder serta Van Gaal, si jenius yang punya segudang taktik.
Singkat cerita Belanda lolos ke babak 16 besar dengan sempurna, tiga laga tiga kemenangan, dan mereka jadi tim terproduktif dengan 10 gol. Asa para suporter 'Negeri Kincir Angin' itu kian membumbung tinggi.
Namun boleh dibilang penampilan Belanda sedikit menurun di fase gugur ini, entah karena persoalan apa, tapi nyatanya mereka tak seganas di fase grup.
Robben dan Van Persie yang sama-sama bikin tiga gol di fase grup mendadak "mandul", lalu Belanda terkesan bermain aman dan sesekali melancarkan serangan balik.
Kemenangan 2-1 atas Meksiko yang itu pun golnya lahir di menit-menit akhir, jadi terakhir kali Belanda bikin gol. Setelah itu di laga perempatfinal melawan Kosta Rika, Belanda butuh adu penalti untuk bisa lolos ke semifinal.
Di laga itu dinilai jadi ajang pembuktikan kejeniusan Van Gaal yang menarik keluar Jasper Cillessen semenit sebelum babak kedua extra time tuntas, untuk digantikan Tim Krul yang akhirnya jadi pahlawan di babak tos-tosan.
Namun laga melawan Argentina justru jadi antklimaks untuk Belanda. Di laga yang dibilang membosankan itu, karena peluang begitu mahal sepanjang 90 menit, Belanda bahkan baru bisa bikin shot on goal di menit-menit akhir.
Sampai akhirnya laga harus dituntaskan di babak penalti dan tak ada lagi pergantian kiper seperti sebelumnya. Cillessen, yang tak pernah menepis penalti sepanjang kariernya, harus turun dan seperti diketahui Belanda akhirnya kalah 2-4 di fase ini.
Belanda pun gagal melaju ke final demi membayar kegagalan empat tahun lalu dan awal yang manis dari harus dituntaskan dengan ending yang pahit seperti ini.