BERITA BOLA-Kabar luar biasa keluar dari Inggris setelah bursa transfer musim panas
resmi ditutup kemarin. Kabar tersebut pastinya berkaitan dengan jumlah
belanja yang dilakukan klub Inggris sepanjang tiga bulan terakhir.
Dari catatan Deloitte, badan keuangan yang mengawasi secara khusus alur finansial klub-klub di Eropa, diketahui ada 630 juta poundsterling dana yang dibelanjakan klub-klub Inggris untuk mendatangkan pemain-pemain baru.
Jumlah tersebut jauh melebihi rekor sebelumnya yang mencapai 500 juta euro, yang dicatat pada tahun 2008.
Dari catatan Deloitte, badan keuangan yang mengawasi secara khusus alur finansial klub-klub di Eropa, diketahui ada 630 juta poundsterling dana yang dibelanjakan klub-klub Inggris untuk mendatangkan pemain-pemain baru.
Jumlah tersebut jauh melebihi rekor sebelumnya yang mencapai 500 juta euro, yang dicatat pada tahun 2008.
SEPULUH PEMAIN DENGAN TRANSFER TERMAHAL |
Cristiano Ronaldo - £82.500.000 Gareth Bale - £80.000.000 Zinedine Zidane - £64.5000.000 Zlatan Ibrahimovic - £61.000.000 Kaka - £57.000.000 Edinson Cavani - £57.000.000 Radamel Falcao - £53.000.000 Luis Figo - £53.000.000 Fernando Torres - £51.500.000 Neymar - £50.000.000 |
Besarnya jumlah tersebut dilatarbelakangi dengan bergabungnya pemain dengan nama besar dari sejumlah negara, seperti Mesut Ozil dari Jerman yang pindah ke Arsenal dari Real Madrid, atau Fernandinho yang hijrah ke Manchester City, Willian ke Chelsea atau Roberto Soldado ke Tottenham Hotspur.
Singkatnya, klub-klub Inggris bersedia membayar dengan harga berapa pun untuk pemain-pemain dengan nama besar di luar sana.
Tapi bagaimana klub-klub ini bisa mendapatkan uangnya untuk berbelanja besar-besaran? Deloitte punya jawabannya atas hal ini.
Analis Deloitte Dan Jones mengungkapkan dana yang mereka dapatkan bisa datang dari banyak lubang, mulai dari hadiah uang, hak siar, sponsor bahkan penjualan tiket, dan dia bisa memastikan jumlahnya tidaklah sedikit.
"Karena jumlah hadiah untuk sekadar berpartisipasi dan kesuksesan di Liga Primer terus meningkat, hal itu membuat klub bisa berinvestasi di lapangan untuk memastikan mereka bisa terus membuat keuntungan dari perkembangan yang menjanjikan dari Liga Primer Inggris," demikian penjelasan Dan seperti dikutip Reuters.
Untuk hak siar misalnya, Manchester United dan 19 tim lain diperkirakan mendapat 1,6 miliar pounds musim ini setelah tercapai kesepakatan hak siar dengan BSkyB dan BT di Inggris dan juga penyelenggara hak siar lainnya di seluruh dunia bulan lalu.
Tapi, apakah itu menguntungkan bagi sepakbola Inggris?
Di satu sisi, bagi klub, mungkin saja demikian. Mereka pastinya mendapat kucuran dana yang luar biasa dari penjualan pemain. Tapi bagi sepakbola Inggris itu sendiri, mungkin jawabannya adalah tidak.
Harus diakui bahwa Liga Primer Inggris memiliki status sebagai kompetisi paling kaya dan sukses dalam menarik perhatian khalayak. Buktinya sudah bisa dilihat di atas, dengan nilai hak siar yang terus melonjak tiap tahunnya (konon katanya karena alasan ini juga penyelenggara siaran televisi lokal di Indonesia kesulitan untuk memberikan tayangan gratisan buat pecintanya).
Tapi, hanya sejauh itu saja kontribusinya, menjadikan level kompetisi di Inggris meningkat. Sementara bagi pemain-pemain lokal, hal itu sangatlah tidak menguntungkan.
Meningkatnya citra sepakbola Inggris secara tidak langsung menurunkan level para pemain Inggris itu sendiri.
Indikasinya bisa dilihat pada tingkat ketertarikan klub Inggris atau luar yang memboyong pemain asal negerinya Ratu Elizabeth itu. Bisa juga dilihat pada kesiapan klub melakukan investasi besar-besaran untuk mendatangkan pemain lokal.
SEPULUH TRANSFER TERMAHAL PEMAIN INGGRIS |
Nama | Dari | Ke | Musim | Nilai Transfer |
Rio Ferdinand | Leeds United | Manchester United | 2002/03 | £40.500.000 |
Andy Carroll | West Ham United | Liverpool | 2010/11 | £36.000.000 |
David Beckham | Manchester United | Real Madrid | 2003/04 | £33.000.000 |
Wayne Rooney | Everton | Manchester United | 2004/05 | £32.500.000 |
Shaun Wright-Phillips | Manchester City | Chelsea | 2005/06 | £27.500.000 |
Joleon Lescott | Everton | Manchester City | 2009/10 | £24.000.000 |
Michael Carrick | Tottenham Hotspur | Manchester United | 2006/07 | £24.000.000 |
Rio Ferdinand | West Ham | Leeds United | 2000/01 | £23.000.000 |
Michael Owen | Real Madrid | Newcastle United | 2007/08 | £22.000.000 |
Owen Hargreaves | Bayern Munich | Manchester United | 2005/06 | £22.000.000 |
Mari kita lihat dalam statistik transfer pemain asal Inggris. Tercatat sejauh ini, hanya Manchester United yang bersedia menggelontorkan dana hingga 40.500.000 pounds untuk mendatangkan pemain asal Inggris, dalam hal ini adalah Rio Ferdinand dari Leeds United pada musim 2002/03. Setelahnya, tak ada lagi yang berani demikian.
Liverpool, pada musim 2010/11, nyaris menyamai rekor transfer pemain Inggris itu dengan memboyong Andy Carroll dari Newcastle United. Nilai transfernya 36 juta pounds.
Sementara tim luar yang berani berjudi dengan menggelontorkan dana besar memboyong pemain asal Inggris adalah Real Madrid. Pada usim 2003/04, David Beckham ditarik ke Santiago Bernabeu dengan tebusan 33 juta pounds dari United.
Tapi, apakah nilai tersebut pantas untuk pemain-pemain asal Inggris tersebut? Mungkin hal itu bisa ditanyakan langsung kepada klub-klub yang bersangkutan.
Liverpool misalnya, yang harus mengeluarkan 36 juta pounds untuk Carroll, yang di musim berikutnya sudah dipinjamkan ke klub lain. Kontribusinya bisa dikatakan nol besar. Liverpool merugi.
Manchester United bisa dikatakan lebih baik peruntungannya dalam mendatangkan pemain asal Inggris. Selain Ferdinand, United juga mengeluarkan dana besar buat Wayne Rooney dan Michael Carrick. Harus diakui, investasi jutaan pounds United berujung hasil yang fantastis. Tapi, United juga sempat tidak beruntung ketika harus menarik Owen Hargreaves dari Bayern Munich dengan tebusan 22 juta pounds, karena di musim-musim berikutnya pemain tersebut lebih banyak tiduran atau sekadar duduk di bangku cadangan karena masalah cedera dan kurang fitnya kondisinya.
Nah, dari gambaran kecil itu, bisa dibandingkan dengan gegap gempita transfer pemain dari luar negeri. Pemain dari Spanyol, Jerman, Italia bahkan Turki atau Rusia sekali pun dinilai lebih tak berisiko ketimbang Inggris, meski di skala kualitas bermain levelnya kurang lebih sama.
Saya sempat mengira pemandangan ironis ini akan berakhir di musim ini, saat Rooney dilirik Chelsea. Kabarnya skuat Jose Mourinho siap menebus Rooney dengan nilai transfer besar ke United. Tapi pada akhirnya, mungkin pihak Chelsea menilai Rooney, yang notabene orang Inggris, terlalu berisiko untuk dibeli.
Itulah ironi sepakbola Inggris. Di saat kompetisinya begitu menggelora di seluruh dunia, pemain lokalnya tak memiliki porsi yang cukup untuk ikut menyemarakkan pesta mereka sendiri. Pemain Inggris terusir dari rumah mereka sendiri, dan ironisnya lagi, tak ada kompetisi di negara lain yang mau menampung mereka.
Jadi, jangan terkejut jika dalam satu dekade ke depan, prestasi timnas Inggris hanya begitu-begitu-saja.