Rangkaian aksi demonstrasi tak henti terjadi saat Piala konfederasi digelar di Brasil sepanjang Juni lalu. Ratusan hingga ribuan orang melakukan aksi protes terkait beragam isu sosial di Brasil, plus munculnya kecurigaan penggunaan dana sosial untuk pembangunan stadion.
Seluruh kejadian tersebut membuat FIFA dan beberapa negara kontestan memgaku khawatir. Apalagi Piala Konfederasi sempat diusulkan untuk dihentikan karena situasi yang tidak memungkinkan. Bukan tak mungkin kejadian serupa terulang saat Piala Dunia digelar tahun depan.
"Jika hal ini terjadi lagi, kami harus mempertanyakan apakah kami membuat keputusan yang salah terkait keputusan menentukan tuan rumah Piala Dunia," sahut Blatter dalam sebuah konferensi pers di Jerman.
Untuk mencoba mengatasi hal tersebut, FIFA dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Dilma Roussef pada September mendatang.
"Kami tidak akan melakukan pembicaraan politis, tapi kami butuh untuk menunjukkan fakta soal ketidaktenangan sosial yang ada di sana sepanjang Piala Konfederasi. Pemerintah harusnya sadar kalau Piala Dunia tahun depan tak boleh terganggu lagi."
"Buat saya, protes ini adalah alarm buat pemerintah, senat dan juga parlemen . Mereka harus menuntaskan masalahnya hingga ini tidak terjadi lagi. Meski protes jika dilakukan dengan damai merupakan bagian dari demokrasi dan karenanya harus tetap diterima... Kami yakin pemerintah dan terutama presiden akan bisa menuntaskan masalahnya sehingga tidak terulang lagi. Mereka punya waktu satu tahun," terang Blatter di Reuters.