TIMNAS U-19 - Kesuksesan tim nasional Indonesia
menjuarai gelaran Piala AFF U-19 melahirkan topik bahasan mengenai bonus
untuk pemain. Dengan pemerintah, lewat Kemenpora, sejauh ini belum
mengucurkan bonus, pembahasan pun terus bergulir.
Evan Dimas cs telah menorehkan sejarah dengan menjuarai Piala AFF U-19. Inilah kali pertama timnas Indonesia U-19 berhasil meraih prestasi tertinggi di gelaran itu. Seiring dengan hal tersebut, tersembul pertanyaan mengenai bonus. Kemenpora sebagai wakil pemerintah menjadi salah satu pihak yang menjadi sasaran pertanyaan tersebut.
Menpora Roy Suryo kemudian angkat bicara mengenai wacana pemberian bonus tersebut di kantor Kemenpora, Senin (23/9/2013), kemarin. Menurutnya, selain tidak pernah memberi iming-iming bonus, anggaran kemenpora saat ini justru juga sudah dipangkas dalam APBN perubahan sehingga pihaknya memang tidak menganggarkan pemberian bonus. Namun, Roy Suryo tidak menutup rapat-rapat kemungkinan memberi bonus lewat beasiswa, walaupun harus terlebih dulu mencari sumber dananya.
Roy Suryo kembali menegaskan wacana pemberian bonus dalam bentuk beasiswa dalam perbincangan dengan detikcom pada hari ini, Selasa (24/9). Ia juga menilai bahwa tradisi pemberian bonus dalam bentuk uang kurang tepat.
"Untuk Timnas U-19 penghargaan yang diberikan sebaiknya disampaikan dalam beasiswa pendidikan atau tabungan ke mereka dibandingkan bonus 'fresh-money'," jelas Roy.
"Cenderung mengurangi nasionalisme dan patriostisme dalam bertanding, namun dikhawatirkan hanya mengejar nominalnya saja," lanjutnya, merujuk kepada pemberian bonus dalam bentuk uang.
Ditambahkan Roy, jikapun pada akhirnya ada apresiasi dari pemerintah kepada para atlet berprestasi itu, di mana bentuknya mungkin ada yang dalam bentuk nominal juga, ia berharap publik tak semata-mata menilai dari jumlahnya. "Tetapi 'nilai' immaterial' atau penghargaan dari pemerintahnya," tuturnya
Evan Dimas cs telah menorehkan sejarah dengan menjuarai Piala AFF U-19. Inilah kali pertama timnas Indonesia U-19 berhasil meraih prestasi tertinggi di gelaran itu. Seiring dengan hal tersebut, tersembul pertanyaan mengenai bonus. Kemenpora sebagai wakil pemerintah menjadi salah satu pihak yang menjadi sasaran pertanyaan tersebut.
Menpora Roy Suryo kemudian angkat bicara mengenai wacana pemberian bonus tersebut di kantor Kemenpora, Senin (23/9/2013), kemarin. Menurutnya, selain tidak pernah memberi iming-iming bonus, anggaran kemenpora saat ini justru juga sudah dipangkas dalam APBN perubahan sehingga pihaknya memang tidak menganggarkan pemberian bonus. Namun, Roy Suryo tidak menutup rapat-rapat kemungkinan memberi bonus lewat beasiswa, walaupun harus terlebih dulu mencari sumber dananya.
Roy Suryo kembali menegaskan wacana pemberian bonus dalam bentuk beasiswa dalam perbincangan dengan detikcom pada hari ini, Selasa (24/9). Ia juga menilai bahwa tradisi pemberian bonus dalam bentuk uang kurang tepat.
"Untuk Timnas U-19 penghargaan yang diberikan sebaiknya disampaikan dalam beasiswa pendidikan atau tabungan ke mereka dibandingkan bonus 'fresh-money'," jelas Roy.
"Cenderung mengurangi nasionalisme dan patriostisme dalam bertanding, namun dikhawatirkan hanya mengejar nominalnya saja," lanjutnya, merujuk kepada pemberian bonus dalam bentuk uang.
Ditambahkan Roy, jikapun pada akhirnya ada apresiasi dari pemerintah kepada para atlet berprestasi itu, di mana bentuknya mungkin ada yang dalam bentuk nominal juga, ia berharap publik tak semata-mata menilai dari jumlahnya. "Tetapi 'nilai' immaterial' atau penghargaan dari pemerintahnya," tuturnya
Sehubungan dengan wacana bonus dalam bentuk beasiswa tersebut, pihak
Badan Tim Nasional (BTN) juga telah berencana memberikan apresiasi
berupa biaya pendidikan bagi seluruh skuat timnas U-19, baik yang masih
di jenjang sekolah menengah, maupun yang sedang dan akan menempuh
pendidikan di perguruan tinggi.
"Seluruh biaya pendidikan mereka kita cover. Ini bagian dari program welfare for players yang mulai kita jalankan di BTN. Bonus tidak selalu dalam bentuk uang, tetapi sesuatu yang berarti dan bermanfaat untuk jangka panjang," kata Ketua BTN La Nyalla Mattalitti dalam rilis persnya.
"Untuk pemain usia muda, lebih cocok biaya pendidikan dan kita cover sampai selesai pendidikan mereka. Mungkin untuk atlet senior akan dalam bentuk lain. Nanti akan dipikirkan oleh HPU BTN, yang menangani program welfare for players itu," lanjut pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI itu.
Pokok bahasan mengenai bonus, atau secara spesifik beasiswa, untuk para pemain di skuat timnas U-19 ini sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Sejumlah pengguna twitter mempertanyakan mengapa pemerintah tak mengucurkan uang pada para atlet ini sebagai bonus. Bahkan mulai muncul penggalangan dana untuk para timnas U-19.
"Seluruh biaya pendidikan mereka kita cover. Ini bagian dari program welfare for players yang mulai kita jalankan di BTN. Bonus tidak selalu dalam bentuk uang, tetapi sesuatu yang berarti dan bermanfaat untuk jangka panjang," kata Ketua BTN La Nyalla Mattalitti dalam rilis persnya.
"Untuk pemain usia muda, lebih cocok biaya pendidikan dan kita cover sampai selesai pendidikan mereka. Mungkin untuk atlet senior akan dalam bentuk lain. Nanti akan dipikirkan oleh HPU BTN, yang menangani program welfare for players itu," lanjut pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua umum PSSI itu.
Pokok bahasan mengenai bonus, atau secara spesifik beasiswa, untuk para pemain di skuat timnas U-19 ini sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Sejumlah pengguna twitter mempertanyakan mengapa pemerintah tak mengucurkan uang pada para atlet ini sebagai bonus. Bahkan mulai muncul penggalangan dana untuk para timnas U-19.