Ricardo 'Kaka' Izecson dos Santos Leite (Foto: Reuters)
LIGA ITALIA – Tak semua hal dalam masa kariernya bersama
Real Madrid lalu jadi penyesalan di mata Ricardo Kaká. Sekembalinya ke
AC Milan, Kaká mengaku membawa pelajaran dan pengalaman berharga untuk
membuat mentalnya lebih kuat dari pada sebelumnya.
Masa-masa Kaká bersama Los Blancos memang tak menyenangkan. Selain dihiasi cedera, Kaka pun jengah hingga titik puncaknya ketika acap jadi “pajangan” bench. Ketika dipercaya turun bermain pun, Kaká tak lepas dari hantaman sejumlah kritik.
Tapi tak serta-merta Kaka berdiam. Dalam rasa frustrasinya, Kaká juga belajar bagaimana mengatasi kritik, bagaimana mengubah halangan menjadi tantangan untuk membuat mentalnya lebih tangguh sekaligus menumbuhkan jiwa kepemimpinannya.
“Saya kembali ke Milan sebagai pemain yang lebih tangguh dan berpengalaman setelah empat tahun yang sulit secara pribadi dan professional. Di Madrid, saya belajar menerima kritik, menerima tantangan di bawah tekanan besar. Banyaknya keraguan membuat saya tumbuh,” papar Kaká.
“Atmosfer di Real Madrid seperti banyak klub lainnya. Di Milan, hubungan saya lebih dekat. Saya menghadapi pengalaman baru dengan kesadaran yang berbeda. Sekarang, saya akan terus berusaha meningkatkan peran pemimpin,” lanjutnya, seperti dinukil Football-Italia, Selasa (24/9/2013).
Terlepas dari masa penantian berikutnya lantaran terkendala cedera otot, Kaká ingin membantu skuad muda Milan belajar banyak hal, seraya berharap tetap jadi bagian tim kesayangannya itu dalam waktu yang lama.
“Semoga saya berada di Milan untuk waktu yang lama, membantu para pemain muda untuk belajar dari pengalaman. Milan 10 tahun lalu memang berbeda tapi rasanya tetap sama. Saya bahkan merasa tak seperti pernah pergi,” tandas Kaká.
Masa-masa Kaká bersama Los Blancos memang tak menyenangkan. Selain dihiasi cedera, Kaka pun jengah hingga titik puncaknya ketika acap jadi “pajangan” bench. Ketika dipercaya turun bermain pun, Kaká tak lepas dari hantaman sejumlah kritik.
Tapi tak serta-merta Kaka berdiam. Dalam rasa frustrasinya, Kaká juga belajar bagaimana mengatasi kritik, bagaimana mengubah halangan menjadi tantangan untuk membuat mentalnya lebih tangguh sekaligus menumbuhkan jiwa kepemimpinannya.
“Saya kembali ke Milan sebagai pemain yang lebih tangguh dan berpengalaman setelah empat tahun yang sulit secara pribadi dan professional. Di Madrid, saya belajar menerima kritik, menerima tantangan di bawah tekanan besar. Banyaknya keraguan membuat saya tumbuh,” papar Kaká.
“Atmosfer di Real Madrid seperti banyak klub lainnya. Di Milan, hubungan saya lebih dekat. Saya menghadapi pengalaman baru dengan kesadaran yang berbeda. Sekarang, saya akan terus berusaha meningkatkan peran pemimpin,” lanjutnya, seperti dinukil Football-Italia, Selasa (24/9/2013).
Terlepas dari masa penantian berikutnya lantaran terkendala cedera otot, Kaká ingin membantu skuad muda Milan belajar banyak hal, seraya berharap tetap jadi bagian tim kesayangannya itu dalam waktu yang lama.
“Semoga saya berada di Milan untuk waktu yang lama, membantu para pemain muda untuk belajar dari pengalaman. Milan 10 tahun lalu memang berbeda tapi rasanya tetap sama. Saya bahkan merasa tak seperti pernah pergi,” tandas Kaká.