Komisi X meminta agar Menpora mempelajari statuta dan regulasi FIFA dan PSSI sebelum mengambil sikap |
Info PSSI - Ketua Komisi X DPR-RI Teuku Riefky Harsya meminta agar menteri pemuda dan olahraga (Menpora) Imam Nahrawi tidak terburu-buru memenuhi tuntutan membekukan PSSI pasca hasil buruk di Piala AFF 2014.
Menurut Teuku Riefky, diakui atau tidak, PSSI mempunyai otoritas penuh terhadap sepakbola Indonesia, karena langsung berada di bawah FIFA. Komisi yang menangani kepemudaan, olahraga, pendidikan, dan kebudayaan ini mengkhawatirkan dampak buruk yang diberikan FIFA kepada Indonesia.
“Jadi, tidak bisa begitu saja pemerintah membekukan PSSI. Dalam statuta dan regulasi yang ada, tidak boleh ada intervensi oleh pihak mana pun, termasuk Kemenpora. Hanya anggota sah PSSI dan FIFA yang dapat membekukan PSSI. Jika pemerintah salah mengambil keputusan, bukan tidak mungkin sepakbola Indonesia malah akan langsung dibekukan FIFA,” kata Teuku Riefky.
Ditambahkan, jika FIFA membekukan PSSI akibat campur tangan pemerintah, maka aktivitas sepakbola di tanah air akan terhenti. Yang paling mengkhawatirkan adalah terbengkalainya pembinaan, kompetisi, dan Indonesia akan terisolir dari sepakbola internasional.
“Kami tentu tidak menginginkan hal itu terjadi. Jangan sampai cita-cita para pejuang lapangan hijau ini terhenti, karena arogansi dan intervensi pemerintah dalam kepengurusan PSSI,” ujarnya.
“Fakta hukumnya, sepakbola adalah cabang yang mempunyai otonomi khusus dalam pengelolaannya. Organisasi ini berinduk ke FIFA, bukan ke Menpora, karena hal ini sudah jelas dalam statuta PSSI sejak awal.”
Teuku Riefky pun meminta agar Menpora terlebih dahulu mempelajari statuta dan regulasi FIFA maupun PSSI, sehingga sikap yang diambil nantinya tidak merugikan sepakbola Indonesia.
“Wajarnya Menpora ketemu PSSI, tanyakan kendala dan dukungan yang diperlukan, pelajari aturan, baru kita sikapi,” imbuhnya.