PIALA DUNIA - Tekanan pada Qatar untuk menggeser waktu gelaran Piala Dunia ke musim dingin semakin besar. Mayoritas anggota federasi UEFA menyebut 'nyaris tak mungkin' menggelar Piala Dunia 2022 di musim panas.
Sejak terpilih sebagai tuan rumah untuk Piala Dunia 2022, Qatar langsung menyita kontroversi. Bukan hanya sekadar soal terpilihnya mereka, tapi juga terkait waktu penyelenggaraan event empat tahunan itu.
Piala Dunia selama ini digelar di musim panas, sekitar tengah tahun pada bulan Juni hingga Juli. Namun pada periode tersebut suhu cuaca di Qatar tengah tinggi-tingginya. Meski pihak tuan rumah menjanjikan teknologi pendingin ruangan di dalam stadion namun banyak pihak yang meyakini kalau suhu panas tetap akan banyak berpengaruh pada pemain dan penonton yang datang.
Karena itulah muncul usulan untuk menggeser gelaran Piala Dunia ke akhir tahun, sekitar bulan November-Desember di mana suhu sudah lebih bersahabat. Tekanan tersebut kini juga muncul dari UEFA, yang baru menggelar pertemuan di Kroasia dan berharap usulan untuk menggelar Piala Dunia di musim dingin bisa terealisasi.
"Hasil dari pertemuan ini adalah Piala Dunia tidak bisa digelar di Qatar pada musim panas. Semua orang hampir pasti setuju dengan hal itu," ujar Wakil Presiden FIFA, Jim Boyce, usai bertemu dengan 54 anggota UEFA.
"Penting untuk memahami hal ini. Mereka semua sepakat bermain di Piala Dunia, membawa ribuan fans dari cabang olahraga terbesar ini pada musim panas adalah sesuatu yang tak mungkin," lanjut dia seperti diberitakan Reuters.
Sebelumnya, secara tak langsung Presiden FIFA Sepp Blatter juga mengindikasikan kalau Piala Dunia mungkin saja digelar di musim dingin. Ketika itu dia berucap kalau tidak aturan yang menyebut Piala Dunia harus digelar di musim panas.