Pasang dan Surut Dortmund di Kompetisi Eropa |
Liga Jerman - Perjalanan Borussia Dortmund di kompetisi Eropa dalam lima musim terakhir menunjukkan pasang dan surut. Dari tersendat di Liga Europa hingga melaju sampai final, Dortmund pernah mengalaminya.
Malah, dari perjalanan di kompetisi antarklub Eropa, terlihat seberapa pesat perkembangan Dortmund. Gaya main pressing cepat ketika kehilangan bola serta intensitas serangan tanpa henti adalah gaya main Dortmund di bawah arahan Juergen Klopp. Dortmund-nya Klopp adalah Dortmund yang menghentak-hentak.
Dengan gaya main tersebut, Dortmund merajai Bundesliga untuk dua musim berurutan, pada 2010/2011 dan 2011/2012. Sementara di Bundesliga menjadi raja, pada dua musim yang sama, Dortmund masih berjalan dengan meraba-raba di kompetisi antarklub Eropa.
Pada 2010/2011, Dortmund masih bermain di Liga Europa. Di kompetisi "level kedua" antarklub Eropa tersebut, Dortmund tidak melaju jauh. Mereka sudah tersingkir di fase grup, kalah bersaing dari Paris Saint-Germain dan Sevilla --yang menempati dua posisi teratas grup.
Semusim berikutnya, dengan kapasitas sebagai juara Bundesliga, Dortmund tampil di Liga Champions. Pencapaian mereka ketika itu juga tidak istimewa. Berada satu grup dengan Arsenal, Oympique Marseille, dan Olympiakos, Dortmund tidak sekali pun meraih kemenangan. Imbasnya, mereka gagal lolos lantaran jadi juru kunci grup.
Barulah pada musim berikutnya, pada 2012/2013, Dortmund menjadi bagian dari pada elit. Pencapaian mereka dari musim sebelumnya menanjak pesat: dari yang tidak lolos dari fase grup, kini lolos ke final. Namun, Dortmund gagal mengulangi prestasi mereka pada 1997. Di final, Klopp dan anak-anak buahnya harus menerima kekalahan dari Bayern Munich.
Setelah final itu, Dortmund selalu jadi langganan fase gugur Liga Champions. Musim kemarin, mereka melaju sampai ke semifinal, sebelum akhirnya dibuat angkat koper oleh Real Madrid. Dortmund kalah 0-3 lebih dulu di markas Madrid, namun menang 2-0 di kandang sendiri. Dortmund akhirnya tersingkir lantaran kalah agregat dari raksasa Spanyol tersebut
Berbeda dengan musim lalu, kali ini Dortmund tersingkir tanpa pernah menang sekali pun di fase grup. Menghadapi Juventus di babak perdelapanfinal, Dortmund kalah 1-2 lebih dulu di leg pertama. Melihat adanya satu gol tandang di tangan mereka, seharusnya kans mereka belum tertutup habis.
Namun, Juventus dengan keras memukul habis kans itu. Dortmund mereka buat kalah 0-3 di hadapan pendukung sendiri.
Kekalahan dari Juventus itu membuat perjalanan Dortmund musim ini jadi kian tak cemerlang. Beberapa bulan lalu, mereka sempat terdampar di zona degradasi Bundesliga, sebelum akhirnya bangkit dan kini duduk di posisi ke-10 klasemen.
Selama lima musim terakhir ini, Dortmund sudah melakoni 45 laga, dengan 22 di antaranya berujung jadi kemenangan, sembilan berujung hasil imbang, dan 14 berujung kekalahan. Dalam catatan situs resmi mereka, Die Schwarzgelben sudah mengumpulkan 99.625 poin di rangking UEFA.
"Ini adalah pertandingan yang harus dilupakan. Semuanya berawal dari gol di menit ketiga dan setelahnya tidak ada perbaikan sama sekali dari kami," ujar Klopp setelah timnya ditundukkan Juventus.