Gagal Lolos ke Liga Champions Takkan Jadi Masalah buat Inter |
Liga Champions - Inter Milan tak akan mendapat masalah berarti andai mereka gagal menembus Liga Champions musim depan. Akan tetapi, sebagai salah satu klub terbesar dunia, La Beneamata tak akan membiarkan hal itu terjadi.
Kembalinya Roberto Mancini ke kursi pelatih dan perekrutan Lukas Podolski dan Xherdan Shaqiri tak serta merta mampu membangkitkan Inter. Nerazzurri masih cenderung inkonsisten.
Dalam lima pertandingan yang sudah mereka jalani pada tahun 2015, Inter dua kali menang, dua kali seri, dan sekali kalah. Terakhir, mereka dipecundangi Torino 0-1 di kandang sendiri.
Inter kini duduk di posisi kesembilan klasemen Serie A dengan 26 poin dari 20 laga. Mereka terpaut delapan angka dari Lazio yang menempati posisi ketiga, tempat terakhir untuk lolos ke Liga Champions. Kalau Napoli bisa mengalahkan Genoa, Selasa (27/1/2015) dinihari WIB, Inter akan tertinggal 10 poin dari tim penghuni peringkat ketiga.
Presiden Inter, Erick Thohir, membenarkan bahwa kegagalan lolos ke Liga Champions akan mengurangi pemasukan klubnya. Tapi, itu bukanlah akhir dari segalanya.
"Mari diingat bahwa Inter masih merupakan brand terkuat kesepuluh di dunia," ujar Erick seperti dikutip Football Italia.
"Pendapatan kami masih berada di level yang sama. Kalau tidak berpartisipasi di Liga Champions, pendapatan kami masih akan sekitar 180-200 juta euro. Kalau kami lolos ke Liga Champions, angka itu akan bertambah sekitar 30 juta euro," jelasnya.
"Pada intinya, bagi Inter tidak lolos ke Liga Champions bukan masalah. Bahkan kegagalan lolos ke Liga Europa tidak akan menjadi sebuah masalah," ujar Erick.
"(Tapi) tentu saja karena kami adalah salah satu dari sepuluh brand sepakbola terbesar, dengan basis penggemar yang kuat, kami harus berpikir lebih besar. Finis di posisi kesembilan atau kesepuluh bukanlah Inter. Targetnya adalah lolos ke Liga Champions atau Liga Europa," tegasnya.
"Tidak ada jalan pintas untuk membangun sebuah tim yang tangguh. Anda membutuhkan sebuah proyek jangka panjang. Ketika kami merekrut para pemain, kami pertama-tama bertanya apakah mereka bisa membuat tim jadi lebih baik," kata Erick.