Manajemen Singo Edan mengandalkan piutang PT Liga untuk melunasi tunggakan gaji pemain. |
Liga Indonesia ISL - Kendati mengklaim tidak memiliki utang pada musim 2014, manajemen Arema Cronus menegaskan, pelunasan tunggakan gaji pemain sebesar Rp1,3 miliar akan dilakukan PT Liga Indonesia (LI).
Manajer umum Arema Ruddy Widodo menyatakan, tunggakan gaji yang dibicarakan sejumlah mantan penggawa Arema merupakan utang di kompetisi musim 2011/12. Ruddy berkelit, di musim itu tidak hanya Arema yang memiliki tunggakan gaji, tapi sebagian besar klub.
“Saya jelaskan kepada Pak Tigor [Shalom Boboy, coorporate secretary PT LI] tentang perkara gaji Arema di tahun 2011/2012. Di musim itu memang terjadi dualisme di federasi dan klub, sementara kondisi Arema secara keuangan tidak terlalu bagus,” tutur Ruddy kepada Goal Indonesia.
“Tapi perlahan kami bisa memperbaiki kondisi keuangan kami. Cuma kini tersisa utang kami kepada seluruh pemain sekitar Rp1,3 miliar. Saya serahkan semua utang-utang ini kepada PT Liga Indonesia.”
“Menyerahkan di sini dalam artian Arema masih punya piutang kepada PT Liga Indonesia. Yang pertama piutang berasal dari hak komersial kompetisi yang setiap tahun dibagikan dalam RUPS [Rapat Umum Pemegang Saham] PT Liga. Nah, nilai Arema itu dari seluruh klub berada di nomor dua setelah Persib.”
“Yang kedua, piutang kami juga berasal dari hak siar kompetisi yang sejak tahun 2011 belum terbayarkan. Hal-hal yang belum terbayarkan itulah yang kami rencanakan untuk dibayarkan kepada para pemain.”
Ruddy menegaskan, pada musim 2014 Arema tidak mempunyai utang, sehingga ketika banyak pihak menanyakan utang tahun 2011/12, maka Arema mengandalkan pemasukan di tahun yang sama untuk melunasinya.
“Sebenarnya sih bisa saja menggantinya memakai dana di tahun 2014. Tapi kami khawatir hal itu akan mengganggu cash flow Arema. Padahal di tahun itu kami punya piutang yang ditotal justru sisa, kalau tidak salah sekitar Rp2 miliaran, saya lupa jumlah pastinya,” ucap Ruddy.
“Mekanismenya, kami menyerahkan nama-nama pemain beserta nomor rekeningnya kepada PT Liga, biar mereka membayarnya sendiri. Sebelumnya hal ini sudah dilakukan oleh PT Liga untuk membayar sejumlah pemain yang tertunggak dari anggaran dana itu.”
Terkait proyeksi keuangan, Ruddy menolak sebutan Arema berada di enam klub yang perlu dipelajari. Menurut Ruddy, utang yang dimaksud PT Liga adalah utang klub di tahun 2014. Di tahun itu Arema termasuk lancar dalam membayar gaji pemain.
“Kami memang dinilai layak untuk berkompetisi musim depan bukan karena utang. [Manajemen] Arema ke Jakarta adalah untuk melakukan penyesuaian anggaran,” jelas Ruddy.
“Anggaran Rp66 miliar itu adalah proyeksi dana untuk membiayai pengeluaran dari berbagai jenjang. Ketika penyesuaian, tinggal dipisahkan untuk tim ISL saja. Dari Rp66 miliar, sisa Rp38 miliar berapa gitu, alias sama dengan tim lain.”
“Yang paling serius ditanyakan oleh PT Liga adalah soal pendapatan, karena mereka tentu tidak ingin klub lebih besar pengeluaran daripada pendapatan. Sementara untuk Arema pendapatan yang masuk tidak mengalami masalah, kami ada dari sponsor, tiket dan pemasukan lain.” (gk-48)