Piala AFF – Sebagai peraih gelar runner up terbanyak di AFF Cup, Indonesia dituntut bisa meraih hasil lebih baik saat gelaran tahun ini dihelat di Vietnam dan Singapura. Beban berat pun diemban pelatih Alfred Riedl.
Saatnya Indonesia Akhiri Puasa Gelar |
Setiap gelaran AFF Cup bergulir, Indonesia selalu menjadi calon kuat peraih gelar. Namun, apa daya, yang didapat justru empat kali finis runner up, dan nol sebagai kampuin. Merah Putih hanya bisa gigit jari saat negara-negara serumpun seperti Singapura dan Malaysia yang mengangkat mahkota juara.
“Saya pikir alasan terbesar masa yang lalu adalah kurangnya kedisiplinan. Ketika Anda menyaksikan liga di sini (ISL), sering sangat sengit dan terkadang brutal. Hanya terdapat respek yang kecil untuk kubu lawan atau wasit. Lihat saja final ISL pekan lalu, hanya ada satu kartu merah, seharusnya empat,” ucap Riedl kepada ESPN FC, Kamis (20/11/2014).
“Saat di tim nasional, saya ingin memiliki disiplin dan saya tidak akan memilih pemain yang tidak memiliki kedisiplinan. Saya ingin para pemain dan fans melihat sepakbola yang bersih dan baik,” lanjutnya.
Sebagai pelatih, Riedl sudah lima kali mencapai partai final, dan semuanya berakhir dengan kekalahan. Arsitek berkebangsaan Austria itu sama sekali tak berpengaruh dengan rekor negatif, dan target pertamanya adalah lolos dari fase grup. Untuk diketahui, skuad Garuda berada dalam Grup A dengan Vietnam, Laos, dan Filipina.
“Tidak ada yang namanya grup yang lebih lemah, ini sulit. Filipina sudah berubah sejak 10 tahun lalu. Mereka melakukan naturalisasi pemain. Kami tidak boleh menganggap remeh Laos, David Booth (pelatih Laos) adalah juru taktik yang hebat dan jaraknya semakin pendek. Saya pikir Vietnam adalah yang paling favorit karena bertindak sebagai tuan rumah,” lanjutnya.