MARSEILLE - Sebuah proses transfer yang melibatkan Didier Drogba dan Samir Nasri dari Olimpique Marseille menuju Chelsea dan Arsenal, saat ini tengah dilakukan penyelidikan terkait dugaan adanya praktik suap. Hal tersebut langsung dilaporkan oleh media lokal Perancis.
Praktik Suap di Balik Tranfer Drogba & Nasri |
Kasus yang menyeret nama presiden klub Marseille, Vincent Labrune, Direktur Umum Philippe Sarez, dan dua mantan presiden klub Jean-Claude Dassier dan Papa Diouf ini berawal dari investigasi pembelian Andre-Pierre Gignac dari Toulouse pada 2010 silam.
Dibeli dengan nilai transfer sebesar 16 juta euro, keempat pejabat tersebut dikabarkan menerima uang guna melancarkan transfer penyerang berusia 28 tahun itu.
Sementara itu, Diouf terlibat dalam proses transfer Drogba saat sang pemain datang pertama kali di Marseille, dari Guingamp pada tahun 2003 silam. Lalu setahun kemudian, bomber haus gol itu menuju Stamford Bridge dengan besaran transfer mencapai 24 juta Euro.
Kemudian dilanjutkan dengan Nasri yang dilego kepada Arsenal, dengan nilai transfer mencapai 15 juta Euro pada 2008 lalu.
Catatan keuangan klub menunjukkan, Marseille hanya mendapat 33 juta Euro, dari total 39 juta euro yang seharusnya didapat klub saat menjual kedua pemainnya itu. Hal ini pun sontak mengejutkan mantan presiden Marseille periode 2002-2004, Christophe Bouchet.
“Ketika saya melihat komentar terkait transfer Drogba itu sedikit mengkhawatirkan, karena saya tidak benar-benar melihat apa yang mereka cari,” kata Bouchet, seperti diberitakan Eurosport, Kamis (20/11/2014).
“Saya menemukan itu, sama seperti Anda. Saya hanya bekerja dengan salah satu dari mereka, Pape Diouf. Dan dalam banyak transaksi yang berbeda, di mana kami tidak terlibat bersama-sama. Saya menganggap dia untuk bersikap adil, jelas dan tepat,” tambahnya.