KEDIRI – Persik Kediri akhirnya menutup fase grup Divisi Utama dengan rekor sempurna alias tidak terkalahkan. Pada pertandingan terakhir di Stadion Brawijaya menjami PSIM Yogyakarta, Minggu (9/6/2013) malam, Persik menggilas lawannya dengan skor telak 4-0.
Persik yang kokoh di puncak klasemen Grup 5 dengan 26 angka, melenggang mulus ke babak 12 besar yang mempertemukan klub-klub terbaik dari masing-masing grup. Rekor yang dimiliki Persik menjadi catatan terbaik di antara klub-klub kontestan babak 12 besar.
Kendati demikian, Macan Putih masih harus menguji kekuatan mental mereka yang tak tergoyahkan di fase grup. Bertemu klub-klub terbaik di 12 besar maupun babak semifinal, Persik bakal menghadapi lawan dengan kekuatan setara. Peta kekuatan juga jauh lebih berat ketimbang fase grup.
Merajai Grup 5 sebenarnya masih bisa dimaklumi mengingat Persik menjadi satu-satunya tim paling berpengalaman di level atas. Dibanding Persewangi Banyuwangi, Rezha Mojokerto Putra, Persis Solo, PSIM Yogyakarta, atau PPSM Magelang, Persik yang pernah menyabet dua gelar Divisi Utama jelas lebih dominan.
Pelatih Persik Kediri Aris Budi Sulistyo sepakat jika dikatakan babak 12 besar menjadi pembuktian mental tim yang sebenarnya. Kendati memberikan pujian kepada pemainnya dengan hasil di fase grup, dia menantang Oliver Makor dkk meneruskan rekor di babak 12 besar nanti.
“Kombinasi pemain senior dan pemain muda cukup berjalan dengan baik. Kami bisa menyeimbangkan mental di fase grup dan pemain menunjukkan keinginan besar untuk terus mendapat hasil bagus. Bahkan di pertandingan yang tak menentukan mereka tetap bekerja keras,” salut Aris Budi dengan kiprah skuadnya.
Perpaduan pemain senior seperti Harianto, Khusnul Yuli maupun Wahyudi, dengan pemain minim pengalaman level atas macam Fatchul Ihya, Tamsil Sijaya, atau Rendy Syahputra, menyatu dengan sangat apik. Nyaris tak terlihat ketimpangan pengalaman maupun teknis di tim ungu.
Mental yang terbangun sepanjang fase grup menurutnya menjadi modal bagus untuk bertarung di babak 12 besar. Setelah menuntaskan fase grup, konsentrasi Aris saat ini adalah memelototi sekaligus mempelajari kekuatan kontestan lain yang kemungkinan bakal berhadapan dengan Macan Putih.
“Jika bisa mempertahankan hasil ini di babak 12 besar, saya rasa kami bisa bicara promosi. Tapi untuk sekarang kami belum berpikir itu dan masih memantau peta kekuatan lawan dulu,” tandas Aris.
Sayang pertandingan lawan PSIM diwarnai polemik kurang sedap terkait tiket. Pada cetakan tiket yang dijual malam itu, terpampang foto CEO Persik Kediri Sunardi dan Ketua Umum Samsul Ashar. Isu politis pun berembus kencang karena kedua sosok itu bakal mengikuti gelaran Pilkada Kota Kediri. Namun Panitia Pelaksa (Panpel) pertandingan menampik saat dikatakan tiket bertujuan politis.
Persik yang kokoh di puncak klasemen Grup 5 dengan 26 angka, melenggang mulus ke babak 12 besar yang mempertemukan klub-klub terbaik dari masing-masing grup. Rekor yang dimiliki Persik menjadi catatan terbaik di antara klub-klub kontestan babak 12 besar.
Kendati demikian, Macan Putih masih harus menguji kekuatan mental mereka yang tak tergoyahkan di fase grup. Bertemu klub-klub terbaik di 12 besar maupun babak semifinal, Persik bakal menghadapi lawan dengan kekuatan setara. Peta kekuatan juga jauh lebih berat ketimbang fase grup.
Merajai Grup 5 sebenarnya masih bisa dimaklumi mengingat Persik menjadi satu-satunya tim paling berpengalaman di level atas. Dibanding Persewangi Banyuwangi, Rezha Mojokerto Putra, Persis Solo, PSIM Yogyakarta, atau PPSM Magelang, Persik yang pernah menyabet dua gelar Divisi Utama jelas lebih dominan.
Pelatih Persik Kediri Aris Budi Sulistyo sepakat jika dikatakan babak 12 besar menjadi pembuktian mental tim yang sebenarnya. Kendati memberikan pujian kepada pemainnya dengan hasil di fase grup, dia menantang Oliver Makor dkk meneruskan rekor di babak 12 besar nanti.
“Kombinasi pemain senior dan pemain muda cukup berjalan dengan baik. Kami bisa menyeimbangkan mental di fase grup dan pemain menunjukkan keinginan besar untuk terus mendapat hasil bagus. Bahkan di pertandingan yang tak menentukan mereka tetap bekerja keras,” salut Aris Budi dengan kiprah skuadnya.
Perpaduan pemain senior seperti Harianto, Khusnul Yuli maupun Wahyudi, dengan pemain minim pengalaman level atas macam Fatchul Ihya, Tamsil Sijaya, atau Rendy Syahputra, menyatu dengan sangat apik. Nyaris tak terlihat ketimpangan pengalaman maupun teknis di tim ungu.
Mental yang terbangun sepanjang fase grup menurutnya menjadi modal bagus untuk bertarung di babak 12 besar. Setelah menuntaskan fase grup, konsentrasi Aris saat ini adalah memelototi sekaligus mempelajari kekuatan kontestan lain yang kemungkinan bakal berhadapan dengan Macan Putih.
“Jika bisa mempertahankan hasil ini di babak 12 besar, saya rasa kami bisa bicara promosi. Tapi untuk sekarang kami belum berpikir itu dan masih memantau peta kekuatan lawan dulu,” tandas Aris.
Sayang pertandingan lawan PSIM diwarnai polemik kurang sedap terkait tiket. Pada cetakan tiket yang dijual malam itu, terpampang foto CEO Persik Kediri Sunardi dan Ketua Umum Samsul Ashar. Isu politis pun berembus kencang karena kedua sosok itu bakal mengikuti gelaran Pilkada Kota Kediri. Namun Panitia Pelaksa (Panpel) pertandingan menampik saat dikatakan tiket bertujuan politis.