BARCELONA – Presiden Barcelona periode 2003-2010, Joan Laporta mengumumkan bahwa dirinya akan maju mencalonkan diri untuk menjadi presiden Barcelona lagi pada 2016. Mantan presiden El Barca ini juga mengkritik kepemimpinan presiden saat ini, Sandro Rosell. Ia menilai bahwa Rosell dan berusaha menghancurkan apa yang telah ia bangun di Camp Nou.
Hal itu dapat terlihat dari kurang berkembangnya pemain-pemain akademi La Masia yang sudah menghasilkan nama-nama besar seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez dan Iniesta. Dari sisi sponsor, kebijakan Barca juga telah berubah di mana saat era Laporta, Blaugrana menggunakan sponsor non-profit, Unicef, berbeda dengan sekarang yang memakai sponsor dari Qatar Foundation yang bersifat profit.
Di luar itu, rezim Rosell juga telah mengesampingkan legenda El Barca,Johan Cruyff sehingga seringkali muncul perdebatan antara Cruyff dan pihak klub. Upaya Rosell untuk memberantas hooligan juga dinilainya tidak maksimal seperti pada eranya dahulu.
“Mereka terobsesi untuk menghancurkan apa yang telah kami buat,tidak mempertahankan Guardiola,menuntut orang, Cruyff, La Masia, Catalunya, Unicef, memberantas hooligan,” ujar pria berusia 50 tahun itu.
Laporta juga merasa empati terhadap keluarnya Guardiola dan mengkritik penunjukan Tito Vilanova sebagai pengganti Pep.
“(Usaha mereka) Tidaklah cukup untuk mempertahankan Guardiola. Yang mereka inginkan adalah tidak mempertahankan Guardiola. Seorang pelatih Barcelona harus selalu memiliki keputusan yang baik. Dia tidak boleh hanya menjadi penonton. Tito tak seharusnya membiarkan media menekannya atau membandingkan dirinya dengan Guardiola,” tandas pria kelahiran Catalan itu.
Hal itu dapat terlihat dari kurang berkembangnya pemain-pemain akademi La Masia yang sudah menghasilkan nama-nama besar seperti Lionel Messi, Xavi Hernandez dan Iniesta. Dari sisi sponsor, kebijakan Barca juga telah berubah di mana saat era Laporta, Blaugrana menggunakan sponsor non-profit, Unicef, berbeda dengan sekarang yang memakai sponsor dari Qatar Foundation yang bersifat profit.
Di luar itu, rezim Rosell juga telah mengesampingkan legenda El Barca,Johan Cruyff sehingga seringkali muncul perdebatan antara Cruyff dan pihak klub. Upaya Rosell untuk memberantas hooligan juga dinilainya tidak maksimal seperti pada eranya dahulu.
“Mereka terobsesi untuk menghancurkan apa yang telah kami buat,tidak mempertahankan Guardiola,menuntut orang, Cruyff, La Masia, Catalunya, Unicef, memberantas hooligan,” ujar pria berusia 50 tahun itu.
Laporta juga merasa empati terhadap keluarnya Guardiola dan mengkritik penunjukan Tito Vilanova sebagai pengganti Pep.
“(Usaha mereka) Tidaklah cukup untuk mempertahankan Guardiola. Yang mereka inginkan adalah tidak mempertahankan Guardiola. Seorang pelatih Barcelona harus selalu memiliki keputusan yang baik. Dia tidak boleh hanya menjadi penonton. Tito tak seharusnya membiarkan media menekannya atau membandingkan dirinya dengan Guardiola,” tandas pria kelahiran Catalan itu.