Monday, June 30, 2014

Boateng Kecam Federasi Sepakbola Ghana

Boateng Kecam Federasi Sepakbola Ghana
TIMNAS GHANA - Setelah dipulangkan oleh Federasi Sepakbola Ghana (GFA), Kevin-Prince Boateng mengungkapkan unek-uneknya. Boateng meilai bahwa organisasai Ghana selama bermain di Piala Dunia sangat buruk.

Bersama Sulley Muntari, Boateng dipulangkan lebih awal karena dituduh telah menghina pelatih Ghana James Appiah. Sedangkan Muntari dituding menyerang salah seorang staf GFA. 

Insiden itu terjadi sebelum laga grup terakhir Grup G melawan Portugal di mana Ghana takluk 1-2 untuk memastikan mereka tersingkir dari turnamen dengan menduduki posisi juru kunci.

Boateng baru setahun lalu comeback sejak mengumumkan pensiun dari timnas Ghana pada 2011. Namun, GFA dinilai Boateng tidak memenuhi janji yang dibuat kepadanya.

"Segalanya -- hotel, penerbangan -- semuanya tidak ditangani dengan baik," ucap pemain andalan Schalke itu kepada Bild sebagaimana dilansir The Guardian. "Presiden GFA sempat menemuiku di Milan dan memohon supaya aku mau bermain lagi untuk Ghana. Dia berjanji akan ada banyak perbaikan dalam aspek penerbangan, organisasi, dan persiapan. Dia ingkar janji. Pada akhirnya aku tetap tidak puas."

"Sejak hari pertama persiapan hingga akhir merupakan sebuah mimpi buruk. Kami terbang ke pusat pelatihan pertama dari Amsterdam ke Miami. Kami terbagi atas dua kelompok, sejak saat itu tidak ada waktu luang. Grup pertama terbang lewat Atlanta, yang lain lewat New York. Kami duduk sembilan jam di bandara dari total 19 jam di jalan," tambah Boateng.

"Pernerbangan dari Miami ke Brasil sepekan kemudian menghabiskan 12 jam dan kami duduk dan konsentrasi di kelas ekonomi. Kakiku sakit sekali. Mungkin terdengar aneh buat orang biasa, tapi bagi seorang atlet kompetitif itu adalah hal yang memalukan. Sedangkan presiden GFA duduk di kelas bisnis dengan istri dan kedua anaknya. Kemudian di Brasil, kami akhirnya mencarter sebuah pesawat tapi barang-barangku hilang. Dua hari tanpa memakai sepatu sepakbola -- sungguh bencana."

Sebanyak tiga juta dolar AS tunai diterbangkan ke Brasil sebagai bonus untuk para pemain Ghana. Boateng heran bagaimana bisa GFA tidak memiliki dana untuk memperbaiki fasilitas untuk para pemainnya.

"Itu adalah persoalan terkecil. Segalanya terakumulasi selama sebulan. Murni bencana. Kondisi latihan dan opsi tidur yang buru, aku heran di mana aliran uang lainnya," kata eks pemain AC Milan itu.

"Asosiasi mendapatkan banyak yang dari banyak sponsor dan FIFA -- jelas itu tidak digunakan untuk hotel, penerbangan, tim dan semua persiapannya," sembur dia.

Menanti Laga : Jerman VS Aljazair

Jerman Berhasrat Habisi Aljazair dalam 90 Menit
PIALA DUNIA - Kapten Jerman Philipp Lahm yakin betul Aljazair akan memperlihatkan perlawanan sengit. Tapi Jerman berhasrat untuk menghabisi lawannya itu dalam 90 menit.

Jerman akan bertarung memperebutkan satu tiket perempatfinal kontra Aljazair di Estdio Beira-Rio pada Selasa (1/7/2014) dinihari WIB. Secara teori, Die Mannschaft tidak akan kesulitan untuk menyisihkan wakil Afrika itu.

Akan tetapi, Aljazair bukan tim yang bisa diremehkan. The African Warriors tampil mengejutkan dengan menjadi runner-up Grup H dengan hanya sekali kalah dari tiga laganya sekaligus menyisihkan Rusia dan Korea Selatan.

Jerman, juara dunia tiga kali, ingin membuktikan diri sebagai salah satu tim favorit juara di turnamen ini. Melawan Aljazair, Lahm cs mengingatkan timnya supaya terhindar dari kejutan yang tidak menyenangkan.

"Aljazair akan menyulitkan kami, mereka tidak membiarkan kami mencetak gol, tidak ingin gagal menekel, yang akan melakukan foul atau mengambil risiko atas segalanya," nilai Lahm yang dilansir Soccer Way. "Lawan yang tak menyenangkan."

"Tapi kami harus fokus pada diri sendiri. Kami harus tampil bagus, memainkan permainan kami sendiri yang artinya harus agresif dan menunjukkan permainan kami."

"Kami sudah berada di babak 16 Besar, ini artinya lolos atau pulang. Jelas kami tidak ingin mendapatkan banyak masalah, kami tidak ingin bermain sampai babak tambahan atau adu penalti," sambung kapten Bayern Munich itu.

"Kami ingin menang dalam 90 menit. Tapi itu memang bukan perkara yang mudah. Mungkin, kami bermain melawan sebuah negara sepakbola yang lebih kecil tapi kami tahu apa yang mereka bisa lakukan, kami sudah melihatnya di tiga pertandingan grup," kata 'The Magic Dwarf'.

Menanti Laga : Argentina VS Swiss Di 16 Besar PD 2014

Swiss Waspadai Messi yang Bisa Bikin Kejutan Tiap Saat
PIALA DUNIA - Nama striker Argentina Lionel Messi menjadi fokus perhatian kubu Swiss menjalang laga 16 besar Piala Dunia. La Pulga diwaspadai karena bisa bikin kejutan kapan saja.

Di Piala Dunia 2014, Messi mampu menunjukkan diri tampil sangat bagus. Sejauh ini dia mampu menjadi sumber gol utama Argentina, dengan catatan empat kali membobol gawang lawan.

Saat melawan Bosnia dan Herzegovina di pertandingan pertama Grup F di pertengahan bulan ini, Messi mencetak gol kemenangan.

Messi kembali menunjukkan sinarnya saat mencetak gol tunggal kemenangan tim Tango atas Iran dalam pertandingan yang berlangsung pada 21 Juni lalu.

Sementara itu, pertandingan melawan Nigeria empat hari sesudahnya kembali menjadi panggung Messi untuk unjuk gigi. Dia mencetak dua gol, untuk membantu Argentina memetik kemenangan 3-2 atas Super Eagels.

Dengan rentetan penampilan apik Messi di fase grup itu, wajar kalau Rossocrociati waspada pada potensi ancamannya. Meski demikian, kiper Swiss, Diego Benaglio, menerangkan bahwa timnya cuma melakukan persiapan biasa saat untuk melakoni pertandingan yang akan berlangsung di Arena de Sao Paulo, Sao Paulo, Selasa (1/7/2014) malam WIB.

"Kami bersiap seperti melakoni pertandingan lainnya. Bagaimanapun juga, jelas bahwa akan sulit di pertandingan itu untuk terus menjaga Messi sepanjang laga," kata Benaglio di Guardian.

"Anda bisa melihat banyak video permainan Messi di mana dia bisa melakukan suatu hal yang mengejutkan di momen-momen yang menentukan," imbuhnya.

Ricardo Kaka Resmi Ke MLS

Resmi ke MLS, Kaka Mampir Dulu ke Sao Paulo
LIGA ITALIA – Ricardo Kaká akhirnya membulatkan keputusannya untuk hengkang (lagi) dari AC Milan. Adalah klub franchise anyar MLS (liga Amerika Serikat) Orlando City yang akan jadi pelabuhan baru buat playmaker gaek berpaspor Brasil itu.

Kaká memang punya kontrak yang tersisip klausul di mana si pemain, diperbolehkan memutus kontrak dua tahun yang mengikatnya dengan Milan apabila klub asal kota mode Italia itu gagal lolos ke Liga Champions.

Dua bulan terakhir, pembicaraan dan negosiasi sudah dihampar empat pihak sekaligus. Selain perwakilan Kaká, manajemen Milan, Orlando dan São Paulo – klub lamanya di Brasil, turut ‘nimbrung’ untuk membahas masa depan Kaká.

“Setelah 60 hari negosiasi, kami semua sepakat, tapi masih butuh tanda tangan pada kontrak. Dalam kasus ini, kami sudah menyelesaikan semua masalah yang melibatkan semua pihak antara Milan, Orlando City, Kaká dan São Paulo,” beber Wakil Presiden São Paulo, Ataíde Gil Guerreiro.

Dalam waktu dekat, Kaká pun dijadwalkan untuk segera melakukan tes medis. Pun begitu, Orlando sendiri baru akan mentas ketika MLS dibuka pada Maret 2015 mendatang. Oleh karenanya, Kaká bakal lebih dulu mampir ke São Paulo dalam masa pinjaman selama enam bulan.

“Dia akan bergabung ke klub MLS, karena liga mereka tengah berburu banyak pemain dan klub-klub bisa mendatangkan tiga pemain (asing) dan Orlando memilih Kaká,” lanjutnya kepada Redação SporTV, Senin (30/6/2014).

“Kaká akan menjalani tes medis sebelum pindah ke Orlando City, yang akan meminjamkannya ke São Paulo selama enam bulan. Kaká sangat emosional kembali pulang dan dia dalam keadaan bugar. Dia datang ke São Paulo dengan motivasi yang luar biasa,” tutup Guerreiro.

Sedianya klaim ini bertolak belakang dengan apa yang dilayangkannya belum lama ini, di mana Kaká menyatakan ingin terus bertahan di San Siro,:

"Saya tidak akan meninggalkan Milan. Setiap tahun pada periode ini, selalu ada spekulasi tentang masa depan saya. Satu-satunya kepastian adalah, pada 9 Juli saya harus ke kamp latihan musim panas Milan," jelas Kaká.

Forlan Belum Mau Pensiun Di Timnas Uruguay

35 Tahun, Forlan Belum Mau Pensiun
TIMNAS URUGUAY – Di saat pemain senior seperti Steven Gerrard, Andrea Pirlo, atau Frank Lampard sudah membicarakan rencana pensiun usai Piala Dunia 2014, tidak halnya bagi bomber tim nasional Uruguay, Diego Forlan.

Forlan mengaku sama sekali belum memikirkan untuk undur diri dari level internasional, meskipun saat ini usianya sudah menginjak 35 tahun pada 19 Mei lalu.

“Saya ingin terus bermain sepakbola, dan ingin terus berada di lapangan,” kata Forlan, sebagaimana diberitakan Socerway, Senin (30/6/2014).

“Saya sadar akan ada regenerasi –di skuad tim nasional Uruguay-, saya kini 35 tahun, dan saya selalu siap untuk terus berada di sekitarnya dan berada di dalamnya,” tambah eks-Manchester United dan Atletico Madrid ini.

Berbicara pengalamannya di level internasional, Forlan memang menjadi pemain yang sudah kenyang akan pengalaman. Namanya masuk dalam skuad sejak Piala Dunia, 12 tahun silam. 27 gol dari 85 penampilan, menjadi torehan pemain berambut gondrong ini.

Pun begitu di level klub, sudah tujuh klub dari berbagai negara diperkuatnya. Memulai karier profesional bersama Independiente, namanya dikenal dunia saat diboyong Manchester United pada tahun 2001 hingga 2004.

Setelah itu, dia meneruskan petualangan sepakbolanya bersama Villarreal, Atletico Madrid, Inter Milan, Internacional, dan kini dia merumput bersama tim asal Jepang, Cerezo Osaka. 

Inilah Faktor Penyebab Gagalnya Tim Eropa Di PD 2014 Brasil

Spanyol juara Piala Dunia 2010 yang harus pulang lebih awal di Piala Dunia 2014
PIALA DUNIA – Gagalnya tim-tim besar Eropa untuk melaju ke babak 16 besar Piala Dunia menjadi sorotan banyak kalangan. Tak terkecuali pelatih Aljazair, Vahid Halilhodzic yang mengklaim bahwa motivasi dari masing-masing tim yang berkurang, menjadi biang keroknya.

Dirinya menyatakan bahwa kegagalan Inggris, lantaran banyak pemainnya yang baru saja menyelesaikan turnamen panjang dan melelahkan. Di mana turnamen Premier League baru berakhir tepat sebulan sebelum Piala Dunia dimulai.

“Ini bukan kejutan, jika Inggris harus keluar. Ada kejenuhan dalam diri mereka, karena mereka baru saja selesai dari kompetisi yang melelahkan,” ujar Halilhodzic kepada Goal, Senin (30/6/2014).

Lebih lanjut juru taktik asal Yugoslavia ini juga mengomentari sang mantan juara Piala Dunia tahun 2010, Spanyol. La Furia Roja harus pulang karena kalah dalam dua laga awal mereka. Menurutnya faktor kemenangan yang sudah diraih di Piala Dunia tahun 2010 lalu dan menjadi juara Euro dua kali berturut-turut membuat motivasi Spanyol luntur.

Terlebih lagi dalam sesi latihan, La Furia Roja sempat mengalami masalah di mana Cesc Fabregas diisukan diusir oleh pelatih Vicente del Bosque. Penyebabnya pemain anyar Chelsea itu menunjukkan sikap malas saat menjalani latihan, akibat kekalahan di dua laga awal.  

“Faktor lainnya adalah mereka kurang motivasi, hal ini terjadi pada tim-tim Eropa, masalah psikologis. Beberapa pemain tidak terlalu ingin menang, mereka tidak total. Bagi Spanyol mereka kurang motivasi, itu karena mereka menyapu bersih seluruh kemenangan di seluruh turnamen beberapa tahun belakangan,” sambungnya.

Presiden FIFA : Hukuman Suarez Sudah Tepat

Presiden FIFA Dukung Sanksi Suarez
INFO FIFA – Presiden FIFA, Sepp Blatter mendukung penuh atas sanksi yang dijatuhkan oleh komite disiplin FIFA kepada Luis Suarez. Bagi Blatter hukuman ini tepat dijatuhkan kepada striker Uruguay tersebut.

Sanksi ini menjadi yang ketiga kalinya yang harus diterima oleh El Pistorelo, dimana sanksi larangan tujuh pertandingan dia terima setelah menggigit striker PSV Eindhoven Otman Bakkal  pada 2010 lalu. Sanksi kedua dengan larangan 10 pertandingan juga sudah Suarez terima setelah dirinya menggigit bek Chlsea, Branislav Ivanovic pada musim lalu (2012-2013).

Sekarang di Piala Dunia 2014, striker Liverpool ini harus menerima sanksi larangan berlaga di sembilan turnamen internasional dan dilarang aktif selama empat bulan dalam seluruh kegiatan sepakbola.

Hal ini pun menuai kecaman dari Asosiasi Sepakbola Uruguay dan juga suporter, akan tetapi bagi Blatter sanksi yang dijatuhkan kepada Suarez sudah melalui prosedur dan sudah mempelajari hukuman dan insiden serupa yang diberikan kepada Suarez.   

“Apa yang dia (Suarez) lakukan benar-benar tidak wajar. Sekarang saya tidak bisa memberi komentar atas putusan yang sudah dijatuhkan oleh tujuh hakim itu. Tapi jelas mereka telah mempertimbangkan hukuman dari insiden lain yang dilakukan pemain ini yang telah mendapatkan sanksi atas insiden serupa,” ujar Blatter seperti diwartakan HITC Sport, Minggu (29/6/2014).

“Jadi saya tidak bisa memberikan komentar banyak atau apapun itu. Karena ini adalah sebuah organisasi independen di FIFA yang sudah mengambil putusan ini,” sambungnya

Menanti Laga : Belgia VS AS

Mertens Waspadai Lini Depan AS
PIALA DUNIA - Belgia bakal melakoni pertandingan perdelapanfinal Piala Dunia melawan Amerika Serikat. Penggawa The Red Devils, Dries Mertens, mewaspadai potensi ancaman dari lini depan The Stars and Stripes.

Pertandingan 16 besar Piala Dunia antara Belgia melawan AS bakal dihelat di Arena Fonte Nova, Salvador, Selasa (2/7/2014) dinihari WIB mendatang.

Menatap laga itu, Mertens menyatakan bahwa Belgia tak mau lengah. Sebabnya, tim 'Paman Sam' yang mampu lolos dengan predikat runner-up Grup G dinilai bukanlah tim yang lemah. AS mampu lolos setelah menyingkirkan Ghana dan Portugal.

Sebanyak empat gol berhasil dilesakkan oleh AS selama melakoni fase grup. Tapi, tim besutan Juergen Klinsman itu juga kebobolan tiga laga saat melakoni tiga laga.

"Saya pikir mereka (AS) sudah bermain sangat bagus. Saya sedikit terkejut, tapi saya melihat pertandingannya dan saya pikir mereka merupakan tim yang sangat bagus," kata Mertens di Soccerway.

"Mereka mempunyai striker bagus di lini depan dan di belakang seperti sebuah tim."

"Mereka mempunyai kekompakan yang sangat bagus, jadi bakal sangat sulit buat kami untuk bisa mencetak gol. Tapi, kami sangat percaya diri jadi kami menginginkan laga ini," imbuhnya.

Siapa Top Skorer Piala Dunia 2014 Brasil?

Berapa Gol yang Dibuat Topskorer Piala Dunia 2014?
PIALA DUNIA - Dalam dua Piala Dunia terakhir cuma lima gol yang bisa dibuat oleh topskorer. Dengan rasio gol yang sangat tinggi di Piala Dunia 2014, berapa gol yang bisa dibikin sang topskorer nantinya?

Setelah Ronaldo Luis Nazario Da Lima yang bikin delapan gol di Jepang-Korea Selatan 2002 sekaligus bawa Brasil jadi juara dunia, tak ada lagi pemain yang mampu menyamai torehan gol pemain yang tenar dengan gigi tonggos-nya itu.

Di 2006, Miroslav Klose cuma bikin lima gol dan jumlah gol itu terulang di 2010 saat empat pemain menjadi topskorer yakni Thomas Mueller, Wesley Sneijder, David Villa, dan Diego Forlan.

Di Piala Dunia tahun ini sudah ada nama James Rodriguez yang bikin lima gol ketika turnamen baru memasuki babak 16 besar. Nama pemain muda Kolombia itu memang tengah jadi pembicaraan setelah penampilan di empat pertandingan terakhir.

Selain Rodriguez, kandidat terkuat untuk mendapatkan sepatu emas kembali adalah Mueller, yang empat tahun lalu juga meraihnya. Sejauh ini pemain timnas Jerman itu sudah bikin empat gol dari tiga laga di fase grup dan kemungkinan akan tambah lagi ketika dinihari WIB nanti melawan Aljazair di babak 16 besar.

Dua pemain lain yang juga sudah bikin empat gol adalah Lionel Messi dan Neymar, yang memang sejak turnamen dimulai sudah digadang-gadang bakal jadi topskorer.

Masih ada nama-nama seperti Karim Benzema, Robin van Persie, dan Arjen Robben, yang berpeluang menambah jumlah golnya yang kini masih tertahan di angka tiga seiring melajunya timnas masing-masing ke perempatfinal (kecuali Benzema dan Prancis yang baru malam nanti melawan Nigeria).

Dengan sudah tercipta 145 gol dari , jumlah ini menyamai total perolehan di Piala Dunia 2010, maka kemungkinan besar Rodriguez, Mueller, Neymar, Messi, Robben, dan Van Persie menambah gol masih terbuka lebar.

Apalagi ditambah dengan rasio 2,3 gol per laga di Piala Dunia kali ini plus tim-tim pemain yang disebut di atas punya rasio gol yang, yakni Belanda serta Kolombia jadi tim terproduktif dengan 12 dan 11 gol.

Bukan hal sulit jika torehan delapan gol Ronaldo 12 tahun lalu bisa dipecahkan atau bahkan menyamai rekor gol topskorer di satu Piala Dunia yang dibuat Just Fontaine di tahun 1958 dengan 13 gol.

Siapa kira-kira yang bakal jadi topskorer? Sejumlah rumah taruhan online seperti Ladbrokes, William Hill, dan Bwin, masih menempatkan nama Messi di posisi teratas, disusul Mueller, Rodriguez, Neymar, dan Benzema.

Ke Mana Ochoa Akan Berlabuh Usai Piala Dunia?

Ke Mana Ochoa Akan Berlabuh Usai Piala Dunia?
TIMNAS MEKSIKO - Gagal menyelamatkan Ajaccio dari degradasi di Liga Prancis 2013/2014, Guillermo Ochoa lalu tampil gemilang bersama Meksiko di Piala Dunia 2014. Usai dari Brasil, ke mana dia akan berlabuh?

Tampil sebanyak 37 laga bersama Ajaccio, Ochoa kebobolan sebanyak 71 gol di Ligue 1 musim lalu. Tapi, dia juga mencatatkan penyelamatan sebanyak 147 kali.

Ochoa pun memutuskan untuk meninggalkan L'ours yang terdegradasi ke kompetisi Ligue 2 setelah musim berakhir.

Saat berlaga di Brasil, Ochoa lalu memperkenalkan diri sebagai kiper jempolan. Saat El Tri melakoni pertandingan pertama di Grup A melawan Kamerun, dia memang tak banyak beraksi. Hanya satu penyelamatan yang berhasil dia catatkan.

Pertandingan Meksiko melawan Brasil di Estadio Castelao, Fortaleza, pada 17 Juni lalu lantas menjadi panggung bagi Ochoa untuk unjuk kemampuan. Dia tercatat melakukan enam kali penyelamatan. Dia membantu tim besutan Miguel Herrera itu untuk memetik hasil imbang tanpa gol.

Catatan penyelamatan di laga melawan tim Samba itu lebih dari separuh total penyalamatan yang ditorehkan oleh Ochoa di Piala Dunia. Dia dicatat oleh situs resmi FIFA melakukan 10 saves.

Langkah Ochoa di Piala Dunia akhirnya terhenti setelah Meksiko takluk dari Belanda di babak 16 besar, Minggu (29/6/2014). Meksiko sempat unggul lewat gol dari Giovani dos Santos, tapi Belanda mampu membalas dua kali di sisa laga.

Gol penyama kedudukan tercatat atas nama Wesley Sneijder. Sementara itu, Ochoa tak mampu memperpanjang nafas Meksiko di Piala Dunia setelah gagal membendung eksekusi penalti Klaas Jan Huntelaar di masa injury time.

Kini, Ochoa sudah bersiap untuk memulai petualangan baru selepas dari Brasil. Sebanyak 20 klub dikabarkan tertarik untuk menggunakan tenaga kiper berusia 28 tahun itu.

Agen Ochoa, Jorge Berlanga, menyebut bahwa salah satu klub yang meminati tenaga kliennya adalah klub raksasa asal Spanyol Barcelona. Kabarnya, Arsenal dan Liverpool juga tengah mengamatinya.

"Kami akan terus melakukan perundingan dengan tim-tim itu, tim yang sudah menghubungi kami. Tapi, kami juga akan mendengar tawaran dari mereka yang baru akan memulai perundingan," ucap Berlanga di Mediotiempo beberapa waktu lalu.

PD 2014 Brasil, Akhir Yang Menyedihkan Buat Kapten Timnas Meksiko

Bukan Akhir yang Menyenangkan buat Marquez: Adios, Capitan
TIMNAS MEKSIKO - Usia 35 membuat Rafael Marquez mustahil bermain di Piala Dunia lagi. Sayangnya bek sekaligus kapten Meksiko itu harus berpamitan dengan cara yang menyakitkan.

Hari Minggu (29/6) malam, Marquez memimpin rekan-rekan mudanya di babak 16 besar Piala Dunia 2014 melawan Belanda. Itu adalah pertandingan internasionalnya yang ke-124, semenjak ia pertama kali berseragam El Tri di tahun 1997.

Sampai tiga menit sebelum akhir babak kedua, Marquez sempat dalam posisi akan mengantarkan Meksiko ke babak perempatfinal -- untuk pertama kalinya sejak 1986. Namun, sebuah gol dari tendangan setengah voli Wesley Sneijder, di depan kotak penalti, membuyarkan skenario itu.

Lebih celaka buat Meksiko, Belanda malah berbalik unggul secara dramatis lewat tendangan penalti Klaas Jan Huntelaar di menit keempat injury time. Segala yang sudah dilakukan Meksiko, seketika kandas dalam waktu lima menit.

Sial buat Marquez, dialah "penyebab" Belanda mendapatkan hadiah penalti dari wasit. Adalah tekel dari dia yang mengakibatkan Arjen Robben terpelanting di kotak penalti, dan menurut wasit Marquez melakukan pelanggaran. 

Marquez seakan tak percaya. Ia dan juga rekan-rekannya memprotes keputusan sang wasit. Yang didapat bukanlah perusahan keputusan, malahan ia diganjar kartu kuning.

"Aku merasa menghentak rumput, tapi aku tidak menyentuh dia. Mungkin dia yang menyentuh kakiku," tutur Marquez seusai pertandingan dikutip Reuters.

Seusai pertandingan, Robben juga bilang kepadanya di area ruang ganti pemain bahwa kejadian tersebut tak seharusnya berujung penalti.

"Itu bukan penalti, meskipun salah satu dari (tekel) sebelumnya adalah penalti," ujar Marquez yang menirukan ucapan Robben.

"Kalau Anda sangat mengenal Robben, dari 10 kali pelanggaran yang ia dapatkan, lima di antaranya adalah hasil dia menjatuhkan diri sendiri," tambah Marquez tentang Robben, yang belakangan mengakui diving, tapi bukan untuk insiden penalti tersebut.

Apapun, pertandingan telah selesai dan hasilnya takkan berubah. Meksiko secara dramatis dihentikan oleh Belanda. Marquez secara berpisah dengan Piala Dunia dengan dua hal tak mengenakkan: kartu kuning dan tekel yang membuat timnya dihukum penalti.

Apapun, dua hal itu takkan mengubah kelegendaan Marquez. Dia adalah pahlawan Meksiko. 14 tahun berada di timnas, pernah 10 tahun bermain untuk klub raksasa Eropa, Barcelona, adalah sebuah reputasi yang sangat hebat. Ia juga telah menyumbang tiga trofi untuk negaranya itu: Piala Konfederasi (1999) dan Piala Emas CONCACAF (2003, 2011)

Dia adalah orang Meksiko pertama yang menjadi kapten timnasnya di empat Piala Dunia berturut-turut: 2002, 2006, 2010, dan 2014. Saat mencetak gol ke gawang Kroasia di fase grup, Marquez menjadi pemain Meksiko kedua yang membuat gol di tiga Piala Dunia berbeda setelah Cuachtemoc Blanco. Bedanya, Marquez menorehkan rekor itu secara berturut-turut (2006, 2010, 2014).

Mengenal Sosok Penjaga Gawang Kosta Rika "Keylor Navas"

Keylor Navas, Penjaga Napas Kosta Rika
TIMNAS KOSTA RIKA - Keylor Navas lagi-lagi menjadi pahlawan kemenangan Kosta Rika. Penjaga gawang berusia 27 tahun itu berhasil menggagalkan tendangan Theofanis Gekas dari titik putih dalam drama adu penalti.

Kosta Rika berpeluang lolos dengan mudah ke perempat final setelah kapten Bryan Ruiz membobol gawang Yunani pada menit 52. Akan tetapi, langkah Los Ticos menjadi sulit setelah kehilangan bek Oscar Duarte yang diganjar dua kali kartu kuning.

Bermain dengan 10 pemain di Stadion Arena Pernambuco, Kosta Rika harus bekerja ekstra menahan serangan demi serangan tim ‘Para Dewa’. Menurut catatan ESPN FC, Navas melakukan tujuh penyelamatan. Ini sangat berbeda dengan kiper lawan Orestis Karnezis yang tidak melakukan penyelamatan.

Gawang Kosta Rika pun jebol juga di injury time babak kedua. Berawal dari sebuah tembakan pemain Yunani dari sisi kiri gawang, Navas semula bisa membloknya, tapi bola muntah mengarah ke Sokratis Papastathopoulos yang langsung ditembak. Bola gagal dihalau kiper Levante musim lalu itu.

Dengan skor akhir waktu normal 1-1, pertandingan berlanjut ke extra time. Skor tetap sama sehingga wasit Ben Williams dari Selandia Baru meminta kedua tim untuk menyiapkan diri melakukan adu penalti.

Singkat cerita, Kosta Rika unggul sementara 4-3 dalam adu penalti, sementara Yunani sedang bersiap dengan penendang keempat. Navas sukses menepis bola sepakan penalti Gekas.

Momen itu memperpanjang napas Kosta Rika untuk memastikan kemenangan lewat penendang kelima Michael Umana. Akhirnya, Umana sukses mencetak gol penalti dan Kosta Rika melenggang ke perempat final untuk menghadapi Belanda. Ini menjadi capaian tersendiri buat Kosta Rika karena tak pernah sebelumnya mereka melaju sampai babak delapan besar.

Kosta Rika beruntung punya Keylor Navas. Sang penjaga gawang memang sedang matang-matangnya. Penampilan apiknya di Levante musim lalu bisa ditengok. Dia dimainkan di 37 pertandingan La Liga Primera Division, lebih baik dibanding musim 2012/2013 yang hanya bermain di 9 partai.

Sebelum lolos dari grup, Navas tampil gemilang saat menghadapi Italia. Dia melakukan 4 kali penyelamatan dari tembakan-tembakan pemain Gli Azzurri.

Total di Piala Dunia ini dia punya prosentase blok sebesar 87%. Dia melakukan 14 penyelamatan dari 16 tembakan yang datang. Itu belum termasuk satu dari empat penalti yang terjadi pagi tadi.

Di ajang Piala Emas CONCACAF, Navas pernah tampil di dua edisi turnamen, yakni pada tahun 2009 dan 2011. Meski negaranya hanya sampai babak semifinal, namanya dinobatkan sebagai Kiper Terbaik tahun 2009.

Keampuhan Navas menjaga gawang Kosta Rika akan teruji di pertandingan berikut yang lebih berat. Lawannya bukan main, tim favorit juara dari Eropa, Belanda. Tentu, kita menunggu sampai sejauh mana Keylor menjaga napas skuat Kosta Rika di arena Piala Dunia 2014.

“Penyelamatan ini (penalti Gekas) untuk Tuhan, keluargaku, rekan-rekan setimku, untuk seluruh Kosta Rika. Hidup timnas dan Kosta Rika!!!” Demikian kicauan akun Twitter @NavasKeylor milik sang kiper penjaga napas Kosta Rika di arena Piala Dunia 2014.

Lolos Ke Perempat Final, Ini Kemenangan untuk Rakyat Kosta Rika

Kemenangan untuk Rakyat Kosta Rika
TIMNAS KOSTA RIKA - Tim nasional Kosta Rika membuat sejarah di Piala Dunia 2014 dengan melaju sampai babak perempatfinal. Tim berjuluk Ticos itu mempersembahkan kemenangan ini untuk rakyat Kosta Rika.

Kosta Rika mendapatkan tempat di perempatfinal setelah menyingkirkan Yunani di babak 16 besar. Pada pertandingan di Arena Pernambuco, Recife, Senin (30/6/2014) dinihari WIB, mereka menang adu penalti 5-3.

Adu penalti terpaksa dilakukan lantaran skor tetap berimbang 1-1 setelah 120 menit. Memimpin lebih dulu lewat gol Bryan Ruiz, Kosta Rika kemudian kebobolan di injury time oleh gol Sokratis Papastathopoulos.

Dalam adu penalti, dewi fortuna berpihak kepada Kosta Rika. Kelima eksekutor mereka, yaitu Celso Borges, Ruiz, Giancarlo Gonzalez, Joel Campbell, dan Michael Umana menjalankan tugas dengan baik. Di kubu Yunani, cuma Kostas Mitroglou, Lazaros Christodoulopoulos, dan Jose Cholevas yang berhasil, sedangkan Theofanis Gekas gagal.

"Kami telah menganalisis segalanya, siapa-siapa saja yang akan mengambil penalti. Siapa yang maju pertama, kedua, dan ketiga," jelas pelatih Kosta Rika, Jorge Luis Pinto, di Reuters.

Kosta Rika harus bermain dengan sepuluh pemain sejak menit ke-66. Mereka kehilangan Oscar Duarte yang menerima dua kartu kuning.

"Kami membicarakan soal ini, bahwa jika kami bermain selama 120 menit dengan satu pemain keluar, kami akan menang adu penalti. Itu adalah hukum kompensasi," kata Pinto.

Bagi Kosta Rika, ini adalah kali pertama mereka lolos ke perempatfinal Piala Dunia. Pencapaian terbaik mereka sebelumnya adalah babak 16 besar di tahun 1990. Pinto pun mempersembahkan keberhasilan ini untuk rakyat Kosta Rika yang berjumlah sekitar 5 juta jiwa.

"Untuk rakyat Kosta Rika, ini untuk kalian. Ini adalah orang-orang yang mencintai sepakbola, ini untuk kalian. Kalian akan merasakan kebahagiaan luar biasa," ujarnya.

Kosta Rika selanjutnya akan melawan Belanda di babak perempatfinal, Sabtu (5/7/2014) mendatang, di Arena Fonte Nova, Salvador. Belanda lebih dulu lolos setelah menang dramatis atas Meksiko.

"Belanda adalah tim kelas dunia, para pemain hebat, pemain-pemain brilian," kata Pinto.

Falcao Berlabuh Di Real Madrid?

Falcao Pelengkap Trio Maut Madrid
LIGA PERANCIS – Trio BBC (Karim Benzema-Gareth Bale-Cristiano Ronaldo) dianggap tiga serangkai lini gempur kurang yang tepat apalagi sempurna buat Real Madrid – setidaknya menurut mantan bek, Ricardo Carvalho. Mesti ada pergantian dan rekrutan yang tepat untuk menyempurnakannya adalah Radamel Falcao.

Seiring santernya rumor El Tigre untuk pindah dari AS Monaco ke Santiago Bernabéu, Carvalho menyiratkan dukungannya jadi pelengkap trio maut bersama Ronaldo dan Bale dan itu artinya, Benzema mesti rela tempatnya digusur Falcao.

“Semua orang tahu bahwa Cristiano pemain terbaik di dunia dan juga yang seorang profesional terbaik. Dalam hal profesionalisme, Falcao pemain yang paling bisa mendekati. Dia akan punya karier panjang karena dia punya kepedulian yang besar terhadap banyak hal,” ujar Carvalho.

Meski nampaknya akan sulit buat Monaco melepas Falcao, Carvalho tetap menegaskan bahwa El Real, tetap butuh pelengkap macam Falcao jika ingin sukses di tiga kompetisi yang akan tetap mereka jalani musim depan.

“Cristiano, Bale dan Falcao akan jadi trio serangan yang paling ditakuti dalam sejarah sepakbola. Tapi akan lebih baik (buat Monaco) jika Falcao bertahan,” tambahnya, sebagaimana dinukil Football-Espana, Senin (30/6/2014).

“Saya pikir Falcao adalah kepingan yang hilang untuk menyempurnakan serangan Madrid. Cristiano pemain terbaik dunia, Bale pemain yang sangat bagus dan Falcao merupakan penyerang terbaik saat ini. Saya seorang bek dan saya tak mau menghadapi mereka!,” tuntas Carvalho.

PIALA DUNIA : Brasil 1(3) VS (2)1 Cili

Butuh perjuangan panjang bagi Brasil untuk menyisihkan Cili. Kemenangan di adu penalti memastikan
satu tempat di delapan besar jadi milik Selecao
PIALA DUNIA - Brasil melaju ke babak perempat-final setelah dengan susah payah menyingkirkan Cili dalam dua kali 45 menit, ditambah 30 menit extra time sebelum ditutup adu penalti. Sebuah drama yang panjang di Estadio Governador Magalhaes Pinto, Minas.

Dalam adu tos-tosan itu, Brasil berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2.

Dengan demikian, Selecao menjadi tim pertama yang menapakkan kaki di fase delapan besar.

Babak pertama

Brasil memegang kendali laga sepanjang seperempat jam berlalu. Pergerakan Neymar tampak menjanjikan di permulaan pertandingan, termasuk momen ketika manuvernya dapat ditutup dengan baik oleh pertahanan Cili pada menit ke-15.

Namun, peluang tadi melecut semangat Brasil untuk membuka keunggulan. Pada menit ke-18, pasukan Luiz Felipe Scolari pun membuka keran gol mereka lewat aksi dari David Luiz. Sepak pojok yang dikirim Neymar mampu disontek bek Paris Saint-Germain ini ke gawang yang dijaga Bravo. Brasil tersenyum dengan skor 1-0 bagi mereka.

Neymar kembali menunjukkan kelasnya ketika dia mendapatkan kesempatan menembakkan bola pada menit ke-26. Sayang, usaha itu menjurus ke sisi kiri gawang lawan.

Keasyikan membombardir, Brasil seolah lupa bertahan. Alexis Sanchez mendapatkan sodoran dari Edu Vargas. Dari dalam kotak penalti, sepakannya menyisir sudut kiri jala Julio Cesar. Gawang Brasil bergetar, seluruh suporter tuan rumah terdiam.

Di menit ke-39 Neymar coba kembali membalikkan situasi. Saat dia meliuk-liuk, tiga pemain Cili langsung menghentikannya sebelum penyerang Barcelona itu berbuat banyak.

Sejurus kemudian gantian Cili merancang serangan untuk membuat berbalik unggul. Arturo Vidal menyambut umpan jauh, tak berbuah gol karena dia mengonversinya dengan tidak sempurna.

Di pengujung 45 menit pertama, tandukan Fred, usai menerima umpan matang dari Neymar di sektor kanan, juga masih belum lagi berbuah gol.

Babak kedua

Brasil langsung melancarkan inisiatif serangan di awal babak kedua. Pada menit ke-50 Fernandinho mendapatkan ruang tembak dari luar kotak penalti. Namun, arah dentumannya itu masih melebar tipis di sisi kanan jala Cesar.

Empat menit berikutnya Brasil menjebol gawang lawannya itu melalui sentuhan dari Hulk. Nahas, torehan sang striker dianulir wasit karena dia dianggap lebih dulu menyentuh bola dengan tangannya. Brasil kecele.

Cili keluar dari tekanan pada menit ke-64. Cesar membuat penyelamatan gemilang saat reflek apiknya menggagalkan tendangan berbahaya dari Aranguiz, yang akhirnya 'hanya' berujung tendangan penjuru.

Peluang juga terlewatkan 15 menit sebelum pertandingan tuntas ketika umpan bagus dari Hulk ke dekat gawang gagal dicocor Jo yang seharusnya bisa berbuat sesuatu di momen ini.

Demikian halnya dengan Neymar. Di menit ke-81 dia menerima bola dan langsung ditanduknya dengan baik. Sayang, arah bola tepat mengarah dalam dekapan Bravo. Beberapa saat juga gempuran dilakukan oleh Hulk. Sekali lagi, Bravo sigap jatuh bangun mengamankan gawangnya.

Di pengujung babak lagi-lagi sentuhan dari Neymar, setelah menerima bola dari tedangan bebas Hulk, mampu dimentahkan kiper lawan. Peluit panjang pun ditiupkan dan berlanjut ke babak extra time.

Extra time

Tepat di menit ke-100, penyelesaian akhir yang buruk membuat nama pemain pengganti, Jo, belum masuk ke dalam papan skor.

Tiga menit berikutnya Brasil kembali menggencarkan serangan untuk mencari gol pembalik keadaan. Hulk menghujamkan bola, tapi Bravo dapat dengan baik membendungnya.

Menginjak menit ke-116 Brasil terus coba memberikan tekanan di pertahanan Cili. Kali ini William beraksi dan membuat kegaduhan di sana. Tapi ruang tembak yang sempit membuat dia gagal membuat sesuatu di kesempatan itu.

Jelang detik-detik menuju adu penalti, Cili hampir saja membuat publik Brasil diam seribu bahasa kala sepakan dari Pinilla dengan kerasnya menabrak tiang gawang. Cesar melongo, nyaris saja menjadi gol penentu kemenangan. Extra time berakhir, laga akhirnya berlanjut ke adu penalti.

Adu penalti

Brasil sukses memenangkan drama adu penalti dengan skor 3-2. Kegagalan Willian dan Hulk dalam mengeksekusi tendangan 12 pas tidak jadi soal, karena tiga algojo Cili tak maksimal dalam menjalankan tugasnya.

Di kubu Cili ada Pinilla, Sanchez dan Gonzalo Jara, yang menjadi penendang terakhir setelah sebelumnya penalti Neymar mengubah skor menjadi 3-2, gagal menaklukkan Cesar. 

PIALA DUNIA : Kolombia VS Uruguay 2-0

James Rodriguez menentukan kelolosan Kolombia ke babak delapan besar setelah
 dua golnya membungkam Uruguay
PIALA DUNIA - Kolombia memastikan diri tampil di babak delapan besar untuk melawan Brasil setelah sukses menumbangkan Uruguay dengan skor 2-0 dalam fase sistem gugur Piala Dunia 2014 di Estadio Maracana, Minggu (29/6) pagi WIB.

Dalam pertandingan yang dikuasai oleh Los Cafeteros (julukan Kolombia), tim asal Amerika Selatan itu harus berterima kasih kepada winger muda James Rodriguez yang mencetak dua gol ke gawang kiper Fernando Muslera.

Lebih dari itu, dua gol yang ditoreh Rodriguez membuat dirinya bertengger di puncak daftar top skor dengan koleksi lima gol, selagi ia yang membukukan dua assists sejauh ini.

Babak Pertama

Kolombia begitu intens dalam menyerang di awal laga, di mana mereka mendapatkan peluang di menit kelima melalui tendangan bebas Rodriguez menyusul pelanggaran Alvaro Pereira kepada Juan Cuadrado. Lewat sepakan melengkung dari sektor kanan, eksekusi yang ia ambil masih bisa ditepis Muslera.

Selang tak berapa lama, Muslera kembali mendapatkan ujian saat Carlo Zuniga melepaskan tembakan kencang dari jarak jauh. Di 15 menit pertama, Uruguay yang tampil tanpa striker Luis Suarez tampak kesulitan mengimbangi lawannya.

Jalannya pertandingan kemudian menjadi milik tim arahan Jose Pekerman hingga akhirnya bintang muda milik AS Monaco, Rodriguez, mencetak gol indah di menit ke-28. Dalam sebuah skema serangan, winger berusia 22 tahun itu melancarkan tendangan voli menggunakan kaki kiri dari luar kotak penalti memanfaatkan umpan sundulan Abel Aguillar. Saking kencangnya, kiper Uruguay sampai tak kuasa menahan derasnya laju bola.

Tertinggal, La Celeste coba membalas. Mengandalkan Edinson Cavani yang diplot di lini serang, pemain asal klub Paris Saint-Germain itu nyaris menyamakan kedudukan di menit ke-33 andai free-kick yang ia lancarkan tidak menyamping.

Di sisa babak pertama, kedua tim saling berupaya untuk menyarangkan bola ke masing-masing jala. Akan tetapi, hingga wasit Bjorn Kuipers meniupkan peluit pertanda turun minum, tak ada gol tambahan yang tercipta.

Babak Kedua

Memasuki babak kedua, level tekanan yang diberikan Kolombia masih sama seperti babak pertama. Di menit ke-50, mereka bahkan memperbesar keunggulan melalui gol kedua Rodriguez di pertandingan ini. Berawal dari umpan silang Pablo Armero dari sisi kiri, bola yang dikirim berhasil ditanduk untuk dibelokkan oleh Juan Cuadrado. Tanpa ada kawalan yang berarti, Rodriguez langsung menyontek bola untuk memperdaya kiper Muslera.

Tertinggal dua gol membuat pelatih Oscar Tabarez mengubah strategi. Dalam hal ini, striker Diego Forlan terpaksa ia tarik keluar untuk memberi jalan bagi Christian Stuani. Sementara itu, Alvaro Pereira harus rela digantikan oleh winger Gaston Ramirez.

Berniat membalas, Alvaro Gonzalez mendulang peluang melalui tendangan jarak jauh di menit ke-59. Akan tetapi, tembakan yang ia lepaksan masih bisa ditangkap oleh kiper Ospina, yang praktis tidak banyak mendapat tekanan di pertandingan ini.

Di menit ke-67, Tabarez melakukan pergantian terakhir dengan memasukkan Abel Hernandez untuk mengisi tempat Gonzalez. Di sisi lain, pelatih Pekerman juga melakukan pergantian pemain, di mana ia menarik keluar striker Teofilo Gutierrez dan menggantinya dengan gelandang Alexander Mejia, yang dimaksudkan untuk memperkuat lini tengah.

Di waktu tersisa, Uruguay melancarkan tekanannya secara bertubi-tubi. Secara perlahan, mereka mulai mendikte irama permainan yang sayangnya tidak dibarengi dengan keberhasilan menjebol gawang lawan.

Hingga peluit panjang dibunyikan, La Celeste yang kehilangan Suarez harus mengakhiri perjalanannya dengan gagal mencetak gol sebagaimana mereka tersingkir di babak 16 besar.

Susunan Pemain:

Kolombia: Ospina;  Zapata, Yepes, Armero, Zuniga; Cuadrado (Guarin 81'), Sanchez, Rodriguez (Ramos 85'), Aguilar;  Martinez, Gutierrez (Mejia 68').

Uruguay: Muslera; Godin, A Pereira (Ramirez 53'), M Pereira, Caceres, Gimenez; Gonzalez (Hernandez], Rodriguez, Arevalo; Forlan (Stuani 53'), Cavani.

PIALA DUNIA : Belanda VS Meksiko 2-1

Klaas Jan Huntelaar mengubur mimpi Meksiko di Fortaleza yang panas
PIALA DUNIA - Brasil tak henti memberikan kisah dramatis, kali ini Meksiko harus jadi korban dari Belanda. Setelah sempat unggul hingga menit ke-88 lewat gol Gio Dos Santos, Belanda balik memukul dan akhirnya keluar sebagai pemenang.

Kerja keras hingga menit akhir untuk menaklukkan Fortaleza yang panas (38 derajat celcius) berbuah hasil untuk skuat asuhan Louis van Gaal. Sebaliknya, Meksiko yang begitu heroik harus tersungkur dalam waktu enam menit saja. Guillermo Ochoa yang gemilang pun harus mengubur mimpi.

Babak Pertama

Meksiko mengawali pertandingan tanpa keraguan dengan mengambil inisiatif untuk langsung menekan Belanda. Hasilnya, dalam waktu lima menit skuat asuhan Miguel Herrera mampu mengancam lewat Miguel Layun di menit kelima, tapi tembakan Layun masih melenceng. Louis van Gaal melakukan pergantian prematur, baru berjalan sembilan menit Nigel de Jong sudah ditarik keluar untuk digantikan Bruno Martins Indi. Martins Indi sebelumnya dinyatakan Van Gaal tak bisa tampil lama karena masalah cedera, namun nyatanya bek Feyenoord itu harus berjuang lebih dari estimasi sang pelatih.

Seperti di laga-laga sebelumnya, kali ini Oranje pun memperagakan skema serangan balik kepada lawan. Tapi Meksiko tak selugu itu, berulang kali upaya dari Arjen Robben dan kolega kandas karena tim lawan teratur dalam melakukan transisi.

Menit ke-17 Hector Herrera mengancam keselamatan gawang dari Jasper Cillessen hasil umpan Oribe Peralta. Tapi upaya dari Herrera kandas tak menghasilkan gol karena melenceng saja. Belanda langsung merespons dua menit kemudian, umpan silang berhasil dikirim masuk ke kotak penalti Meksiko. Robin van Persie yang berada di sana malah sedikit nakal dengan menarik baju Rafa Marquez sehingga wasit bertindak dan menilai hal itu pelanggaran.

Kans emas akhirnya didapat Van Persie pada menit ke-27 dari sisi kanan gawang usai menerima umpan Stefan de Vrij. Tapi pemain depan yang membela Manchester United itu gagal memaksimalkan peluang emas yang sejauh ini sulit didapat oleh Belanda sebenarnya. Tendangannya masih melambung.

Cooling break dilakukan pada menit ke-30, Fortalenza memang tengah dalam cuaca yang panas sehingga wasit Pedro Proenca asal Portugal memberi rehat kepada kedua tim untuk minum. Momen tersebut pun dimanfaatkan kedua pelatih untuk memberi arahan lebih, di mana dari setengah jam laga berjalan Meksiko lebih efektif.

Gio Dos Santos jadi momok yang merepotkan Ron Vlaar cs di lini belakang Belanda, ia licin, kecil namun tak kerdil dan juga tak ragu untuk melepaskan tembakkan jarak jauh. Menit ke-42 pun Cillessen dibuat jatuh bangun oleh eks Barcelona dan Tottenham Hotspur itu, ia melepaskan sepakkan dari luar kotak penalti yang beruntung masih bisa dihalau Cillessen.

Martins Indi sempat berbuat tak baik kepada Dos Santos. Dos Santos yang sudah terjatuh mendapat 'sedikit colekan' dari Martins Indi, sontak keadaan sedikit panas di menit 43' karena Dos Santos tak terima. Wasit pun menenangkan suasana dan tak ada kartu kuning yang dikeluarkan untuk keduanya.

Tiga menit waktu tambahan diberikan, Belanda sempat mendapat peluang untuk menusuk lewat penetrasi duo RvP-Robben. Tapi Meksiko masih mampu mengatasinya meski harus menelan korban. Ya, Hector Moreno harus ditandu keluar setelah mengadang laju dari Robben. Babak pertama pun imbang tanpa gol, raut wajah kapten Marquez tampak puas tanpa hilang fokus ketika menuju keluar lapangan.

Babak Kedua

Pertunjukan berakhir untuk Hector Moreno sebagaimana ia ditarik keluar karena cedera, Diego Reyes masuk begitu babak kedua dimulai. Meksiko tak beda dengan paruh pertama, coba menekan lawan sejak peluit dibunyikan jadi tuntunan El Tri. Menit ke-48 upaya keras dari Meksiko pun membuahkan angka, Gio dos Santos mencatatkan namanya di papan skor untuk membawa tim unggul. Dos Santos melepas tendangan jarak jauh yang tak bisa diblok oleh Daley Blind dan Ron Vlaar yang berada dihadapannya, Cillessen di bawah mistar pun takluk dan Belanda tertinggal 1-0 dari Meksiko.

Tertinggal membuat Van Gaal memutar otak lebih keras, pergantian kedua dilakukan olehnya dan sosok Memphis Depay kembali diharapkan menjadi kartu truf, Paul Verhaegh keluar di menit 56'. Belanda lebih gencar, tak ada kata menunggu demi mengejar defisit gol. Stefan de Vrij nyaris menyamakan kedudukan di menit ke-57 menyambut umpan corner dari Robben. Tapi idola baru dunia Guillermo Ochoa kembali melakukan penyelamatan heroik dengan memuntahkan bola yang akhirnya sempat membentur mistar. Meksiko masih aman.

Meksiko melakukan penyegaran dengan menarik keluar sang pencetak gol Dos Santos, sosok mungil lain Javier Aquino yang memiliki tinggi 165 cm masuk gantikan Dos Santos pada menit ke-61. Miguel Herrera tak memilih untuk bertahan sebagaimana Aquino juga sosok ofensif yang biasa beroperasi sebagai winger kanan. Baru lima menit sejak Aquino masuk ia sudah mampu mengirim umpan mematikan yang disambut Peralta, tapi hakim garis rupanya menganggap Peralta berada dalam posisi offside.

Tusukan demi tusukan dilakukan para penggawa Belanda, lini belakang Meksiko tegas tanpa celah. Beberapa kali pemain Belanda dibuat jatuh di kotak terlarang dan tekel yang dilakukan pemain Meksiko pun bersih. Sneijder sempat berharap penalti ketika Robben dijatuhkan oleh Reyes dan wasit tak mengabulkan hal tersebut. Belanda terlihat begitu terkuras harus tampil di cuaca yang panas dengan suhu sekitar 38 derajat celcius, di lain pihak Meksiko lebih mampu beradaptasi.

Robben tak kenal lelah, menit ke-73 dengan determinasinya menyisir sisi kanan dan masuk ke kotak penalti lawan ia melewati Marquez tanpa kesulitan berarti. Tapi Ochoa mengadang dengan sigap dan usaha Robben kandas. Kedua tim melakukan pergantian pada menit ke-75, Javier Hernandez masuk mengisi tempat Peralta, dari Belanda, Van Persie yang nampak tak mampu mengatasi panasnya Fortaleza digantikan Huntelaar. Cooling break juga kembali dilakukan menit ke-75.

Begitu laga kembali dimulai pemain veteran Meksiko Carlos Salcido menebar ancaman dengan tembakkan jarak jauh di menit 78'. Upaya dari eks Fulham itu tak menghasilkan apa-apa karena hanya melayang tinggi di atas gawang Cillessen.

Ketika memasuki menit 84' Ochoa kembali melakukan penyelamatan yang brilian, kali ini upaya Huntelaar yang digagalkan kiper setinggi 183 cm tersebut. Hakim garis pun ternyata telah mengangkat bendera offside, namun tetap aksi Ochoa mengesankan karena unggul duel satu lawan satu dengan The Hunters dari jarak yang sangat dekat!

Tapi tak ada kecerdikan Ochoa tak tampak di menit ke-88! Wesley Sneijder memecah kebuntuan Belanda dengan tendangan keras yang tak disangka oleh Ochoa. Menerima umpan sundulan Hunteelar, Sneijder tanpa ampun menyepak bola untuk menggetarkan gawang Meksiko 1-1! Laga berlanjut!

Nasib sial menghampiri Meksiko, di menit-menit akhir Robben yang melakukan penetrasi dijegal oleh Marquez di kotak terlarang. Winger lincah itu terjatuh dan wasit menunjuk titik putih! Pemain Meksiko protes, Marquez diganjar kartu kuning pun juga dengan Guardado. Nahas. Hunteelar yang jadi eksekutor pun melancarkan tugas dengan sempurna dari titik putih. Losstime berdarah bagi Meksiko, Belanda unggul 2-1 di menit 90+4! Dan kedudukan tersebut bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. 2-1, Belanda lolos ke babak berikutnya dengan dramatis.

PIALA DUNIA : Kosta Rika VS Yunani 5-3 "Adu Penalti"

Waspada Belanda! Sang pembunuh raksasa dari Grup D terus melaju ke perempat-final
usai mengalahkan Yunani secara heroik via adu penalti
PIALA DUNIA - Sejarah baru tercipta di Arena Pernambuco, Recife, pada Senin (30/6) pagi WIB ketika Kosta Rika mampu mengatasi perlawanan Yunani via adu penalti di babak 16 besar Piala Dunia 2014. Ini adalah kelolosan pertama kali Kosta Rika ke perempat-final sepanjang keikutsertaan mereka di Piala Dunia, selangkah lebih maju ketimbang pencapaian terbaik mereka pada 1990.

Ticos sempat unggul terlebih dulu lewat Bryan Ruiz di awal babak kedua, namun kartu kuning kedua yang diterima Oscar Duarte di menit 66 mengubah jalannya laga. Yunani pun bisa menyamakan skor lewat Sokratis Papastathopoulos di masa injuy time. Sayang, Yunani tak mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain di masa perpanjangan waktu sehingga adu penalti pun terpaksa dilakukan.

Pada akhirnya, perjuangan sepuluh pemain Kosta Rika untuk mempertahankan skor 1-1 terbayar lunas. Mereka sukses memenangi drama adu tos-tosan tersebut dengan skor 5-3 yang ditentukan oleh kegagalan Teofanis Gekas dan eksekusi sukses Michael Umana. Atas kemenangan ini, pasukan Jorge Luis Pinto berhak menantang Belanda di babak perempat-final yang akan diselenggarakan pada 5 Juli mendatang di Salvador.

Babak Pertama

Intensitas laga langsung terasa di menit-menit awal. Di menit kedua, Yunani sudah sanggup membuka peluang ketika Lazaros Christodoulopoulos menyambar bola liar dari tendangan bebas Georgios Karagounis namun masih melebar. Lima menit berselang, Kosta Rika tak ketinggalan membikin peluang, namun sepakan deras Christian Bolanos menyambut umpan Bryan Ruiz juga masih melebar.

Kosta Rika kembali menebar ancaman di menit 23 ketika Joel Campbell dilanggar Karagounis tepat di ujung kotak penalti. Tendangan bebas yang dieksekusi Bolanos mampu membuat semua pemain di kotak penalti melompat untuk menggapainya. Sayang, bola hanya 'numpang lewat' dan tak seorang pun pemain yang mampu menanduk bola lambung berbahaya tersebut.

Wakil Ameria Tengah itu kemudian memang mampu menguasai jalannya laga, namun mereka terkesan kurang sabar. Ticos terus mencoba membongkar pertahanan solid Yunani, namun selalu berhasil dipatahkan oleh para gelandang dan bek Yunani. Yunani lalu bangkit menjelang 15 menit terakhir babak pertama, diawali ketika tendangan luar kotak penalti Karagounis masih bisa ditepis Keylor Navas.

Kiper Kosta RIka yang bermain di Levante itu kembali sanggup menggagalkan peluang Yunani di menit 37 yang tercatat sebagai peluang terbaik di 45 menit pertama. Berawal dari umpan silang akurat Jose Holebas dari sisi kiri, sontekan jarak dekat Dimitris Salpingidis masih bisa diblok Navas menggunakan kakinya dan hanya menghasilkan sepak pojok. Hingga babak pertama berakhir, skor kacamata masih bertahan.

Babak Kedua

Mendapati diri lebih banyak mencatatkan peluang di babak pertama, Yunani terus berupaya memecah kebuntuan, di awal babak kedua. Georgios Samaras sukses menyambut umpan tendangan bebas Holebas, namun tandukannya masih mengarah tepat di pelukan Navas. Di saat inilah Kosta Rika mampu memberikan hentakan luar biasa kepada Yunani.

Tepatnya di menit 52, Bolanos menyisir sisi kanan pertahanan Yunani sebelum melepaskan umpan mendatar kepada Ruiz yang sudah menanti di depan kotak penalti. Sang kapten tanpa ragu langsung menembak secara akurat ke pojok gawang Yunani dan membuat Orestis Karnezis mati kutu di posisinya. Kosta Rika memimpin! Ini adalah shot on target pertama dari Kosta Rika di laga ini yang langsung berbuah gol. 

Tak lama berselang, Kosta Rika terus menekan dan nyaris mendapat hasil lewat dua peluang berbahaya. Satu peluang gagal terkonversi setelah sepakan Campbell masih bisa diblok Manolas. Yang kedua, Yunani terbilang beruntung karena kiriman crossing dari sayap kanan Kosta Rika sempat mengenai tangan Vasilis Torosidis di dalam kotak penalti namun lolos dari pengamatan wasit.

Akan tetapi, jalannya laga berubah total ketika Oscar Duarte mendapat kartu kuning kedua di menit 66 setelah melanggar Holebas. Sejak saat itu, giliran Yunani mengepung pertahanan Kosta Rika. Namun beberapa peluang dari Samaras, Gekas, Karagounis, dan Manolas semuanya terbuang percuma karena masih belum matang. Di menit 87, sempat terjadi kemelut ketika Torosidis merangsek ke kotak penalti, namun crossing-nya masih bisa ditahan Navas.

Hal yang ditakutkan Kosta Rika benar-benar terjadi di masa injury time. Berawal dari sepakan Gekas yang masih bisa ditepis Navas, bola muntah langsung disambar Sokratis Papastathopoulos untuk menyamakan skor. Belum berhenti di situ saja, Kostas Mitroglou nyaris membalikkan keadaaan ketika tandukannya menyambut umpan silang Torosidis masih bisa ditepis oleh Navas. Hingga waktu normal berakhir skor 1-1 tetap bertahan.

Perpanjangan Waktu

Tampil dengan sepuluh pemain membuat energi Kosta Rika benar-benar terkuras di masa extra time ini. Yunani pun terus menggempur pertahanan lawannya itu. Kemelut di depan gawang Navas pada menit 100 nyaris membuahkan gol, namun tembakan Katsouranis masih bisa diblok Gonzalez. Hingga extra time pertama usai, Kosta Rika masih mampu bertahan dengan baik dan mempertahankan skor.

Di perpanjangan waktu kedua, Brenes langsung membuat Yunani ketar-ketir lewat tembakannya yang masih melebar. Tak lama berselang, dribel Cubero ke kotak penalti Yunani nyaris menemui kaki Campbell. Yunani kemudian langsung melancarkan serangan balik, namun tembakan Lazaros masih bisa ditepis Navas. Di menit-menit akhir, Yunani yang terus menyerang nyaris mendapat hasil, namun tembakan Mitroglou masih bisa diblok oleh Navas. Hingga 30 menit babak extra time usai, kedudukan kedua tim masih sama kuat.

Adu Penalti

Kosta Rika dan Yunani sama-sama mengawali tiga tendangan penalti dengan sempurna. Sepakan sukses Borges, Ruiz, Gonzales, sama-sama diikuti dengan baik oleh Mitroglou, Lazaros, dan Holebas. Perbedaan terjadi pada penendang keempat di mana Campbell sukses membawa Kosta Rika unggul 4-3 sementara tendangan Gekas mampu ditebak dengan baik oleh Navas.

Ini membuat penentu kemenangan ditentukan oleh penendang kelima dari Kosta Rika, yakni Michael Umana. Sepakan jitu sang bek membuat Karnezis tak berkutik dan sekaligus menutup laga dengan keunggulan 5-3 di babak adu penalti. Dengan demikian, Kosta Rika lolos ke perempat-final Piala Dunia untuk pertama kali sepanjang sejarah.

Susunan Pemain:

Kosta Rika (5-4-1): Navas; Diaz, Gonzalez, Umana, Duarte, Gamboa (Acosta 77'); Bolanos (Brenes 83'), Borges, Tejeda (Cubero 66'), Ruiz; Campbell.

Yunani (4-2-3-1): Karnezis; Holebas, Sokratis, Manolas, Torosidis; Maniatis (Katsouranis 78'), Samaris (Mitroglou 58'); Lazaros, Karagounis, Salpingidis (Gekas 69'); Samaras