Tuesday, June 10, 2014

Menanti Laga Pembuka PD 2014 "Brasil VS Kroasia"

'Lawan Kroasia Sepenting Laga Final'
TIMNAS BRASIL - Brasil akan berjumpa Kroasia di laga pembuka Piala Dunia 2014. Dani Alves menegaskan bahwa Brasil wajib memetik kemenangan guna mengirim 'peringatan' pada para rivalnya.

Gelaran pesta sepakbola sejagat itu dibuka dengan pertarungan Brasil kontra Kroasia dalam laga penyisihan Grup A di Arena Corinthians, Jumat (13/6) dinihari WIB.

Ekspektasi besar berada di pundak Alves dkk. sebagai negara tuan rumah. Pasalnya, Brasil tampil kurang meyakinkan dan hanya menang 1-0 melawan Serbia di pemanasan terakhir.

Kemenangan itupun tidak membuat para suporternya puas. Skuat besutan Felipe Scolari ini tak sedikit dicemooh meskipun Alves yakin timnya akan dalam bentuk terbaik di dalam turnamen.

"Pembuktiannya adalah sekarang," lugas Alves yang lansir Guardian. "Itu bukan sekadar tiga poin, itu juga soal mengirim pesan kepada para rival."

"Aku pikir ini adalah pertandingan terpenting di Piala Dunia, bersama pertandingan final."

Meski fans Brasil sering kali mencibir timnya sendiri jika bermain buruk, Alves yakin mereka akan disambut dengan hangat saat melakoni laga perdana.

"Karena kami bermain di kandang sendiri ... aku yakin orang-orang akan mendukung kami," sambung penggawa Barcelona ini. "Itu akan memastikan bahwa tim Brasil adalah favorit."

Silva Nilai Laga Lawan Belanda Jadi Kunci buat Spanyol

Silva Nilai Laga Lawan Belanda Jadi Kunci buat Spanyol
TIMNAS SPANYOL - Tim nasional Spanyol langsung bertemu lawan berat, Belanda, di laga pertama Piala Dunia 2014. David Silva menyebut sebagai pertandingan yang penting bahkan seperti laga kunci buat La Furia Roja.

Di Arena Fonte Nova, Salvador, Jumat (13/6/2014) mendatang, Spanyol bakal melakoni pertandingan melawan De Oranje di babak penyisihan Grup B.

Spanyol mempunyai kenangan buruk saat berlaga di pertandingan pertama di Piala Dunia 2010. Tim besutan Vicente Del Bosque itu kalah dari Swiss, meski akhirnya mampu menjadi juara.

Tak mau mengalami hal yang sama saat berlaga di Brasil, Silva pun menegaskan pentingnya pertandingan melawan Belanda untuk langkah Spanyol selanjutnya.

"Itu merupakan pertandingan kunci karena itu meruapak pertandingan pertama -meski kami kalah di laga pembuka di Piala Dunia terakhir dan pada akahirnya mampu memenangi trofi," kata Silva di As.

"Kami tahu bahwa jika kami bisa mengalahkan Belanda, itu bakal menjadi langkah penting buat kami," imbuhnya.

PELE : Final Ideal PD 2014 Brasil VS Uruguay

Demi Balas Dendam, Pele Prediksikan Brasil vs Uruguay di Final
LEGENDA SEPAKBOLA - Kekalahan atas Uruguay di final Piala Dunia 1950 masih jadi kenangan buruk buat banyak orang Brasil. Atas dasar itulah Pele berharap duel tersebut bisa terulang di tahun ini, demi melakukan balas dendam.

Brasil menelan kekalahan mengejutkan atas Uruguay di Piala Dunia 1950. Menjadi tuan rumah dan diunggulkan bakal jadi kampiun, Samba justru bertekuk lutut dengan skor 1-2 atas Uruguay di final. 

Kembali menjadi tuan rumah setelah momen pahit tersebut, Brasil kini punya peluang besar untuk meraih kembali gelar juara dunia. Dan menurut Pele, tidak ada yang lebih baik dari menjadi juara dengan mengalahkan Uruguay di final.

"Saya lebih memilih Brasil bertemu dengan Uruguay. Dengan begitu kami dapat membalas kekalahan kami," ujar Pele kepada Sport Mole.

Terkait persaingan menjadi juara, Pele menyebut ada beberapa juara yang punya kans sama besar. Salah satunya adalah Inggris, meski mereka tergabung di grup berat bersama Italia dan Uruguay.

"Inggris - seperti Brasil, Italia dan Prancis - punya reputasi. Kami harus bersiap untuk mereka. Kami harus menghormati Inggris karena mereka punya peluang yang sama besar dengan kami," lanjut Pele.

Tak Ada Janji Pelatih Timnas Italia Di PD 2014 Brasil Buat Warga Italia

Prandelli Tak Bisa Janjikan Apa-apa untuk Publik Italia
TIMNAS ITALIA - Italia menatap Piala Dunia berselimutkan pesimisme dari publiknya menyusul hasil tak memuaskan di laga-laga persiapan. Cesare Prandelli pun tak bisa janjikan apa-apa, meski menegaskan timnya siap berjuang.

Italia datang ke Piala Dunia dengan bekal kurang meyakinkan. Dari total enam uji coba terakhir, hasilnya adalah empat kali imbang, satu kali kalah, dan satu kali menang.

Kemenangan pun baru dipetik di laga uji coba pamungkas kontra klub Brasil Fluminense, Senin (9/6/2014) kemarin. Bahkan secara keseluruhan, sebelum kemenangan tersebut, Italia berada dalam rentetan tujuh laga tak pernah menang (6 imbang, 1 kalah).

Hasil-hasil ini tampaknya membuat publik Italia tak berharap banyak di Piala Dunia nanti. Apalagi Gli Azzurri berada di grup sulit bersama Inggris, Uruguay, dan Kosta Rika.

Tapi hal ini ditanggapi santai oleh Prandelli, yang menyebut publik negaranya memang senantiasa pesimis. Pelatih 56 tahun itu cuma bisa menjanjikan timnya siap dan bakal berupaya keras melaju sejauh mungkin.

"Kami tidak bisa menyampaikan pesan apa-apa ataupun jaminan. Satu-satunya jaminan yang bisa kami berikan adalah kami telah berusaha agar siap," katanya kepada Football Italia.

"Secara karakter, tim ini tidak akan mengecewakan dan kami akan berjuang demi seragam ini serta untuk setiap bola," tambahnya.

"Di awal setiap turnamen selalu ada pesimisme di Italia. Begitulah kami. Mungkin secara psikologis kami perlu rasa tak aman dan kritik ini. Saya sih tenang karena kami telah bekerja dengan baik," tandasnya.

Prandelli pribadi cukup yakin timnya punya kemampuan untuk menapaki tahap akhir Piala Dunia, utamanya jika dilihat dari kondisi fisik para pemain. Kini eks pelatih Fiorentina itu tinggal fokus mematangkan taktik.

"Kami tiba di Brasil dengan cukup awal, sekarang kami akan melatih kecepatan dan tempo kami. Kami akan mencoba memoles detail-detail kecil. Ini adalah sebuah tim yang dalam hal kebugaran punya kesempatan untuk mencapai tahap akhir Piala Dunia," demikian Prandelli.

Adam Lallana, Dari League One ke Piala Dunia

TIMNAS INGGRIS - Perjalanan Adam Lallana dalam beberapa tahun terakhir sungguh pesat. Dari yang tadinya hanya bermain di divisi rendah Liga Inggris, dia kini akan menjalani Piala Dunia pertamanya.

Dari League One ke Piala Dunia
Lallana, yang selama kariernya sampai saat ini hanya memperkuat stau klub: Southampton, ikut serta dalam turun-naiknya perjalanan klub dari kota pelabuhan itu.

Tiga musim pertama Lallana bersama Soton dihabiskan di Divisi Championship --satu tingkat di bawah Premier League. Setelahnya, Soton turun divisi. Mereka menghabiskan dua musim berikutnya di League One, yang berada satu tingkat di bawah Divisi Championship.

Di sanalah Lallana dan Soton berkutat, sebelum akhirnya kembali ke Championship pada 2011/2012 dan akhirnya naik ke Premier League pada 2012/2013.

Buat Lallana sendiri, itu adalah pertama kalinya dia merasakan bermain di divisi teratas Liga Inggris.

Dua musim bermain di Premier League, kemampuan Lallana mulai diakui. Ini juga seiring dengan okenya performa Soton di bawah arahan Mauricio Pochettino. Sebagai ganjaran, Lallana pun dipanggil oleh Roy Hodgson untuk memperkuat tim nasional Inggris.

"Tiga tahun lalu, saya masih bermain di League One. Jadi, bisa bermain di Piala Dunia adalah sebuah pencapaian besar. Sisanya adalah bonus," ujar pemain berusia 26 tahun ini di Sky Sports.

Yang disebut bonus oleh Lallana adalah jika dirinya ditunjuk Hodgson untuk masuk starting line-up. Lallana tidak menampik bahwa dia mengimpikan hal tersebut. Tapi, yang terpenting buatnya saat ini adalah tampil sebaik mungkin.

"Saya tahu tugas saya. Semakin bagus saya bermain, semakin besar kans saya untuk tetap berada di dalam tim, atau jika tidak membuat kontribusi dari bench," kata Lallana.

Sejauh ini Lallana sudah mengantongi lima caps bersama The Three Lions. Debutnya bersama Inggris dilakoni pada 15 November 2013. Sial buat Lallana, ketika itu Inggris kalah 0-2 dari Chile.

Hooligan Argentina Dilarang Nonton PD 2014 Brasil

Hooligan Argentina Dilarang Nonton PD 2014 Brasil
PIALA DUNIA - Demi menjaga keamanan dan kondisi selama perhelatan Piala Dunia, pihak Interpol Brasil akan melakukan razia para supporter yang bisa memicu terjadinya keributan. Salah satu yang akan dilarang masuk ke Brasil adalah hooligan Argentina.

Kepala Interpol Brasil, Luiz Eduardo Navajas sudah mengonfirmasi bahwa akan melarang hooligan Argentina untuk masuk Brasil. Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat sekira 2100 ‘Barra Bravas’,  hooligan yang akan menjadi perhatian pihak keamanan Brasil.

“Pihak berwenang di Argentina telah memberikan kami informasi dan para supporter (Barra Bravas) akan kami cegah untuk masuk ke Brasil dan akan melakukan identifikasi,” ujar Navajas, seperti disadur 3news, Selasa (10/6/2014).

“Jika mereka bersikap melewati kontrol, mereka akan kami deportasi,” lanjut Navajas.

Sementara itu, Navajas juga berujar tidak mengkhawatirkan soal hooligan Eropa. Pasalnya, paspor mereka telah disita oleh Negara masing-masing sehingga tidak bisa datang ke Brasil.

“Mereka (hooligan) dilarang pergi oleh Negara mereka. Paspor mereka telah disita dan tidak masuk Brasil. Kami bekerja sama dengan Inggris, Belgia, dan Jerman,” papar Navajas.

Sementara itu, pihak Interpol Brasil juga sudah melakukan kerjasama dengan Interpol seluruh Negara kontestan untuk menjaga keamanan dan memastikan event Piala Dunia berlangsung aman dan lancar.

Zidane Bakal Latih Real Madrid?

Zidane Tidak Mau Tinggalkan Bernabeu
LIGA SPANYOL – Zinedine Zidane mendapatkan tawaran untuk melatih di Bordeaux. Namun, asisten pelatih Carlo Ancelotti itu menegaskan akan tetap bertahan dengan Real Madrid.

Setelah pensiun dari pemain sepakbola, Zidane melanjutkan karier sebagai tangan kanan Florentino Perez. Tidak lama kemudian, pria asal Prancis itu memutuskan untuk menerima tawaran menjadi asisten pelatih Ancelotti.

Kiprahnya bersama Ancelotti ternyata mendapatkan perhatian banyak klub, salah satunya adalah Bordeaux. Klub yang pernah dibela Zidane saat masih bermain itu, memang sedang mencari seorang pelatih baru.

Belakangan, Les Girondins, julukan Bordeaux, gencar diberitakan sudah melakukan negosiasi dengan Zizou, sapaan akrab Zidane. Tapi, Zizou sepertinya lebih memilih untuk tetap bertahan di Santiago Bernabeu.

"Untuk sementara saya di sini, saya akan melanjutkan karier di Real Madrid,” kata Zidane.

“Mari kita lihat apa yang terjadi nanti,” sambungnya, diberitakan Tribalfootball, Senin (9/6/2014).

Kaka Pertimbangkan Masa Depannya Di Milan

Kaka Mulai Galau di Milan
LIGA ITALIA– Pemain Bintang asal Brasil, Ricardo Kaka mengaku bimbang tentang masa depannya bersama AC Milan. Tak ayal, masa depan Kaka pun jadi bahan spekulasi. 

Dikabarkan Kaka mempertimbangkan untuk meninggalkan San Siro dan kembali ke kampung halamannya di Sao Paolo. Namun, menurut juru bicaranya Diogo Kocko pemain 32 tahun tersebut belum memutuskan apapun soal masa depannya.  

"Kaka belum memutuskan apakah dia akan pergi dari Milan atau tidak. Saat ini, dia masih mengevaluasi segala kemungkinan," terang Kocko, seperti dilansir Football-Italia, Senin (9/6/2014).

Kaka bergabung kembali dengan Milan dari Real Madrid pada awal musim 2013/14 dan memiliki kontrak hingga 30 Juni 2015. Namun, dalam kontraknya ada klausul yang menyatakan bahwa dia boleh hengkang andai Rossoneri gagal tampil di Eropa musim depan. 

Sepanjang Serie A 2013/14, Kaka telah bermain 30 kali dan mencetak tujuh gol dan empat assist. Pada Piala Dunia 2014 ia tidak masuk skuad Brasil, dengan begitu punya cukup waktu untuk mempertimbangkan kelanjutan kariernya di San Siro.

Inzaghi Resmi Latih AC MIlan

Seedorf Dipecat, Milan Resmi Tunjuk Pippo
LIGA ITALIA – Spekulasi soal siapa yang akan mengarsiteki AC Milan terjawab sudah. Apa yang sudah beredar di belantara gosip, jadi kenyataan jua. Clarence Seedorf resmi diputus kontraknya dan Milan segera menunjuk Filippo “Pippo” Inzaghi sebagai suksesornya.

Sebelumnya manajemen Milan lebih dulu mengadakan pembicaraan soal pemutusan kontrak Seedorf dan akhir kata, kedua pihak sudah sama-sama sekapat setelah Milan, bersedia membayar kompensasi sisa dua setengah tahun kontrak yang tersisa sejak ditandatangani Januari lalu.

Inzaghi yang sebelumnya menukangi tim Primavera Milan, dilaporkan akan menerima gaji 700 ribu euro per pekan dengan durasi masa jabatan dua tahun. Meski begitu, pihak Il Diavolo belum menguak secara detail nilai total kontrak kakak kandung Simone Inzaghi itu.

“AC Milan ingin mengumumkan bahwa pelatih Clarence Seedorf sudah dipecat dan tim utama akan dipercayakan pada Pippo Inzaghi sampai 30 Juni 2016,” bunyi pernyataan resmi klub.