Monday, April 28, 2014

Pernak Pernik 4 Besar Liga Champions

"Atletico-Chelsea 50/50, Bayern Sanggup Balas Madrid"
Liga Champions – Putaran pertama semifinal Liga Champions lalu, gagal menampilkan dua partai menghibur disertai banjir gol buat para penikmatnya. Duel empat tim semifinalis tergolong monoton dan malah menyajikan sepakbola negatif.

Eks-maestro sepakbola Denmark, Barcelona dan Real Madrid, Michael Laudrup mengamini bahwa duel Atlético Madrid vs Chelsea, terbilang alot dan final prematur Real Madrid vs Bayern Munich, hanya memperlihatkan bagaimana tim sekelas Los Galacticos bisa tampil defensif dan hanya mengandalkan counter-attack.

Meski begitu, Laudrup bisa mengerti bagaimana laga monoton yang tercipta, tak lain karena baik Diego Simeone dan José Mourinho ingin berhati-hati, sementara Madrid memang harus menerapkan “parkir bus” agar tak kecolongan di kandang sendiri.

“Setiap orang bisa bermain sesuai keinginan mereka, saya tak punya tanggapan soal taktik mereka. Dua laga semifinal seperti yang sempat saya prediksikan, terutama Atlético vs Chelsea. Keduanya sangat terorganisir. Atlético bermain menyerang, tapi mereka juga berpikir untuk tidak kecolongan gol, jadi kita disajikan laga yang minim peluang,” papar Laudrup.

“Sementara Bayern memulai 20 menit laga dengan hebat. Tapi Madrid yang mencetak gol lebih dulu dan punya dua peluang bersih lainnya lewat Cristiano Ronaldo dan Ángel di María. Saya pikir Madrid cukup senang dengan hasilnya (1-0) karena mereka tim terbaik dengan serangan balik dengan para pemain yang mereka miliki,” imbuhnya.

Di leg kedua pekan depan, Laudrup menilai Madrid bisa membuat masalah buat Bayern jika mampu mencetak gol tandang. Pun demikian, Madrid juga mesti waspada lantaran Die Roten, punya kualitas comeback dan membalikkan agregat.

“Mereka tahu bahwa mereka bisa mencetak gol di Munich dan jika mereka berhasil, Bayern harus membuat tiga gol. Situasinya akan berat buat tim Jerman itu. Keadaannya juga akan sengit karena Bayern juga punya kualitas untuk membalikkan hasil,” sambung Laudrup.

Untuk prediksi dua finalis, Laudrup enggan mengacungkan tunjukan lantaran keempat tim, masih punya peluang terbuka melaju ke partai puncak, terlebih Atlético dan Chelsea yang mengakhiri pertemuan pertama dengan hasil imbang tanpa gol.

“Saya tidak tahu (dua finalisnya) karena keempat tim sama-sama layak. Atlético menyingkirkan Barcelona, sementara Chelsea sempat dianggap akan tersisih, tapi tim Mourinho ternyata sangat kompetitif,” tambahnya, seperti disadur Football-Espana, Sabtu (26/4/2014).

“Saya melihat (peluang) Atlético dan Chelsea 50/50. Bayern dan Mdarid juga tampil baik, jadi saya tak bisa bilang. Tapi yang pasti, kita akan melihat dua gaya sepakbola yang berbeda di final,” tuntas Laudrup.

Dortmund Tertahan, Bayern Tetap Melaju

Bayern Hantam Bremen, Dortmund Tertahan di BayArena
Liga Jerman  – Sang juara prematur, Bayern Munich tampil trengginas menjamu Werder Bremen pada spieltag ke-32 Bundesliga. Sempat disengat lebih dulu, Bayern bangkit dan berpesta gol 5-2 di Allianz Arena, yang sempat didahului tribute untuk mendiang Tito Vilanova – eks pelatih Barcelona.

Bench Bayern sempat disengat gol pembuka tim tamu saat paruh pertama baru berlangsung 10 menit. Adalah Theodor Gebre Selassie yang “menumpahkan darah pertama” via tembakan kaki kanannya memanfaatkan ruang tembak di kotak 16 yang gagal dijangkau Manuel Neuer.

Namun keunggulan Die Werderaner tak bertahan lama. Pasalnya 10 menit berselang, Franck Ribéry menyamakan skor, 1-1 dengan shooting kaki kirinya, meneruskan through pass Claudio Pizarro.

Tim tamu sempat unggul lagi, 2-1 pada menit ke-36 dari tembakan kaki kiri ke sudut gawang, setelah dibidani serangan balik kreasi Franco di Santo. Neuer kembali harus memungut bola dari gawangnya sendiri.

Keunggulan Bremen mampu tertahan sampai jeda. Namun di interval kedua, tuan rumah benar-benar bikin perhitungan. Tiga gol lainnya berturut-turut disarangkan Pizarro pada menit ke-53 dan 57, serta dwi gol lainnya yang disumbangkan Bastian Schweinsteiger (61’) dan Arjen Robben (74’), guna mengunci skor 5-2 sampai laga bubar.

Dortmund Gagal Curi Poin Sempurna
Beralih ke BayArena, markas Bayer Leverkusen, Borussia Dortmund gagal mencuri kemenangan, guna menegaskan posisinya di peringkat dua klasemen Bundesliga. Bertandang ke markas Bayer Leverkusen, tim asuhan Jürgen Klopp itu ditahan imbang, 2-2.

Tuan rumah lebih dulu mengubah skor, 1-0 atas Dortmund, saat tandukan Lars Bender tepat di muka gawang menyusul sepak pojok, merobek gawang Roman Weidenfeller pada menit ketujuh.

Dortmund baru bisa menyamakan level kedudukan, 1-1 saat waktu memasuki menit ke-29. Dengan skema yang hampir sama dari gol pembuka Leverkusen, sundulan Oliver Kirch hasil umpan set-piece Marco Reus bersarang setelah Bernd Leno di bawah mistar Leverkusen gagal menghalau.

Leverkusen mengungguli tamunya lagi, 2-1 di menit ke-36. Lagi-lagi gol lahir dari kepala yang kali ini dilakoni Gonzalo Castro, menyambut crossing Julian Brandt. Tapi Dortmund merespons tiga menit berselang dengan konversi penalti Reus, menyusul handball Roberto Hilbert di kotak terlarang.

Skor 2-2 ini pun tak hanya bertahan sampai jeda, tapi juga hingga paruh kedua rampung setelah tak sebiji pun gol lagi bisa dilahirkan kedua tim. Hasil ini sedikitnya mengancam posisi runner-up Dortmund yang masih dikejar Schalke 04 yang defisit tujuh poin dan baru akan bermain Minggu malam nanti menjamu Borussia Mönchengladbach.

Hasil Spieltag 32 Bundesliga Lainnya:
TSG Hoffenheim 0-0 Eintracht Frankfurt
Mainz 05 2-0 FC Nürnberg
Hertha Berlin 2-0 Eintracht Braunschweig
VfL Wolfsburg 2-2 SC Freiburg

Brasil tanpa bintang di Piala Dunia 2014

Brasil tanpa bintang di Piala Dunia 2014
Timnas Brasil – Brasil selalu dianggap tak pernah kehabisan menelurkan pemain bintang. Tapi masalahnya jelang Piala Dunia di “rumah sendiri” musim panas nanti, Seleção disebut tak punya bintang sama sekali di skuadnya.

Bagaimana dengan Neymar da Silva? Well, bagi legenda Edson “Pelé” Arantes do Nascimento, Neymar masih meretas jalan kebintangan – belum bertransformasi sebagai pemain bintang yang sebenarnya.

Skuad Brasil kali ini dikatakan minim penggedor berkualitas di lini depan. Kendati demikian, Pelé melihat Brasil di Piala Dunia edisi ke-20 nanti setidaknya punya sejumlah punggawa bertahan nan gemilang, dengan keberadaan Dante Bonfim dan Thiago Silva.

“Kami tak punya bintang besar. Kita bicara tentang Neymar, tapi Piala Dunia ini akan jadi yang pertama buatnya. Tapi sebagai sebuah tim, ini kali pertama dalam sejarah di mana kami lebih baik di pertahanan ketimbang lini serang,” papar Pelé, seperti dikutip SambaFoot, Sabtu (26/4/2014).

“Brasil selalu menjadi tim pemenang yang mencetak banyak gol, selalu punya pencetak gol yang subur. Ini pertama kalinya kami kesulitan menemukan penyerang. Ada beragam pemain yang ingin saya lihat di skuad, tapi tim ini sudah ditentukan dengan baik – dengan problem pada lini depan,” tambahnya.

Mungkin solusi lini depan Brasil sedikitnya bisa terpecahkan, andai beberapa waktu lalu Diego Costa memutuskan untuk tetap membela negara kelahirannya. Namun Costa justru memilih Spanyol sebagai tim yang dibelanya pada Piala Dunia kali ini.

“Dia orang Brasil dan dinaturalisasi Spanyol. Permainan Costa sangat bagus dan sempat dipanggil, tapi dia memutuskan untuk bermain dengan Spanyol. Padahal dia akan jadi tambahan yang hebat buat Brasil,” tuntas Pelé menyesali keputusan Costa.

Mungkinkah Adnan Januzaj Berlaga Di Piala Dunia Brasil 2014?

Adnan Januzaj
Timnas Belgia – Belum lama ini, winger muda Manchester United, Adnan Januzaj memutuskan untuk memilih Belgia sebagai tim yang ingin dibelanya, ketimbang Inggris atau Kosovo – negara kelahiran keluarganya. Namun, bukan berarti Januzaj dianggap layak dibawa Belgia ke Brasil, musim panas mendatang.

Bagi rekan setim Kevin Mirallas, Januzaj dianggap belum pantas dan belum matang untuk diikutkan skuad Belgia ke Piala Dunia. Mirallas melihat masih ada sejumlah pemain lainnya yang lebih layak dan matang untuk disertakan skuad.

“Ada banyak tekanan saat dia memutuskan sikap (memilih Belgia) dan sebenarnya pilihan ini bagus buat Belgia karena dia pemain yang bagus,” ujar Mirallas kepada DailyMail, Sabtu (26/4/2014).

“Tapi saya pikir tak seharusnya dia dibawa ke Brasil. Akan tidak adil meninggalkan pemain bagus lainnya untuk seseorang yang belum dikenal dan tak sering bermain untuk klubnya pada beberapa bulan ini,” lanjut pemain Everton itu.

Ya, Januzaj dianggap belum cukup matang lantaran masih berada di skuad pelapis United saat ini. Belum lagi, Januzaj belum pernah sekalipun beradaptasi di tim Belgia selama ini. Namun Mirallas merasa Januzaj sudah akan siap jadi bintang Belgia pada Euro 2016 mendatang.

“Adnan belum mengenali tim dan faktanya, dia jarang bermain di United. Kami juga tak kekurangan pemain di area tengah. Masih ada banyak pemain bagus pada posisinya di skuad Belgia. Jadi, situasinya (persaingan) juga akan sulit baginya,” tambah Mirallas.

“Dia belum bisa membuktikan diri di United bahwa dia bisa menjadi aset nomor satu di posisinya. Saya pikir buatnya, Euro 2016 jadi target yang lebih realistis,” tuntasnya.

Liga Italia : Inilah Hasil Liga Italai Pekan Ke-35

Lazio Perkasa, Parma Tersandung
Liga Italia – Memasuki giornata ke-35, kompetisi Serie A berjalan cukup ketat. Tidak hanya tim papan atas saja yang bersaing untuk mengamankan gelar, tapi tim papan tengah pun turut saling sikut untuk tampil di zona Eropa.

Salah satu tim yang tengah berjuang untuk menembus papan tengah adalah Lazio. Ya, tim ibu kota itu mendapatkan hasil positif di pertandingan kontra Livorno. Meski bermain di kandang lawan, Biancoceleste tetap menunjukkan performa menawan dengan meraih tiga poin.

Bermain impresif sejak awal pertandingan membuat Lazio mampu menekan pertahanan Livorno. Masuk di menit ke-15, tim tamu mampu membuat pendukung tuan rumah terdiam lewat gol yang dicetak Stefano Mauri. Memanfaatkan umpan tarik Senad Lulic, Mauri yang mendapatkan ruang tembak langsung mengarahkan bola ke gawang Livorno. Kiper Etrit Berisha pun tidak mampu menahan laju bola. Lazio memimpin 1-0.

Setelah gol Mauri, praktis kedua tim sama-sama bermain terbuka untuk menyamakan kedudukan. Namun, hingga pertandingan babak pertama usai tidak ada gol tercipta lagi. 

Lanjut di interval kedua, Lazio tidak menurunkan tempo permainan. Umpan satu dua sentuhan pun tak jarang dilakukan oleh Lazio. Setelah bermain menyerang, alhasil Lazio pun mendapatkan hadiah penalti di menit ke-51. Antonio Candreva yang menjadi algojo pun sukses menjalankan tugasnya dengan sempurna. Mengarahkan bola ke tiang jauh, membuat Berisha tidak mampu menghalau bola. Lazio tetap memimpin 2-0. 

Gol Candreva itu pun bertahan hingga babak kedua usai, skuad arahan Edoardo Reja pun sukses mengamankan tiga poin dan membuka kans untuk tampil di Europa League. Sementara itu, Livorno makin terbenam di zona degradasi.

Sementara itu, kandidat lain yang mempunyai peluang untuk tampil di Europa League ialah Parma. Namun, di pekan ini, tim besutan Roberto Donadoni harus merasakan pahitnya kekalahan setelah ditumbangkan lewat gol semata wayang striker Cagliari, Maurcio Pinilla.

Kekalahan itu sekaligus membuat posisi Parma turun dua peringkat ke posisi sembilan. Karena di saat bersamaan Torino dan Lazio mengamankan tiga poin.

Berikut hasil Serie A lainnya:
Hellas Verona 4 vs 0 Catania
Sampdoria 2 vs 1 Chievo
Livorno 0 vs 2 Lazio
Cagliari 1 vs 0 Parma
Torino 2 vs 0 Udinese 

Liga Inggris : Manchester City Hajar Crystal Palace 0-2

City menang 2-0 atas Palace
Liga Inggris – Manchester City mengancam posisi Liverpool sebagai pemuncak klasemen, setelah mengalahkan Crystal Palace yang dalam lima pertandingannya meraih kemenangan beruntun. City menang 2-0.

Ya, meski atas kemenangan ini The Citizens tetap ada di peringkat tiga dengan 77 poin dan berselisih tiga poin dengan The Reds. Namun, Vincent Kompany dan kawan-kawan, masih memiliki sisa satu pertandingan lagi melawan Everton yang akan dimainkan tanggal 3 Mei 2014. Dan jika di akhir musim kedua klub memiliki poin sama, selisih gol akan menjadi poin untuk diperhitungkan.

Babak Pertama

Crystal Palace, meski sudah mencapai target dan mengamankan status bermain di Premier League musim depan, tetap menurunkan susunan pemain terbaiknya. Terbukti dari keputusan Gaffer tim, Tony Pulis yang menurunkan langsung Marouane Chamakh dari menit pertama, setelah ia diragukan tampil akibat cedera, untuk berduet dengan Cameron Jerome.

Dari kubu tim tamu, Manuel Pellegrini menurunkan duet terbaiknya, yakni Edin Dzeko dan penyerang lincah asal Argentina, Sergio ‘Kun’ Aguero.  Di lini tengah Yaya Toure kembali mengisi satu tempat, bersama Javi Garcia yang menggantikan Fernandinho, sementara playmaker tim, David Silva masih harus menepi akibat cedera.

Kekalahan Liverpool atas Chelsea yang lebih dahulu bertanding, benar-benar membangkitkan gairah bermain Manchester City. Terbukti, baru tiga menit berjalan, Edin Dzeko langsung membuka keunggulan The Citizens memanfaatkan umpan lambung terukur pemain yang baru sembuh cedera, Yaya Toure. Skor 1-0 untuk keunggulan City.

Unggul satu gol, Eagles -julukan Crystal Palace- tak mau kehilangan muka di hadapan pendukungnya, Selhurst Park dan meningkatkan intensitas permainan. Namun peluang-peluang yang didapat, belum dapat dikonversi menjadi gol dan menyamakan kedudukan.

Kembalinya Toure benar-benar membuat lini tengah The Citizens lebih dinamis dalam membangun serangan. Peran sentral pemain asal Pantai Gading ini, terlihat melalui pola serangan City yang dibangun olehnya.

Eagles mesti menurunkan nama-nama terbaik di 11 pemain inti yang dimainkan sejak awal, terlihat tidak ngotot seperti di laga-laga sebelumnya saat posisi tim belum aman dari kejaran zona degradasi. Mile Jedinak dan kawan-kawan justru bermain aman hingga waktu memasuki angka 30.

Toure! Setelah sebelumnya memberi assist, kali ini eks pemain Barcelona tersebut mencetak gol yang menggandakan keunggulan timnya di menit 43. Proses terjadinya gol itu sendiri terjadi indah, melalui permainan satu dua, dua pemain kepada Toure yang terus berlari hingga kotak penalti Palace. Sempat mendapat tekel, Toure kokoh berdiri dan mencetak gol melalui kaki kirinya. 2-0 untuk City bertahan hingga turun minum.

Babak Kedua

Wasit Howard Webb baru membunyikan peluit tanda dimulainya babak kedua, Palace langsung menggebrak dan mengetes Joe Hart. Adalah Jason Puncheon yang  membuat Hart bekerja keras meninju bola untuk tendangan sudut.

Memasuki menit 60, Eagles tetap belum menemukan cara untuk merobek gawang Joe Hart dan memperkecil ketertinggalan. Sementara City melakukan serangan balik, menunggu Palace melakukan kesalahan.

Berjalan hingga menit 80, pertandingan menjadi membosankan karena kedua tim menurunkan tempo dan tak banyak memiliki peluang. Permainan bola pun banyak kandas di lini tengah dan lini belakang. Praktis tak ada gol lagi yang terjadi hingga akhir babak dan The Citizens membawa pulang tiga poin dari Selhurst Park dengan skor 2-0.

Susunan Pemain:

Crystal Palace: Julian Speroni, Adrian Mariappa, Damien Delaney, Scott Dann, Joel Ward, Mile Jedinak, Joe Ledley, Jason Puncheon, Yannick Bolasie (Thomas Ince 73’), Marouane Chamakh (Dwight Gayle69’), Cameron Jerome (Glenn Murray 69’)

Manchester City: Joe Hart, Vincent Kompany, Martin Demichelis, Pablo Zabaleta, Aleksandr Kolarov, Samir Nasri, James Milner, Javi Garcia, Yaya Toure (Fernandinho 65’), Sergio Aguero (Stevan Jovetic 78’), Edin Dzeko (Alvaro Negredo 88’) 

Liga Belanda : Ajax Amsterdam Juara Eredivisie4x Beruntun

Pelatih Ajax "Franck De Boer"
Liga Belanda – Bermain imbang 1-1 kontra Hercales sudah cukup membawa Ajax Amsterdam menjadi juara Eredivisie empat kali beruntun. Memang Ajax hanya membutuhkan satu angka saja untuk memastikan diri menjadi juara.

Melihat pentingnya pertandingan itu, Ajax pun menurunkan skuad terbaik. Permainan atraktif nan menarik pun diperagakan oleh Ajax. Namun, sampai pertandingan berakhir, The Amsterdammers mengamankan satu poin dan menjadi juara tahun ini.

Melihat hasil ini membuat pelatih Franck De Boer merasa bangga. De Boer yang semasa menjadi pemain mampu mempersembahkan lima gelar merasa bahwa skuadnya memang berhak meraih hasil bergengsi ini.

“Kami telah mengalahkan hampir semua pesaing terdekat kami. Saya rasa gelar itu layak bagi kami,” ungkap De Boer seperti dilansir Soccerway, Senin (28/4/2014).

“Saya bangga. Itu bukan permainan yang cantik, tapi kami sukses mengamankan gelar. Selama seluruh musim ini kami sudah melakukan yang terbaik,” tandasnya.

Secara keseluruhan, ini merupakan gelar ke-33 yang membuat mereka jadi tim pengoleksi gelar Eredivisie terbanyak sepanjang sejarah sepakbola Belanda, mengungguli rival abadinya, PSV Eindhoven yang baru mengoleksi 21 gelar juara.

City Berpeluang Salip Liverpool

Pelatih City tetap merendah meski bisa melampau Liverpool
Liga Inggris – Persaingan gelar Premier League semakin menarik untuk disimak. Apalagi, kandidat juara, Liverpool harus tersandung di match day ke-36 karena dikalahkan oleh Chelsea 2-0 di Anfield.

Tentu, hasil itu membuat Manchester City yang akan memainkan tiga laga memiliki kans terbuka menyalip The Reds. Jika The Citizens mampu menyapu bersih tiga partai sisa, City sukses meraih gelar Premier League karena unggul selisih gol.

Namun, gaffer City, Manuel Pellegrini tidak mau terburu-buru jumawa bisa meraih gelar juara. Justru, eks pelatih Malaga merendah dan mengatakan bahwa skuadnya bukan favorit juara.

“Tidak ada keuntungan saat ini, tapi semuanya tergantung apa yang akan terjadi di masa depan, itu sangat penting,” ungkap Pellegrini seperti dilansir BelfastTelegraph, Senin (28/4/2014).

“Untuk saat ini, saya hanya ingin pemain fokus. Liga sangat ketat, gelar juara  mungkin ditentukan lewat selisih gol. Kami sendiri tidak berpikir tentang selisih gol, kami sedang berpikir minggu depan akan menghadapi Everton. Kami harus memenangkan tiga pertandingan tersisa. Saya sudah mengatakan sepanjang tahun bahwa tim terbaik harus merasakan tekanan untuk memenangkan gelar,” papar Pellegrini. 

Liverpool Keok Di Enfield, Tahta Juara Terancam

Aksi Demba Ba saat membobol gawang Liverpool
Liga Inggris - Rekor kemenangan beruntun Liverpool di 11 laga Premier League akhirnya terputus oleh Chelsea di pekan ke-36. Blunder Steven Gerrard membuat Liverpool kalah 0-2 dan sekaligus mengancam peluang mereka mengakhiri dahaga gelar Premier League sejak 24 tahun silam. 

Seperti ramai dibicarakan sebelumnya, Jose Mourinho melakukan rotasi terhadap pasukannya. Dia menempatkan banyak pemain lapis kedua dalam skuad, termasuk berjudi dengan menempatkan bek muda, Tomas Kalas di jatung pertahanan bersama dengan Branislav Ivanovic.

Hanya Frank Lampard, Ivanovic dan Cesar Azpilicueta, pemain inti yang ditampilkan di laga ini. Di depan, dia menempatkan Demba Ba sebagai ujung tombak, dengan sokongan Andre Schurrle dan Mohammad Salah di lini kedua.

Sementara itu, pelatih Brendan Rodgers juga membuat sedikit kejutan dalam skuadnya. Dia menempatkan Daniel Sturridge di bangku cadangan, meski eks pemain Chelsea itu sudah pulih dari ceera. Trio di lini depan, dipercayakan pada Luis Suarez, Philippe Coutinho dan Raheem Sterling.

Peluit pertama dibunyikan wasit Martin Atkinson, Liverpool yang tampil di hadapan publik Anfield, langsung coba mendominasi laga. Sementara Chelsea menerapkan pressing ketat.

The Blues membuka peluang pertama pada menit ke-6. Ashley Cole berspekulasi dengan melepaskan tendangan jarak jauh, dan memaksa Simon Mignolet “terbang” untuk menghalau bola masuk ke gawangnya.

The Reds yang tampil dominan merespons dengan aksi Suarez di sisi kotak penalti. Penyerang tersubur Premier League ini kemudian melepas umpan silang ke tiang jauh, dan disambut Sterling dengan tendangan voli. Sayang, arah bola masih menyamping.

Tiga menit berselang, Liverpool kembali punya peluang. Kemelut terjadi di muka gawang Chelsea, setelah Cole gagal menyapu bola dengan jitu di garis gawang. Mamadou Sakho memanfaatkan bola liar dengan sepakan keras dari jarak dekat. Beruntung, bola tendangan bek internasional Prancis itu melambung di atas mistar gawang Mark Schwarzer.

Setengah jam laga berjalan, Liverpool mendominasi penuh jalannya laga. Aksi-aksi Suarez, Sterling dan Coutinho cukup merepotkan barisan belakang Chelsea. Sementara The Pensioners kesulitan membongkar rapatnya pertahanan Liverpool yang digalang Sakho dan Martin Skrtel.

Menit ke-38, kubu Chelsea mengklaim hadiah penalti dari wasit, menyusul handball Jon Flanagan saat menghadang tendangan Salah. Dalam tayangan ulang, memang, bola mengenai tangan Flanagan. Namun, sayang, Martin Atkinson tidak melihat adanya kesengajaan dari Flanagan. Dalam artian tangan Flanagan tidak aktif. Play on..!

Suarez kembali menebar ancaman pada menit ke-41. Memanfaatkan kesalahan Cole, Sterling berhasil mengirim umpan ke Suarez di tepi kotak penalti. Sejurus kemudian, striker internasional Uruguay itu melepas tendangan melengkung, namun masih tipis di atas mistar.

Secara umum, Liverpool tampil dominan di laga ini dengan penguasaan bola mencapai 70 persen. Sayang, beberapa peluang yang mereka ciptakan belum mampu membongkar rapatnya pertahanan The Blues.

Di tengah dominasinya, The Reds justru melakukan kesalahan fatal. Kapten tim Steven Gerrard melakukan kesalahan besar saat gagal mengontrol bola dengan baik di depan area pertahanannya.

Terpeleset, bola yang gagal dijangkau Gerrard, justru berhasil diambil Ba yang kemudian, berlari sendirian ke kotak penalti dan dengan mudah membobol gawang Mignolet. Chelsea menutup babak pertama dengan keunggulan 1-0.

Masuk interval kedua, Liverpool langsung tancap gas dengan melakukan serangan sporadis. Sementara Chelsea memilih bermain sabar dengan menunggu lebih dalam di area pertahanannya.

Serangan demi serangan belum membuahkan hasil, Rodgers akhirnya memasukkan Sturridge menggantikan Lucas Leiva pada menit ke-58. Masuknya Sturridge membuat serangan Liverpool lebih bervariasi.

Peluang pun didapat pada menit ke-59. Joe Allen coba berspekulasi dengan melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti. Sayangnya, Schwarzer masih mampu menghalau bola yang deras menerjang sisi gawangnya.

Aktif menyerang, Liverpool memberikan ruang bagi Chelsea untuk melakukan serangan balik. Di menit ke-63, Chelsea punya peluang memperbesar keunggulannya. Schurrle melepaskan tembakan, namun Mignolet sigap mementahkan bola dengan satu tangan.

Masuk 10 menit terakhir, Liverpool terus membombardir pertahanan Chelsea. Tambahan striker pun dimasukkan Rodgers dengan memainkan Iago Aspas. Gerrard punya dua peluang, lewat tendangan dan sundulan. Namun keduanya berhasil dimentahkan Schwarzer.

Suarez punya peluang menyelamatkan Liverpool dari kekalahan pada masa injury time. Sayang, sepakannya masih mampu dimentahkan Schwarzer.

Saat Liverpool tengah fokus menyerang total, Chelsea justru berhasil memanfaatkan celah yang ada. Lewat serangan balik, Wllian dan Torres bekerja sama membongkar barisan belakang Liverpool. Keduanya bekerja sama apik mengelabui Mignolet yang sendirian di gawang. Chelsea mengakhiri laga dengan kemenangan 2-0.

Dengan hasil ini, Liverpool memang masih berada di puncak klasemen dengan 80 poin, atau unggul dua angka dari Chelsea di posisi dua dan enam poin dari Manchester City yang baru memainkan 34 laga. Bagi Chesea, kemenangan ini membuka kembali peluang untuk juara, meski mereka harus berharap Liverpool dan City terpeleset di sisa laga.

Sementara bagi Liverpool, kekalahan ini membuat impian mereka merebut gelar perdananya setelah 24 tahun terancam buyar. Pasalnya, hasil ini berpotensi membuat kompetisi diakhiri dengan dua tim memiliki poin yang sama. City kini jadi favorit juara.

Jika The Reds mampu menyapu bersih dua laga sisa (Crystal Palace & Newcastle United), dan City juga memenangi empat laga tersisa (Crystal Palace, Everton, Aston Villa dan West Ham), maka kedua tim memiliki poin sama di akhir musim, yakni 86. Jika skenario itu terjadi, maka City yang akan keluar sebagai juara karena saat ini unggul selisih gol (+56) dan (+50).

Susunan Pemain:
LIVERPOOL: Mignolet, Johnson, Skrtel, Sakho, Flanagan/Aspas (81'), Lucas/Sturridge (58'), Allen, Gerrard, Coutinho, Sterling, Suarez

CHELSEA: Schwarzer, Azpilicueta, Ivanovic, Kalas, Cole, Lampard, Mikel, Matic, Salah/Willian (60'), Schurrle/Cahill (7'), Ba/Torres (84')

Liga Spanyol : Atletico Madrid Kokoh Dipuncak Usia Menang Tipis Atas Valencia 1-0

Atletico Madrid susah payah atasi Valencia 
Liga Spanyol – Performa konsisten terus saja diperagakan oleh anak-anak Atletico Madrid. Kabar teranyar, Valencia menjadi korban permainan tim arahan Diego Simeone. Ya, sebiji gol Raul Garcia cukup membawa Atletico nyaman di puncak klasemen La Liga.

Hingga jornada ke-35 ini, Atletico sukses mengumpulkan 88 poin atau mempunyai gap enam poin dengan Real Madrid dan tujuh poin dengan Barcelona. Dengan menyisakan tiga pertandingan lagi, Atletico membuka kans merengkuh gelar bergengsi di ranah Spanyol.

Bertanding di Estadio de Mestalla, Minggu malam WIB,  kedua tim bermain saling terbuka. Tak jarang beberapa peluang tercipta. Namun, karena pertahanan kedua tim bermain rapat, gol pun urung tercipta di awal-awal menit pertandingan.

Belum lagi, Kelelawar Mestalla-julukkan yang tampil di hadapan pendukung sendiri mampu menguasai bola. Tercatat, Valencia mampu menguasai 58 persen penguasaan bola. Kendati demikian, Valencia masih kesulitan membongkar pertahanan Atletico Madrid.

Justru, Atletico yang sesekali melakukan penetrasi ke pertahanan Valencia. Dengan mengandalkan dua bomber andalan, David Villa dan Diego Costa membuat serangan Atletico lebih kuat.

Namun, hingga 40 menit pertandingan berjalan, belum ada gol yang diciptakan oleh kedua tim. Dan baru di menit 43, Garcia membuat suporter tuan rumah terdiam. Berawal dari umpan terukur yang dilakukan oleh Gabi, Garcia yang dihadang oleh bek Valencia mampu menyundul bola dan mengelabui Guaita. Atletico pun memimpin 1-0.

Dan hingga turun minum, kedua tim tidak menambah gol lagi. Sementara, skuad arahan Diego Simeone memimpin 1-0.

Masuk di babak kedua, Valencia mulai mencoba menekan pertahanan Atletico. Melalui aksi Jonas dkk membuat lini tengah sempat dikuasai Valencia. Akan tetapi, karena pertahanan Atletico bermain solid, membuat Valencia selalu gagal mencetak gol.

Justru, Atletico mendapatkan peluang emas melalui aksi Costa. Sayang, pemain yang tengah naik daun itu gagal memanfaatkan peluang setelah tinggal man to man dengan Guaita. Tak mau terus diserang, giliran Valencia yang menebar ancaman. Sundulan Jonas pun sempat membahayakan gawang Atletico, tapi bola masih melambung tinggi di atas mistar gawang.

Sementara itu, pemain pengganti Valencia, Sofiane Feghouli juga nyaris mencetak gol andai saja bola tidak menyamping dari mistar gawang Courtois. Setelah peluang tersebut, kedua tim terlihat hanya berkutat di lapangan tengah saja.

Permainan pun cenderung berjalan keras. Masuk di menit-menit akhir, tim tamu harus kehilangan Juanfran karena menekel keras pemain Valencia. Meski sudah bermain 10 orang, tak lantas membuat Valencia menyamakan kedudukan. Perpanjangan waktu tiga menit pun tidak mampu menyelamatkan Valencia dari kekalahan.

Susunan Pemain:
Valencia: Guaita – Ricardo Costa – Mathieu – Barragan/Feghouli – Joao Perreira – Javi Fuego – Dani Parejo/Vargas – Jose Gaya – Jonas/Cartabia – Piatti – Alcacer

Atletico Madrid: Courtois – Miranda – Juanfran – Filipe Luis – Godin – Tiago – Gabi – Raul Garcia/Sosa/Alderweild – Koke – David Villa/Turan –Diego Costa

Liga Spanyol : Barcelona Menang Atas Villareal 2-3

Barcelona akhirnya menang atas Villareal setelah sempat ketinggalan 2 Gol 
Liga Spanyol – Barcelona nyaris dipermalukan Villarreal pada jornada ke-35 La Liga. Sempat tertinggal 0-2, pasukan Gerardo ‘Tata’ Martino mengamuk dan membalikkan kedudukan menjadi menang 3-2.

Dengan hasil ini, El Barca terus menjaga asa meraih gelar La Liga. Kemenangan ini juga menggeser posisi Real Madrid yang sebelumnya berada di peringkat kedua menjadi turun ke peringkat tiga. Hingga jornada 35, Barca mengoleksi 84 poin, masih terpaut empat poin dari Atletico Madrid di puncak klasemen.

Kick-off pertandingan dimulai, kedua tim bermain cukup terbuka. Tak jarang, jual beli serangan pun tersaji. Villarreal yang berstatus sebagai tuan rumah tentu ingin memanfaatkan momentum dukungan penuh dari suporter fanatik.

Sementara itu, kubu tamu juga bermain dengan suasana duka. Pasalnya, eks pelatih mereka Tito Vilanova menghembuskan nafas terakhir dua hari yang lalu. Hal itu memang sedikit banyak mempengaruhi permainan El Barca.

Memasuki pertengahan babak pertama, terlihat kedua tim berkutat di lapangan tengah saja. Pasalnya, baik Villarreal dan Barca jika melakukan serangan selalu terhadang oleh ketanguhan pertahanan skuad The Yellow Submarines.

Barca sendiri yang menempatkan Lionel Messi sebagai juru gedor bermain kurang greget. Tak jarang juga pemain terbaik dunia empat kali berturut-turut itu mudah kehilangan bola dan salah melakukan passing.

Situasi seperti itu pun langsung dimanfaatkan dengan baik oleh Villarreal. Memanfaatkan celah di lini belakang, dengan melakukan serangan balik yang cepat akhirnya gawang Pinto pun kebobolan.

Berawal dari umpan terobosan Jonathan Pereira, Cani yang tanpa penjagaan yang berarti langsung menyambar bola ke pojok gawang Pinto tepat di perpanjangan waktu babak pertama. Alhasil, gol Ruben menjadi satu-satunya gol di 45 menit pertama ini. 

Lanjut di interval kedua, Villarreal tetap melakukan penyerangan ke lini pertahanan Blaugrana. Akan tetapi, masih sulit bagi Giovani Dos Santos cs menembus pertahanan Barca. Justru, Barca nyaris menyamakan kedudukan lewat aksi Messi. 

Ya, pemain berpaspor Argentina itu melakukan sepakan keras dari luar kotak penalti, tapi bola masih ditepis oleh kiper Villarreal, Asenjo. Tidak lama berselang, Messi juga mendapatkan peluang menyamakan skor. Lewat set-piece, Messi mencoba mengarahkan bola ke pojok gawang, namun Asenjo masih mampu menghalau bola.

Asyik menyerang, justru Barca kembali kebobolan. Berawal dari skema serangan balik cepat, Javier Aquino melepaskan umpan terukur ke dalam kotak penalti Barca. Gelandang Villarreal, Manuel Trigueros mampu menyundul bola dengan sempurna tanpa pengawalan bek Barca. Villarreal terus memimpin dengan skor 2-0!

Tertinggal, Martino pun langsung memasukkan Cesc Fabregas dan Cristian Tello yang menggantikan peran Alexis Sanchez dan Xavi. Tak lama kedua pemain masuk, El Barca mendapatkan gol. Ya, bek Villarreal, Gabriel Paulista salah mengantisipasi bola hasil sepakan Dani Alves. Bola justru masuk ke gawang sendiri, skor pun berubah menjadi 2-1.

Termotivasi gol balasan, Barca terus membombardir pertahanan Villarreal. Messi pun kembali mendapatkan hadiah tendangan bebas. Namun, bola sepakan Messi masih mampu ditepis oleh Asenjo.

Barca kembali mendapatkan gol dan lagi-lagi dari aksi bunuh diri pemain Villarreal, Mateo Musacchio di menit 78. Nyaris sama dengan gol bunuh diri pertama, bermaksud menghalau bola dari Alves, Mateo malah menyundul bola dan masuk ke gawang sendiri. Kedudukan berubah menjadi 2-2.

Barca yang terus menekan akhirnya berhasil membalikkan keadaan pada menit ke-83. Lionel Messi jadi juru selamat Barca berkat golnya, memanfaatkan assist Fabregas untuk membawa Barca berbalik unggul 3-2. Sampai pertandingan usai, kedua tim tidak mampu menambah gol lagi.

Susunan pemain:
Villarreal: Asenjo -  Mario -  Musacchio -  Gabriel -  Jokic -  Bruno -  Pina/Aquino -  Trigueros -  Cani -  Giovani -  Perbet/Jonathan Pereira

Barcelona: Pinto -  Adriano -  Mascherano -  Bartra -  Alves – Busquets -  Iniesta -  Xavi/Tello -  Alexis/Fabregas -  Pedro/Sergi Roberto - Messi

Liga Spanyol : Real Madrid Hajar Osasuna 4-0

Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro ciptakan rekor baru dalam sejarah Madrid, kala membantu
timnya menang 4-0 atas Osasuna
Liga Spanyol – Cristiano Ronaldo jadi lagi-lagi jadi sorotan headline beragam media Spanyol. Dwigolnya yang mengantarkan kemenangan 4-0 Real Madrid atas Osasuna pada jornada ke-34, tak hanya membuat Madrid mengkudeta Barcelona, tapi juga mendobrak rekor baru dalam sejarah Madrid.

Sebelum melangsungkan duel, kedua tim sempat lebih dulu mengheningkan cipta selama satu menit, guna mengenang dan memberi penghormatan pada almarhum Tito Vilanova, mantan entrenador Barcelona yang belum lama ini tiada akibat kanker di usia 45 tahun.

Jalannya Pertandingan
Babak Pertama
Ronaldo menegaskan kebintangannya di saat paruh pertama baru bergulir enam menit. Papan skor dipaksanya berubah 1-0 lewat aksinya merangsek sisi kiri untuk kemudian, mendentumkan tembakan ke sudut memperdaya Andrés Fernández di bawah mistar tim tamu.

Menit ke-22, Madrid berpotensi menggandakan keunggulan dari kepala Sergio Ramos. Menyambut umpan yang diawali serangan balik kreasi Ronaldo, Ramos hanya bisa gigit jari ketika tandukannya melayang ke atas mistar.

Tujuh menit berselang, lesatan free-kick nan khas dari Ronaldo dari sudut sempit menawarkan ancaman lain. Beruntung buat Osasuna, tembakan Ronaldo kali ini masih gagal menemui sasaran lantaran masih tipis melintas mistar gawang.

Osasuna seolah tak berkutik dan gagal membunyikan alarm buat pertahanan Madrid di sepanjang babak pertama. Yang ada, gempuran demi gempuran mereka telan, seperti yang terjadi di menit ke-36. Tapi sayangnya, tembakan voli Ramos yang sedianya tak terkawal, gagal memperlebar kedudukan. Skor 1-0 bertahan sampai jeda.

Babak Kedua
Tim tamu baru bisa membalas respons di babak kedua, tepatnya ketika laga baru berlangsung dua menit. Miguel Ángel del las Cuevas mengirim crossing jitu ke posisi Emiliano Armenteros. Nahas, aksi akrobatik Armenteros malah melambungkan bola jauh ke atas mistar Diego López.

Ronaldo! Pemain flamboyan asal Portugal ini menegaskan status megabintangnya di menit ke-52. Gol keduanya ini lahir dari sepakan cantik ke sudut atas gawang Los Rojillos. Sebagai catatan, ini jadi gol ke-30 Ronaldo, sekaligus menasbihkan dirinya sebagai jugador tersubur Madrid yang mampu mencetak 30 gol atau lebih di empat musim berturut-turut.

El Real seolah “mematikan” peluang Osasuna untuk bangkit dan memberi kejutan di menit ke-60. Adalah Ramos, sang Capitán yang memastikan label “game over” buat Osasuna yang meneruskan crossing Ángel di María dengan sundulannya. Stand, Madrid tiga – Osasuna nol!

Seakan tak puas dengan tiga gol, Madrid terus menggeber gempuran dan hasilnya, papan skor Santiago Bernabéu bergolak lagi, 4-0 di menit ke-83 lewat Dani Carvajal. Masuk menggantikan Di María, Carvajal mencetak gol keempatnya musim ini via sontekan menyambar passing Isco Alarcón.

Sampai árbitro (wasit) Fernando Teixeira meniup peluit panjang, skor mencolok empat gol tanpa balas Madrid guna memecundangi tamunya terjaga. Tambahan tiga poin, setidaknya membuat Madrid merebut posisi dua klasemen berbekal 82 poin dari seteru mereka, Barca yang baru akan melawat ke kandang Villarreal, Senin dini hari

Susunan Pemain
Real Madrid: Diego López, Sergio Ramos, Marcelo Vieira, Nacho Fernández, Raphaël Varane, Luka Modric/Xabi Alonso (67’), Ángel di María/Daniel Carvajal (74’), Asier Illarramendi, Isco Alarcón, Cristiano Ronaldo/Carlos Casemiro (62’), Álvaro Morata.

Osasuna: Andrés Fernández, Damià Pérez, Miguel Flaño, Joan Oriol, Alejandro Arribas, Francisco Puñal, Miguel Ángel de las Cuevas, Emiliano Armenteros/Cristian Lobato (77’), Álvaro Cejudo, Raoul Loé/Oier Sanjurjo (59’), Oriol Riera/Javier Acuña (63’).

Hasil Jornada 34 La Liga Lainnya:
Grenada 0-3 Rayo Vallecano
Getafe 1-0 Málaga