Tuesday, March 4, 2014

Mata Yakin Bisa Atasi Olympiakos Di Old Traffod


Juan Mata. (Foto: Facebook Man Utd)
Juan Mata. (Foto: Facebook Man Utd)
Liga Champions - Juan Mata mengaku prihatin tak bisa membantu rekan-rekan setimnya di Manchester United dalam kompetisi Liga Champions. Meski begitu, Mata meyakini bahwa Setan Merah bisa terus melaju hingga partai puncak.

Seperti diketahui, Mata yang dibeli United dari Chelsea pada bulan Januari lalu memang tak bisa diturunkan pelatih David Moyes di ajang Liga Champions. Pasalnya, Mata telah membela Chelsea pada babak sebelumnya.

Mata pun merasa kecewa kala timnya harus dikalahkan 2-0 oleh Olympiakos pada leg pertama babak 16 besar, minggu lalu. Akan tetapi, pemain asal Spanyol ini optimistis United bisa membalikkan keadaan di Old Trafford pada 19 Maret mendatang.

"Kami tidak bisa menang di (babak 16 besar) Liga Champions, mengalami kekalahan yang menyakitkan di Yunani. Selain itu, karena saya tidak bisa bermain di Liga Champions, saya harus menonton pertandingan di rumah dan saya tersiksa karena tidak bisa membantu," ujarnya di situs resmi Man United.

"Meskipun bakal sulit, saya yakin United bisa membalikkan keadaan di Old Trafford, dengan bantuan atmosfir luar biasa yang telah ditunjukkan oleh para fans kami," sambungnya.

Daniel Agger Tolak Ke Barcelona


Daniel Agger. (Foto: Reuters)
Daniel Agger
Liga Inggris – Bek tangguh  Liverpool, Daniel Agger berharap tetap bertahan di Merseyside musim depan. Seperti diketahui, bahwa pemain internasional Denmark itu kembali diisukan menuju pintu keluar Anfield dalam dua jendela transfer.
 
Raksasa La Liga, Barcelona disebut-sebut tertarik meminang pemain kelahiran Hvidovre, 29 tahun itu. Namun, Agger serasa enggan membela klub bertabur bintang yang bermarkas di Camp Nou itu.
 
Sang pemain sendiri kini sedang bekerja keras demi mempertahankan posisinya di tim utama skuad Brendan Rodgers. Musim ini, Agger telah bermain di 14 laga Premier League dengan mencetak satu gol.
 
“Saya harap begitu (bertahan di Liverpool). Saya tidak melihat  mengapa saya harus pergi,” kata Agger, seperti dilansir Sky Sports News, Selasa (4/2/2014).
 
“Selalu ada pembicaraan, tetapi sekarang saya ada di sini dan itulah yang terpenting,” tegas pemain yang bergabung dengan Liverpool musim 2006 silam itu.
 
Dengan 10 laga tersisa, Liverpool berpeluang besar merengkuh trofi Premier League musim ini. Terlebih saat ini, Liverpool bertengger di posisi kedua dan hanya terpaut empat angka dari pemimpin sementara, Chelsea yang mengoleksi 63 angka.

Persija Menang Uji Coba


Skuad Persija Jakarta. (Foto: Heru Haryono/Okezone)
Skuad Persija Jakarta. (Foto: Heru Haryono/Okezone)
Laga Uji Coba Sore ini, 4 maret 2014 tim Persija Jakarta melakukan uji coba melawan Universitas Negeri Jakarta. Uji coba ini dilakukan untuk persiapan melawan Sriwijaya FC, pada Minggu 9 Maret 2014.
 
Dalam kesempatan ini, pelatih Benny Dollo menurunkan penyerang yang baru direkrut yakni Zelimir Terkes. Bendol, sapaan akrab pelatih Persija, menduetkannya dengan Ivan Bosnjak.
 
Berhadapan dengan UNJ, di atas kertas Persija memang unggul segalanya. Tidak hanya kualitas pemain, fisik dan mental tim Macan Kemayoran memang lebih unggul dari lawannya tersebut. Hasilnya, Persija benar-benar menguasai jalannya pertandingan/.
 
Penampilan Terkes ternyata tidak terlalu mengecewakan. Penyerang asal Bosnia itu berhasil membuat gol di pertandingan ini dan satu gol lagi disumbangkan oleh Bosnjak. Uji coba sore ini juga dihadiri oleh The Jak Mania, para pendukung Persija.
 
Tentu, para The Jak Mania terlihat sangat senang ketika Terkes dapat mencetak gol pada pertandingan perdananya ini. Kemungkinan besar, Bendol akan memainkan Terkes ketika Persija berhadapan dengan Sriwijaya dalam lanjutan Indonesia Super League 2014.
 
Pada musim ini, Macan Kemayoran berada di urutan keempat klasemen ISL dengan mengoleksi tujuh poin dari tiga pertandingan.

Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi

ANTARA/Muhammad Iqbal
Timnas Indonesia - Tim nasional Indonesia sudah menemukan formasi strategi untuk menghadapi Arab Saudi pada laga lanjutan kualifikasi Piala Asia 2015. Formasi 4-2-3-1 dipilih pelatih Alfred Riedl.

Meski peluang untuk lolos ke Piala Asia 2015 sudah tertutup, Indonesia masih harus melakoni satu laga sisa melawan Arab Saudi. Laga tersebut akan digelar di Prince Mohamed bin Fahd Stadium, Dammam, pada Rabu (5/3) besok.

Dijelaskan oleh asisten pelatih Widodo Cahyono Putro, saat ini kondisi pemain dalam keadaan siap tempur. "Tidak ada masalah soal adaptasi di sini. Anak-anak dalam keadaan baik dan mereka siap tempur," ungkap Widodo melalui pesan singkatnya, Selasa (4/2/2014).

Widodo menambahkan pihaknya sudah menentukan terkait strategi yang akan dipakai pada laga tersebut. Dia menyebut 4-2-3-1 menjadi formasi yang paling pas untuk mengantisipasi Arab Saudi.

"Kami sudah menentukan formasi 4-2-3-1. Karena formasi itu yang pas untuk mengantisipasi Arab Saudi. Tapi saat ini kami juga akan melihat kembali rekaman video pertandingan Arab Saudi," sambung dia.

Selama pemusatan latihan kemarin pelatih Alfred Riedl selalu memberikan materi latihan taktik dan strategi. Firman Utina dkk terlihat mengasah bola-bola atas, heading, crossing dan umpan-umpan panjang.

Jelang Timnas U-23 vs Timnas Malaysia U-21

ANTARA/Regina Safri
Timnas U-23 - Tim nasional Indonesia U-23 dipastikan hanya melawan tim Malaysia U-21 dan urung meladeni tim U-23 dalam agenda ujicobanya. Hal itu tak terlalu dipermasalahkan pelatih Aji Santoso.

Timnas U-23 sebelumnya dijadwalkan menghadapi Malaysia U-23 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, pada Rabu (5/3) besok. Namun secara tiba-tiba federasi sepakbola Malaysia (FAM) akhirnya mengirim Malaysia U-21. Hal itu dilakukan lantaran "Harimau Muda A" memilih menjalani turnamen di Australia, Liga Queensland.

"Tidak masalah siapapun lawannya. Kami tetap antisipasi semangat mereka. Apalagi usia mereka lebih muda. Kami tetap menjalani strategi sesuai rencana awal," ujar Aji, Selasa (4/2/2014).

Ia mengatakan, ujicoba tersebut sangat penting bagi timnya dan dia akan menentukan pemain siapa aja yang memenuhi kriteria agar lolos seleksi ke tahap selanjutnya.

"Kalau tetap mau bertahan di timnas. Mereka harus bermain sesuai strategi yang saya inginkan. Semua ada aturannya, dan itu perlu saya tanamkan sejak awal pemusatan latihan. Misalnya, saya tidak suka bola-bola atas, saya tidak memperbolehkan bermain dari stopper langsung ke striker. Semua ada strateginya," tuturnya.

Meski hanya menjadi ajang seleksi pemain, lanjut Aji kemenangan tetap dicanangkan timnya ketika melawan Malaysia U-21 tersebut.

"Biarpun hanya seleksi. Mencari kemenangan itu penting dan menjadi target kami. Yang penting juga anak-anak semangat dan bisa menampilkan permainan terbaik," kata Aji.

Kaka & Ronaldinho Tipis Masuk Timnas Brasil

AFP
Timnas Brasil - Dua mantan pemain terbaik dunia, Kaka dan Ronaldinho, masih berharap bisa membela timnas Brasil di Piala Dunia 2014 yang akan digelar di negeri mereka. Hanya saja, peluang mereka relatif tak besar.

Hal itu diungkapkan asisten pelatih Brasil, Carlos Alberto Parreira, menerjemahkan sikap sang pelatih kepala, Luiz Felipe Scolari, bahwa mereka tidak ingin terlalu sering bongkar-pasang pemain ke dalam skuat hampir jadi.

"Sekarang bukan waktunya untuk bereksperimen atau coba-coba," cetus Parreira kepada televisi lokal Globo dan dikutip Foxsport.

Brasil hanya memiliki tiga pertandingan ujicoba lagi sebelum tampil di Piala Dunia, salah satunya adalah menghadapi tuan rumah Afrika Selatan di Johannesburg hari Rabu (5/3/2014) waktu setempat. Setelah itu mereka akan menjajal Panama dan Serbia.

Menilik beberapa laga ujicoba sebelumnya, Scolari lebih senang menurunkan tim juara Piala Konfederasi 2013, yang mana tidak ada nama Kaka maupun Ronaldinho.

Begitu pun untuk agenda di Johannesburg besok, Selecao memanggil 19 nama minus kedua bintang "lawas" tersebut. Di lini depan ia mengandalkan Neymar, Fred, Jo dan Hulk.

Memang masih ada cukup banyak waktu untuk setiap tim memutuskan, siapa 23 pemain yang akan dilibatkan di Piala Dunia bulan Juni-Juli mendatang. Namun, Kaka dan Ronaldinho sudah lama tidak memperkuat tim Samba, sejak awal 2013.

Sialnya lagi buat Kaka, pemain terbaik dunia 2007 itu juga tidak sedang dalam performa yang luar biasa, karena timnya saat ini, AC Milan, juga tampil buruk di musim ini. Adapun Ronaldino, sejak kembali ke Brasil di tahun 2010 tak terlalu terdengar lagi kiprah gemilangnya.

Inilah Pemain Brasil Yang Hengkang Ke Negara Lain

Keputusan Diego Costa untuk membela tim nasional Spanyol sempat menjadi sorotan di Brasil. Costa ternyata bukan pemain Selecao pertama yang memutuskan untuk membela timnas negara lain.

Costa sudah memilih bakal bermain untuk timnas Spanyol pada akhir Oktober tahun lalu, kendati dirinya lahir di Brasil. Striker asal Brasil itu merasa berhutang pada 'negeri matador', hingga akhirnya memilih bermain untuk timnas Spanyol.

Sempat dikecam publik Brasil, tapi federasi sepakbola tim Samba, CBF, menyatakan bahwa mereka sudah bisa menerima keputusan Costa.

Selain Costa, ada juga beberapa pemain Brasil lainnya yang memutuskan untuk membela negara lain demi mendapatkan kesempatan bermain di ajang internasional. Berikut ini merupakan beberapa pemain Brasil lainnya.






1. Eduardo da Silva


Eduardo da Silva merupakan pesepakbola kelahiran Rio de Janeiro yang bermain untuk tim nasional Kroasia. Dia sudah pindah ke Kroasia sejak usia 16 tahun saat direkrut oleh Dinamo Zagreb dari klub asal Brasil, Bangu, pada tahun 1999.

Setelah tiga tahun tinggal di Kroasia, Eduardo pun berhak untuk mendapatkan status warga negara.

Striker yang sempat membela Arsenal dari tahun 2007 hingga 2010 itu, akhirnya dipanggil untuk membela Kroasia di Piala Eropa U-21 tahun 2004 yang berlangsung di Jerman.

Dua tahun berselang, Eduardo lantas melakukan debut bersama timnas Kroasia di pertandingan melawan Republik Irlandia pada November 2004. Kala itu, usianya masih 21 tahun.

Hingga kini, Eduardo sudah mengoleksi 71 caps bersama timnas Kroasia dengan sumbangan 19 gol.




2. Cacau


Di Piala Dunia 2010 silam, ada satu striker timnas Jerman yang berasal dari Brasil. Dia adalah striker asal klub Stuttgart, Cacau.

Lahir di Santo Andre, Sao Paulo, Cacau mengawali kariernya di tim junior Palmeiras dari tahun 1994 hingga 1997.

Cacau lantas memutuskan hijrah ke Eropa setelah dibeli oleh klub divisi lima Liga Jerman, Turk Gucu Muenchen. Sempat membela Nurnberg, Stuttgart akhirnya menjadi pelabuhan terakhir bagi Cacau di Eropa.

Usai delapan tahun, Cacau akhirnya berhak mendapatkan paspor Jerman pada 19 Mei 2009. Dia pun lantas mendapatkan panggilan untuk membelaNationalmannschaft dari Joachim Loew, sepuluh hari berselang.

Puncak karier Cacau bersama timnas Jerman boleh dibilang terjadi pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan dengan meraih posisi ketiga di turnamen.

Selama berlaga di Piala Dunia 2010, Cacau menyumbangkan sebiji gol buat Jerman.


3. Deco


Deco yang mempunyai posisi sebagai gelandang serang, boleh dibilang sulit bersaing dengan pemain Brasil lainnya di awal tahun 2000. Ronaldinho, Rivaldo, dan Juninho, merupakan saingan Deco saat itu.

Deco pun gagal bersaing untuk merebut satu tempat di timnas Brasil yang bakal berlaga di ajang Piala Dunia 2002.

Deco yang sudah hijrah ke klub Portugal sejak tahun 1997, lantas mendapatkan paspor Portugal setelah enam tahun kemudian. Dengan paspor itu, dia yang tak mempunyai darah Portugal pun memilih untuk membela tim 'Brasil-nya Eropa'.

Deco menandai debut pertamanya bersama Portugal di laga melawan Brasil pada 23 Maret 2003. Dalam pertandingan yang berlangsung di Estadio das Antas itu, eks pemain yang pernah membela Barcelona, Chelsea, dan Porto itu mencetak gol kemenangan Portugal. Laga itu sendiri selesai dengan skor akhir 2-1.

Selama tujuh tahun membela Portugal dari tahun 2003 sampai 2010, Deco mencatatkan 75 caps dengan sumbang

4. Marcos Senna


Senna boleh dibilang menjadi pemain Brasil paling sukses yang membela negara lain. Dia mengantarkan La Furia Roja menjuarai Piala Eropa pada tahun 2008.

Status warga negara Spanyol Senna didapat setelah enam tahun menetap di 'negeri matador'. Pada awal tahun 2006, dia mendapatkan paspor Spanyol.

Laga melawan Pantai Gading yang berlangsung pada 1 Maret 2006 menjadi debut Senna bersama timnas Spanyol.

Petualangan Senna bersama timnas Spanyol berjalan selama empat tahun. Di mulai dari 2006 dan berakhir 2010.

Sebanyak 28 laga dilakoni Senna bersama timnas Spanyol. Pemain yang kini membela klub Liga Amerika Serikat, New York Cosmos itu, menyumbangkan sebiji gol.


5. Thiago Motta


Thiago Motta merupakan pemain asal Brasil yang membela tim nasional Italia. Dia mendapatkan paspor Italia sebab mempunyai darah keturunan dari kakek dan neneknya.

Dalam kariernya di level timnas, Motta sebenarnya pernah membela Selecao hingga level U-23. Dia yang turun membela Brasil di ajang Concacaf Gold Cup, bahkan sempat tercatat dua kali bermain untuk timnas senior.

Tapi, Motta yang belum pernah membela Brasil di ajang resmi yang bukan laga eksebisi, akhirnya memutuskan untuk memilih kewarganegaraan Italia pada tahun 2011.

Debut pertama Motta bersama skuat Gli Azzurri dicatatkan ketika Italia berhadapan dengan Jerman di bulan Februari 2011. Dia masuk sebagai pemain pengganti pada laga yang berakhir imbang 1-1 itu.

Hingga saat ini, pesepakbola yang bermain untuk Paris Saint Germain itu sudah menorehkan 18 caps untuk tim 'negeri pizza'. Motta menyumbangkan satu gol yang dicetak saat Italia memetik kemenangan 1-0 atas Slovenia di pertandingan melawan Slovenia di ajang kualifikasi Piala Eropa.


6. Pepe


Selain Deco, Pepe menjadi pemain asal Brasil lainnya yang membela tim nasional Portugal. Dinaturalisasi sejak tahun 2007, dia sudah membukukan 57 caps dan tiga gol.

Meski tampil bagus bersama Portugal, Pepe malah belum sekalipub tampil bersama Brasil di level junior. Saat Dunga melatih Selecao di tahun 2006 hingga 2010, dirinya pernah mencoba untuk merayu Pepe agar mau bermain di Brasil.

Tapi, Pepe yang sudah mendapatkan paspor Portugal setelah menetap selama enam tahun di negara itu, menolak dengan tegas tawaran Dunga itu.

Bersama Portugal, Pepe sudah merasakan tiga turnamen besar. Dua Piala Eropa pada tahun 2008 dan 2012, serta satu Piala Dunia saat berlaga di Afrika Selatan tahun 2010 silam.



7. Diego Costa


Costa menjadi contoh pemain Brasil terakhir yang memutuskan untuk membela timnas negara lain. Dia yang sudah menetap di Spanyol sejak tahun 2007, memilih untuk membela La Furia Roja.

Costa sebenarnya sudah pernah dua kali membela Brasil di ajang persahabatan. Laga melawan Italia dan Rusia pada bulan Maret tahun lalu, merupakan dua laga yang dilakoni Costa bersama Brasil.

Kendati demikian, Costa yang merasa berhutang pada Spanyol lantas memutuskan untuk berpindah kewarga negaraan pada bulan Oktober lalu.

Setelah sempat beberapa bulan menunggu, dia akan melakoni laga debut saat Spanyol melakukan ujicoba melawan Italia di Vicente Calderon, Rabu (5/3/2014).

Messi Beda Dengan Maradona

AFP/Daniel Garcia


Timnas Argentina  - Sosok striker tim nasional Argentina Lionel Messi acap kali dibanding-bandingkan dengan legenda Albiceleste Diego Maradona. Meski demikian, La Pulga dinilai tak seperti Maradona.

Bersama Barcelona beberapa tahun belakangan, Messi tampil sangat bagus. Tiga anugerah FIFA Ballon d'Or dari tahun 2010 hingga 2012, menjadi bukti pengakuan atas talenta Messi itu.

Messi yang juga sudah mencatatkan 37 gol bersama timnas Argentina, juga sudah melampaui rekor 34 gol yang dilesakkan Maradona bersama tim 'Tango'.

Tapi, ada satu pembeda yang membuat Maradona harus dilampaui Messi. Maradona sudah pernah mengantarkan Argentina menjadi juara dunia pada tahun 1986, sementara raihan terbaik Messi di timnas senior Argentina baru runner-up ajang Copa America 2007.

Eks penggawa timnas Argentina di Piala Dunia 1986, Hector Enrique menilai bahwa Messi berbeda dengan Maradona.

"Messi tak mempunyai kemiripan apa-apa dengan Maradona. Saya suka Messi dan saya akan senang jika putra saya bakal bermain dengan satu persen kemampuannya, tapi Maradona itu unik," kata Enrique di Continental.

"Tidak akan ada seorang pun yang akan seperti Maradona, tidak bahkan jika Messi memenangi Piala Dunia secara berurutan atau mencetak gol dengan bicycle kick dari tengah lapangan."

"Maradona dan Messi mempunyai karakter yang berbeda saat di atas lapangan. Diego memancarkan kepercayaan diri dan membuat kami semua bermain lebih bagus. Messi mempunyai kepribadian yang sama, tapi tak seperti Maradona," imbuhnya.

Chelsea Takut Hadapi Liverpool ?


Getty Images/Jamie McDonald

Liga Inggris - Performa Liverpool saat ini tengah menanjak dan ada di posisi kedua klasemen. Disebut Chelsea terutama manajernya, Jose Mourinho, sedang takut dengan ancaman 'Si Merah'.

Sempat menurun performanya di penghujung tahun saat kalah dua kali beruntun dari Manchester City serta Chelsea, performa Liverpool membaik selepas pergantian tahun.

Dari sembilan laga terakhir, Liverpool cuma sekali kehilangan angka saat diimbangi West Bromwich Albion 1-1 dan kemenangan 3-0 atas Southampton akhir pekan lalu membuat mereka ada di posisi kedua klasemen dengan 59 poin, selisih empat angka dari Chelsea di puncak klasemen.

Dengan menyisakan 10 pekan peluang Liverpool, Chelsea serta dua pesaing lainnya, Arsenal serta City, sama-sama besar untuk menjadi juaraPremier League di akhir musim.

Terutama dengan Liverpool yang akan menjamu City dan Chelsea di Anfield, kandang yang begitu angker buat lawan-lawannya musim ini.

Performa oke Liverpool musim ini disebut sudah membuat Chelsea merasa terancam, khususnya Mourinho yang terlihat cemas dengan apa yang ditunjukkan Steven Gerrard dkk.

"The Reds kini menguntit tepat di belakang Chelsea dan mereka sudah bikin manajer asal Portugal itu khawatir. Tapi Mourinho sudah beberapa kali terlihat seperti itu musim ini," ujar eks penyerang Liverpool, John Aldridge, dalam kolomnya di Echo.

"Dia merayakan kemenangan di Stamford Bridge (atas Liverpool) dengan cara yang tak biasa dibanding kemenangan lain musim ini. Itu karena dia sangat khawatir dengan Liverpool," sambungnya.

"Liverpool punya peluang besar untuk bersaing dalam perebutan juara. Jika Reds memang tidak mampu jadi juara, setidaknya mereka bakal mempengaruhi tim lain," demikian dia.

Piala Dunia Tinggal 100 Hari Lagi


Getty Images

Piala Dunia  - Pesta sepakbola terbesar di kolong langit, Piala Dunia 2014, tinggal berjarak 100 hari lagi. Dengan waktu yang kian mendesak, masih banyak masalah muncul di Brasil mulai dari keamanan sampai stadion yang pengerjaannya tak kunjung tuntas.

Dari 12 stadion yang akan jadi tuan rumah Piala Dunia 2014, enam di antaranya merupakan venue yang digunakan untuk menggelar Piala Konfederasi tahun lalu. Sementara enam sisanya gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan FIFA yang jatuh pada Desember 2013 lalu.

Dari enam yang gagal memenuhi target tersebut, enam di antaranya sampai saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Termasuk Arena da Baixada, yang berlokasi di Curitiba, yang dijadwalkan baru akan tuntas dan siap digunakan pada pertengahan Mei mendatang atau satu bulan sebelum kick-off.

Arena da Baixada sempat mengundang kontroversi karena pihak penyelenggaran justru memikirkan untuk mencari tempat lain lantaran kondisi stadion yang masih jauh dari selesai. Padahal akan ada empat pertandingan dihelat di sana, termasuk laga Australia dengan Spanyol.

"Di kebanyakan kota, masih banyak pekerjaan yang dilakukan," ungkap Sekjen FIFA, Jerome Valcke, pekan lalu menggambarkan kondisi kota-kota yang jadi tuan rumah.

Untuk stadion-stadion yang gagal memenuhi target tuntas pada Desember lalu, FIFA sebenarnya sudah menetapkan deadline baru yakni pada Februari 2014. Namun tetap saja pihak penyelenggara tak bisa memenuhi target yang dicanangkan. Selain Arena Pantanal di Cuiaba, and Corinthians Arena di Sao Paulo juga gagal memenuhi tenggat. 

Bukan cuma stadion yang pengerjaannya terkesan terbengkalai. Berbagai sarana penunjang yang awalnya masuk dalam masterplan Piala Dunia 2014 juga tak kunjung tuntas dibangun. Dikutip dari Telegraph, beberapa sarana transportasi malah batal dibangun. Monorail di Manaus dan proyek Bus Rapid Transit di Belo Horizonte sudah dibatalkan. Sarana lain diprediksi tidak akan tuntas sampai Juni mendatang.

Masalah lain yang masih jadi tantangan adalah soal keamanan. Pemerintah Brasil menjanjikan menurunkan 150.000 polisi dan tentara sepanjang gelaran Piala Dunia 2014. Jumlah tersebut lebih banyak dibanding 50.000 petugas keamanan yang diturunkan saat Piala Konfederasi lalu.

Keamanan menjadi isu besar terkait maraknya demostrasi yang terjadi di Piala Konfederasi. Sementara tingkat kriminalitas di negara tersebut juga tergolong tinggi.

Mengupas Perjalanan Liverpool Di Liga Inggris

Getty Images/Mike Hewitt


Liga Inggris  - Musim ini fans Liverpool "dipaksa" bermimpi setinggi mungkin karena trofi Premier League tak lagi "jauh panggang dari api". Tapi apakah di akhir musim nanti perjalanan 'Si Merah' bakal berujung trofi yang sangat diidam-idamkan itu?

Mundur balik lagi ke 18 bulan lalu di mana Liverpool menunjuk manajer baru menggantikan Kenny Dalglish, yang begitu dielu-elukan bak raja karena memang ia adalah raja diraja dari seluruh pemain yang pernah berseragam merah-merah.

Sosok baru itu bernama Brendan Rodgers, manajer berusia 39 tahun yang di musim 2011/2012 baru menjalani debutnya di Premier League bersama Swansea City. Tak banyak yang tahun siapa itu Rodgers sampai yang namanya "Swanselona" menyihir publik Inggris di musim ini.

Kekalahan 0-3 dari West Bromwich Albion adalah salam pembuka yang sebenarnya tak diinginkan Rodgers, tapi ia pun tak menyerah begitu saja. Jatuh-bangun dijalaninya hingga di Januari 2013, kedatangan Daniel Sturridge dan Phillip Coutinho mengubah peruntungan dirinya serta tentunya Liverpool.

Singkat cerita Liverpool memang gagal tampil di kompetisi Eropa manapun musim ini. Blessing in disguise ketika absennya The Anfield Gank itu ternyata dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh Rodgers dan anak asuhnya.

Mereka coba sedalam mungkin menginjak pedal gas dan terbukti ketika memenangi tiga pertandingan awal termasuk mengalahkan Manchester United 1-0 di Anfield. Namun, "kaki-kaki" pemain Liverpool tampak mulai lelah ketika di dua laga beruntun, hasil imbang 2-2 dengan Swansea City dan kekalahan 0-1 dari Southampton membuat mereka terlempar ke urutan kelima.

Tapi sepasang kemenangan dari Sunderland serta Crystal Palace kembali membangkitkan mereka ke posisi kedua sebelum turun ke posisi ketiga, karena di tiga laga selanjutnya, hasil imbang lawan Newcastle United, kemenangan atas WBA, dan kekalahan dari Arsenal mewarnai perjalanan mereka


Lagi-lagi inkonsistensi penampilan ditunjukkan 18 kali juara Liga Inggris ketika usai menang atas Fulham, mereka berturut-turut imbang lawan Everton serta dikalahkan Hull City.

Desember jadi awal kebangkitan Liverpool kala mereka menginjak lagi dalam-dalam pedal gas dengan menyapu bersih empat laga dengan poin penuh, lawan Norwich City, West Ham United, Tottenham Hotspur, dan Cardiff City. Bahkan Spurs dihantam lima gol tanpa balas di White Hart Lane.

Sayang skuat yang tipis itu harus dihadapkan pada dua raksasa yang punya banyak pasukan, yakni Manchester City serta Chelsea, yang memberi dua kekalahan beruntun dengan skor 1-2. Tampaknya kaki-kaki Suarez dan pemain lainnya butuh istirahat setelah melewatkan akhir tahun yang berat.

Alhasil Liverpool hanya sempat merasakan puncak sebentar di malam Natal sebelum kembali terlempar jauh ke urutan kelima klasemen.

Tapi rupanya malam Tahun Baru digunakan Steven Gerrard dkk bukan dengan berpesta pora melainkan merenungi apa yang harus mereka lakukan di 2014 demi mewujudkan satu mimpi, yakni tiket Liga Champions.

Satu injakan yakni kemenangan 2-0 atas Hull City di laga perdana tahun ini jadi momentum melajunya Liverpool, di mana di sembilan pekan terakhir dilewatkan tanpa sekalipun kalah termasuk menggilas Arsenal 5-1 dan Everton 4-0 di Anfield, yang notabene pesaing mereka di papan atas.

Kemenangan 3-0 atas Southampton pekan lalu pun membuat mimpi lima tahun lalu -- tepatnya di musim 2008/2009 -- itu kembali muncul. Apalagi kalau bukan trofi yang sudah ditunggu-tunggu yakni juara liga, yang sudah lama tak dirasakan dalam 24 tahun terakhir

Berada di posisi kedua dengan hanya berselisih empat poin dengan Chelsea dan musim menyisakan 10 pekan, bukankah nikmat rasanya bagi suporter Liverpool untuk membiarkan mimpi serta imajinasi terliar mereka soal trofi Premier League keluar, membuncah, dari dalam pikiran mereka?

Seperti kata komentator pertandingan Southampton versus Liverpool kemarin setelah Gerrard mencetak gol ketiga dari titik putih. "Title Challengers? You better believe it".

Tapi sebelum bermimpi lebih jauh ada baiknya Liverpool untuk bisa melewati ujian terberat mereka di bulan Maret ini ketika tanggal 16 nanti, ada MU yang harus dihadapi mereka di Old Trafford.

Belum lagi Spurs di akhir bulan yang pastinya akan menuntut balas kekalahan telak Desember lalu. Di April mendatang ada City dan Chelsea, dua lawan tangguh yang harus diwaspadai meskipun Liverpool bakal main di Anfield.

Bukan tugas mudah bagi Rodgers dan anak buahnya tentu untuk bisa melewatinya, mengingat lawan-lawan yang dihadapi punya misi yang tak kalah pentingnya terutama dua tim yang disebutkan terakhir adalah pesaing Liverpool di papan atas.

Patut dicermati ketika ketajaman lini depan Liverpool yang dihuni Suarez, Daniel Sturridge, dan Raheem Sterling jadi yang terproduktif di Inggris dengan 73 gol, tak dibarengi dengan kesolidan lini belakang yang sudah kemasukan 35 gol dan hanya tiga kali clean sheet selepas pergantian tahun.

Jika (dipertegas lagi bahwa jika) memang Rodgers mampu memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan para pemain belakangnya, bukan tak mungkin lini depan yang tajam dan kokohnya Martin Skrtel dkk di belakang bakal mewujudkan mimpi terliar fans musim ini.

Sebaliknya maka posisi tiga besar saja sebenarnya sudah sangat cukup untuk Liverpool yang sudah lama absen di Liga Champions.

Bayern Favorit Juara Liga Champions

Bayern Munchen Tim

Liga Champions  - Carlo Ancelotti kembali menegaskan hasrat Real Madrid dalam meraih La Decima. Meskipun, diakui Ancelotti Madrid akan menghadapi banyak tantangan dari para rival, terutama Bayern Munich.

Los Blancos masih terus mencoba memutus puasa gelar Eropa yang terakhir kali direbut lebih dari satu dekade lalu, tepatnya pada 2002 usai berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen di final.

Sejak juara terakhir kali, laju Madrid paling bagus hanya sampai babak semifinal yang dilalui dalam tiga musim belakangan, salah satunya saat dikandaskan Bayern pada 2011-12. 

Setelah menjadi kampiun di musim lalu -- yang dilengkapi dengan trofi juara Bundesliga dan Piala Jerman--Bayern masih memperlihatkan performa oke. Ancelotti tak ragu tim Jerman itu akan jadi ganjalan terbesar bagi timnya.

"La Decima adalah sebuah motivasibesar bagi kami semua," sahut Ancelotti yang dikutip AS. "Kami sudah mengoleksi sembilan dan kami menunggu trofi yang kesepuluh dan kami akan melakukan apapun untuk merebutnya."

"Rival-rival kami? Semua tim berbahaya. Di perempatfinal dan seterusnya semua tim kompetitif, meskipun Bayern Munich adalah tim favorit juara."

Benzema : Antara Piala Dunia 7 Liga Champions

Benzema

Liga Spanyol - Karim Benzema menolak untuk memprioritaskan salah satu dari Liga Champions atau Piala Dunia. Baginya, kedua gelar itu sama pentingnya.

Benzema bersama Madrid tengah memburu gelar Liga Champions musim ini. Misi ini dicanangkan demi meraih titel Liga Champions ke-10 untuk Madrid atauLa Decima.

Sementara itu di Piala Dunia, Benzema bersama Prancis akan berp-upayan untuk memenangi gelar juara dunia untuk yang kedua kalinya di Brasil. Kali terakhir Les Bleus jadi juara dunia adalah saat menjadi tuan rumah di Piala Dunia 1998 lalu.

Benzema menyebut bahwa memenangi kedua gelar itu adalah hal yang mungkin. Karenanya, striker 26 tahun itu menolak untuk memprioritaskan salah satunya.

"Aku tidak bisa memilih di antara keduanya, semuanya sangat penting," sahut Benzema seperti dikutipMarca

"Klub dan negara adalah dua hal yang sangat berbeda. Di salah satunya, kami berlatih setiap hari dan yang satunya tidak," lanjutnya.

Iker Casillas Targetkan Bermain Di Real Madrd Hingga Usia 40 Tahun

Iker Casillas

Liga Spanyol - Iker Casillas mengungkapkan keinginannya untuk bertahan di Real Madrid dalam waktu yang lebih lama lagi. Namun dia baru akan mempertimbangkan kelanjutan masa depannya saat kontraknya habis.

Setelah posisinya sebagai kiper utama Madrid digeser oleh Diego Lopez, masa depan Casillas kerap menjadi spekulasi. Tak jarang dia dikabarkan akan meninggalkan Santiago Bernabeu.

Namun Casillas justru menekankan bahwa dia tidak punya niat untuk meninggalkan Madrid. Kiper internasional Spanyol itu bahkan punya keinginan untuk membela Los Blancos sampai usianya 40 tahun.

Namun Casillas yang kini berusia 32 tahun itu tetap realistis terkait keinginannya itu. Dia akan mempertimbangkan kembali masa depannya di Madrid saat kontraknya habis pada 2017 mendatang.

"Aku berpikir lebih banyak soal apa yang akan aku lakukan ketika aku berhenti bermain. Aku ingin terus terlibat dalam sepakbola dan membantu klub, jika situasinya memungkinkan," ujar Casillas kepada Melodia FM seperti dikutip Sky Sports.

"Aku bisa bermain sampai aku berusia 40 tahun. Jika Anda menjaga diri Anda sebagai kiper, Anda bisa terus bermain sampai usia itu," lanjut Casillas.

"Aku ingin terus bermain untuk Real Madrid sampai aku berumur 40 tahun, tapi waktunya akan datang ketika itu tidak mungkin. Aku akan mempertimbangkan masa depanku di Real ketika kontrakku habis," imbuhnya.

Sassuolo Pecat Pelatih


Liga Italia - Sassuolo akhirnya memutuskan untuk mencopot Alberto Malesani dari jabatannya sebagai pelatih. I Neroverdi kemudian mengangkat kembali mantan pelatihnya, Eusebio Di Francesco.

Di Francesco sejatinya sudah dipecat oleh Sassuolo pada akhir Januari lalu. Usai memecat Di Francesco, Sassuolo kemudian mengangkat Malesani sebagai pelatih.

Namun Malesani juga gagal memberi hasil positif untuk Sassuolo. Sejak ditunjuk sebagai pelatih, Malesani gagal mengangkat performa Sassuolo dan kalah lima kali beruntun.

Sassuolo kemudian memutuskan untuk mendepak Malesani. Sebagai gantinya, Sassuolo kembali menunjuk Di Francesco sebagai allenatore.

"Sassuolo Calcio mengumumkan bahwa kami sudah memecat Alberto Malesani sebagai pelatih tim utama," bunyi pernyataan Sassuolo seperti dikutip Football Italia.

"Malesani layak mendapat ucapan terima kasih untuk profesionalisme dan komitmen selama masa sulit."

"Pelatih Teknik tim utama akan dipercayakan kepada Eusebio Di Francesco," demikian bunyi pernyataan itu.

Striker Persewangi Masuk Timnas U-19


Timnas U-19 - Pelatih timnas U-19 Indra Syafri tertarik dengan seorang striker muda Persewangi Banyuwangi. Dia adalah Sukarno Andi Wijaya (19) yang akan diberi kesempatan untuk mengikuti seleksi masuk timnas.

Striker Persiwangi 7 Evan Dimas
Remaja asal Kecamatan Glenmore, Banyuwangi itu dilirik Indra karena dianggap miliki potensi yang bisa diolah lebih baik. 

Terlebih lagi aksi remaja yang akrab disapa Andi itu tampil impresif dalam pertandingan, terutama saat babak kedua laga uji coba di Stadion Diponegoro, Senin (3/03/2014) petang WIB.

Andi merupakan salah satu dari dua striker yang digaet Indra Sjafri dalam rangkian Tur Nusantara timnas U-19. Satu striker lainnnya adalah pemain dari Yogyakarta. 

"Yang kita lihat bagus selama tur nusantara Jawa itu ada striker satu di sini (Banyuwangi) dan satu di Jogja. Dia bisa masuk tapi kalau dia bisa lebih bagus," jelas Indra.

Ditemui usai jumpa pers, Andi mengungkapkan kebanggaannya saat diumumkan bisa menjadi satu satunya wakil dari Jatim untuk ikuti seleksi Timnas U-19. Andi meyakini daya juang serta semangat yang dia miliki akan buahkan hasil terbaik yang kelak akan dia persembahkan untuk orang tua dan kota kelahirannya, Banyuwangi.

"Saya bangga jadi anak banyuwangi yang ikut seleksi Timnas u-19. Saya berjanji lakukan yang terbaik, bahagiakan orang tua dan banggakan Banyuwangi. Yang penting saya optimis, lakukan yang terbaik," ujar Andi kepada DetikSport dengan bersemangat



Sementara itu, Manajer Persewangi, Hari Wijaya menambahkan, pihaknya mengaku bangga pada prestasi Andi dan mengharapkan dia lolos seleksi.

"Ketika nanti sudah di Timnas jadilah pemain yg tetap low profile dan bisa menerima materi serta mampu lakukan penerapan lapangan terbaik arahan Indra Sjafri," pungkas dia.


Foto: Sukarno Andi Wijaya (kanan) berpose dengan kapten timnas U-19 Evan Dimas