Monday, December 9, 2013

Leonel Messi Digugat?


thumbnail
Getty Images/David Ramos

Info FIFA -- Menggugat atau mengganggu sebuah kedigdayaan adalah sesuatu yang lumrah dan biasa terjadi. Lionel Messi yang agung itu pun tidak terkecuali. Lama jadi penguasa, kini dia jadi yang digugat.

Messi adalah Dewa. Jika Diego Maradona bisa sampai punya pengikut dan agama yang memuja-muja dirinya bernama Church of Maradona, mungkin Messi kelak akan mendapatkan perlakuan serupa. Mungkin satu kali Messi menggocek pemain lawan, bertambah satu pula pengikutnya. Satu kali dia membobol gawang, mungkin berlipat-lipat lagi bertambahnya.

Bagaimana Messi membawa Barcelona mencapai kejayaan dalam beberapa tahun terakhir sudah memukau banyak orang. Tidak perlu dibahas terlalu jauh. Secara kasat mata pun hasilnya kelihatan: deretan trofi yang dikumpulkan Barcelona dan setumpuk trofi Ballon d'Or yang dikuasai oleh Messi sendirian. Tidak dibagi satu kali pun ke pemain lain.

Silakan pendukung pemain lain menyalak, tapi Messi dan trofi Ballon d'Or tetap berlalu. Suka tidak suka, faktanya, banyak orang (dalam hal ini jurnalis, pelatih, dan kapten tim nasional) sudah jatuh dalam pemujaan seorang Lionel Messi.

Messi sebagai sebuah sosok memang terlihat sangat ideal untuk dipuja. Dia kalem, terlihat tidak banyak omong, tidak banyak tingkah pula. Segala hidupnya tampak hanya didedikasikan untuk sepakbola. Saking kalemnya, Messi sampai terlihat membosankan. Dia pernah bilang, kelak jika pensiun nanti, dia hanya ingin pulang ke kampung halamannya untuk hidup tenang.

Sikap serba santun Messi ini acapkali membuat objektivitas dan subjektivitas menjadi saru. Ingat bagaimana Presiden FIFA Sepp Blatter jatuh dalam kontroversi ketika membandingkan Messi dan Cristiano Ronaldo di Oxford Union beberapa waktu silam?

Ketika itu, Blatter menggambarkan Messi sebagai seorang anak baik-baik, sementara menggambarkan Ronaldo sebagai seorang yang lebih gemar memperhatikan gaya rambut. Tidak hanya itu, Blatter juga menirukan gerak-gerik Ronaldo yang kaku dan disebutnya mirip seorang Komandan militer.

Sebagai seorang pemimpin dari federasi sepakbola dunia, Blatter keblinger. Entah apa yang membuatnya menjadi lebih mengedepankan karakter, sifat, dan gaya untuk membandingkan dua pemain ketimbang membandingkan keduanya dalam hal, misalnya, statistik atau gaya main di lapangan.


FIFA yang dipimpin Blatter mau tidak mau ikut mempengaruhi penilaian itu juga. Mereka, meski secara tidak langsung, telah menanam kadar-kadar yang pantas dikedepankan untuk memilih seorang pemain terbaik. Tidak jarang kadar-kadar itu juga menyangkut citra. Mereka yang bercitra baik punya kans besar juga jadi yang terbaik.

Pada 2012 silam, penulis dan pemerhati sepakbola Spanyol, Sid Lowe, pernah berpendapat mengapa FIFA Ballon d'Or tidak sepenuhnya demokratis. Orang-orang memang bisa melihat siapa yang dipilih oleh para pelatih dan kapten tim nasional, tetapi mereka tidak menyertakan alasan, mengapa mereka memilih si A atau si B.

Iker Casillas, misalnya, dia memilih Ronaldo dan Mesut Oezil di atas Messi. Apakah dia sungguh-sungguh menilai Oezil di atas Messi? Entahlah. Sementara itu, Carlos Queiroz justru memilih Messi di atas Ronaldo. Pilihan ini kemudian membuatnya dikritik habis oleh para petinggi federasi sepakbola Portugal, mengingat Queiroz sendiri adalah orang Portugal.

Contoh lainnya adalah ketika kapten tim nasional Saint Lucia, Guy George, memilih Messi sebagai nomor 1, tapi mengosongkan pilihan kedua dan ketiga. "Messi, Ronaldo, dan Xavi muncul di hampir semua pilihan. Hampir semua, tapi tidak semuanya," kata Lowe.

Value atau nilai santun dalam menentukan seorang atlet yang terbaik atau tidak sesungguhnya tidak salah. Seorang Zinedine Zidane saja bisa gagal jadi Pemain Terbaik di Piala Dunia 1998 lantaran mendapatkan satu kartu merah di turnamen itu. 

Tapi, jadi hal yang menyakitkan ketika mereka yang tidak kalah berprestasinya di lapangan kalah telak oleh nilai-nilai ini. Di sinilah kemudian statistik dan prestasi di lapangan jadi argumen yang melawan.

Statistik dan pencapaian di lapangan bisa jadi tolok ukur paling masuk akal untuk membandingkan pemain mana yang layak menyandang predikat "Terbaik di Dunia". Ambil contoh perdebatan antara Messi dan Ronaldo itu. Tidak akan habis membandingkan keduanya, mulai dari soal siapa yang paling tangguh di lapangan, siapa yang paling komplet kemampuannya, sampai siapa yang paling halus cara mencetak golnya. Toh, pada akhirnya, hanya ada satu kesimpulan yang pasti --dan juga abstrak: Messi dan Ronaldo sama-sama pemain hebat.

Maka, jangan heran kalau kemudian soal-soal seperti trofi yang dimenangi bersama klub sampai siapa yang golnya paling banyak dalam satu tahun masuk dalam penilaian banyak orang. Menariknya, dengan menambahkan penilaian seperti ini, siapa pemain terbaik jadi tidak melulu Messi ataupun Ronaldo.

Muncullah kemudian nama Franck Ribery. Ribery memang tidak se-luar biasa Messi dan Ronaldo dalam urusan mencetak gol, tidak hebat pula dalam urusan komersialisasi di luar lapangan. Tapi, Ribery memenangi trofi lebih banyak daripada Messi dan Ronaldo pada 2013. Dialah salah satu alasan mengapa Bayern Munich bisa meraih treble.

Tidak mengherankan jika Ribery jadi salah satu simbol dari penggugatan Messi. Mulai banyak orang yang berpendapat bahwa sudah saatnya ada pemain di luar Messi yang keluar sebagai pemenang. Ribery sendiri, pada beberapa kesempatan, berani bersuara dengan mengatakan dia layak untuk meraih Ballon d'Or tahun ini.

Ronaldo, di sisi lain, tidak mau kalah. Setelah bertahun-tahun hanya jadi nomor dua atau nomor tiga, belakangan dia unjuk gigi. Sepanjang 2013, sampai akhir November silam, dia sudah mencetak 67 gol sepanjang 2013 untuk klub dan negaranya. Jumlah itu sudah mengungguli jumlah gol Ribery dan Messi sepanjang tahun ini.

Sejauh ini ada 23 nama yang diunggulkan untuk menjadi meraih Ballon d'Or tahun ini. Pada 9 Desember 2013 jumlah 23 itu akan mengerucut menjadi tiga, dan dari tiga itulah nanti satu akan dipilih untuk jadi pemenang.

Berbagai catatan yang ditorehkan oleh Ribery dan Ronaldo itu jadi senjata mereka untuk meruntuhkan pesona Messi. Boleh jadi keduanya berharap, catatan-catatan itu cukup untuk memengaruhi para jurnalis, pelatih, dan kapten tim nasional untuk memilih mereka. Namun, bagaimana jika gagal juga? Ya, apa boleh buat. Mungkin pesona Messi terlalu hebat.

Timnas Italia Hadapi Timnas Inggris " Seperti Final PD 2014"


Timnas Italia – Drawing untuk Piala Dunia 2014 memang sudah dilakukan. Playmaker timnas Italia, Andrea Pirlo mengaku antusias dengan hasil yang menempatkan negaranya berada di grup D bersama Uruguay, Kosta Rika, dan Inggris.
 
Bagi pemain Juventus ini, melawan Inggris di level Piala Dunia sudah seperti pertandingan final, mengingat kekuatan yang dimiliki Wayne Rooney Cs cukup memiliki kans yang cukup besar untuk  menjadi juara tahun depan.
 
“Untuk melawan Inggris di pertandingan awal mengharuskan kami mendekati permainan kami sendiri karena itu –melawan Inggris- bagaikan partai final,” ucap Pirlo, seperti diberitakan Dailystar, Minggu (8/12/2013).
 
“Sebuah kekalahan di pertandingan ini bisa menentukan. Inggris memiliki kualitas dan campuran pemain berpengalaman dan muda. Kombinasi itu jelas bisa mendatangkan risiko bagi kami. Saya sangat yakin akan itu,” sambung Pirlo.
 
Bila melihat catatan dari 15 pertandingan keduanya, baik Italia dan Inggris sama-sama merasakan kekalahan sebanyak tiga kali. Tapi The Three Lions masih unggul dalam jumlah kemenangan, yakni mengemas tujuh kemenangan.
 
Sedangkan Gli Azzurri memiliki catatan yang sedikit kurang baik, yakni hanya mampu menang sebanyak enam kali. Tapi catatan hanyalah sekedar catatan, siapa yang terbaik baru bisa terjawab saat keduanya bertempur di lapangan, tahun depan.

Timnas Usa Jumpa Jerman, Moment Terindah Buat Jurgen Klinsmann

Jurgen Klinsmann. (Foto: Daylife)

Timnas Amerika Serikat -  Undian grup Piala Dunia 2014 menghasilkan laga reuni bagi Jurgen Klinsmann. Di mana dirinya akan menghadapi negara Jerman, yang pernah dibela juga dilatihnya.

Amerika Serikat yang kini diarsiteki oleh Klinsmann tergabung dalam Grup G bersama Jerman, Portugal, dan Ghana. Laga kontra Der Panzer akan menjadi momen tersendiri bagi Klinsmann. Jerman adalah tim yang dilatihnya pada medio 2004–2006 dan Joachim Low yang kini menjadi pelatih utamanya adalah mantan asistennya. 

"Joachim (Low) dan saya telah membicarakan tentang ini. Ketika Piala Dunia dimulai kami akan fokus pada tim masing-masing, pastinya Anda bakal sibuk dengan tim Anda, “ ujar Klinsmann dilansir BBC.

“Anda mesti memiliki kepercayaan diri. Kami akan menjalani laga satu demi satu. Namun tentu saja ini kejadian spesial untuk saya, momen spesial. Tapi pada akhirnya ini hanya sebuah laga sepakbola,” sambungnya.

Klinsmann sendiri memiliki keyakinan yang besar pada timnya. Ia merasa bahwa skuadnya mampu memberikan perlawanan pada tim lainnya dan melewati fase grup dengan baik.

"Kami berusaha melakukan yang terbaik dan melihat apa yang terjadi. Tapi saya yakin kami dapat menantang kontestan lainnya dan meraih poin yang dibutuhkan untuk melangkah ke babak selanjutnya,” paparnya.

Kini Giliran Casillas Keluhkan Undian Piala Dunia 2014


Timnas Spanyol - Kapten timnas Spanyol, Iker Casillas, sedikit kecewa akan hasil undian grup pada Piala Dunia 2014. Ia melihat bahwa La Furia Roja agak sedikit dirugikan akan hasil undian tersebut.

Seperti diketahui, Spanyol merupakan salah satu tim unggulan di pot satu pada undian tersebut dan Belanda berada di pot empat dengan delapan negara Eropa nonunggulan lainnya.

Para unggulan ditentukan berdasarkan peringkat FIFA pada Oktober, sehingga selain Spanyol, ada Brasil, Jerman, Argentina, Kolombia, Belgia, Swiss, dan Uruguay. Kondisi itu yang sebelumnya dikeluhkan oleh pelatih timnas Italia, Cesare Prandelli.

Dalam undian grup yang dilangsungkan di Costa de Sauípe, pekan kemarin, Spanyol berada di Grup B. Jawara Piala Dunia 2010 tersebut tergabung bersama Cile, Australia, dan Belanda yang merupakan lawannya di final Piala Dunia di Afrika Selatan 2010.

Casillas mengaku tak mengerti akan hasil undian tersebut. Meskipun pada akhirnya, pemain Real Madrid ini menerima hasil undian dan siap bertarung demi meraih kembali gelar juara di Piala Dunia yang akan berlangsung di Brasil tersebut. 

 “Saya setuju undian kadang sulit untuk dimengerti, terutama koefisien, tapi biar bagaimana pun kami berada di grup itu.Kami tidak memilih, yang dapat kami lakukan adalah bermain dan berharap menang dan menyelamati sang pemenang,” ujar Casillas, seperti dikutip Football-Espana..

“Tapi benar, saya tidak setuju dengan bagaimana undian dilakukan. Biar bagaimana pun, kami bukan yang mengambil keputusan ini, tapi kami tak pantas untuk mengatakan tim mana yang lebih baik dari yang lainnya,” sambungnya. 

Timnas Belanda Akan Kesulitan Di PD 2014 ?


Timnas Belanda - Pelatih timnas Belanda, Louis van Gaal, tak bisa menutupi kekecewaannya akan hasil drawing grup Piala Dunia 2014. Ia menilai bahwa De Oranje berada dalam posisi yang sulit.

Belanda yang tak menjadi tim unggulan dalam pengundian grup, harus terdampar di Grup B. Finalis Piala Dunia 2010 ini tergabung bersama Australia, Cile, dan Spanyol yang merupakan jawara bertahan.

Van Gaal melihat hasil tersebut tak bagus bagi timnya bila melihat kekuatan lawan-lawannya. Oleh karena itu, ia berani mengatakan bahwa tim yang diasuhnya berada dalam grup yang cukup berat.

"Tidak ada yang bisa dilakukan. Jujur saya katakan hasil undian ini tidak bagus untuk kami. Kami akan bertemu juara bertahan, lalu Australia yang tidak pernah kami kalahkan, dan terakhir Cile. Jika melihat lawan-lawan di grup, ini jelas undian yang berat," ucap Van Gaal.

Kesulitan belum terhenti, bila Belanda lolos dari fase grup dengan kemungkinan bertemu dengan Brasil. Pada babak 16 besar, wakil dari Grup B akan bertemu dengan juara dan runner up Grup A yang berisikan Brasil, Kroasia, Meksiko, dan Kamerun.

"Kami jelas berharap untuk lolos dari grup. Jika berhasil, kami akan bertemu negara dari Grup A. Kami bisa saja berjumpa Brasil di babak selanjutnya. Hal ini tidak bagus dari sudut pandang kami," keluh Van Gaal pada situs FIFA.

Falcao Akan Tetap di AS Monaco

Radamel Falcao - penyerang AS Monaco / Reuters
Radamel Falcao - penyerang AS Monaco / Reuters
Liga Perancis – Nama Radamel Falcao tidak pernah sepi dari pemberitaan, terlebih menjelang dibukanya jendela transfer. Kini, penyerang asal Kolombia itu pun kembali diisukan akan berganti klub pada Januari mendatang.
 
Eks bomber Atletico Madrid ini memang sudah absen di tiga laga terkahir Monaco karena sedang mengalami cedera paha. Namun ada spekulasi lain di balik absennya Falcao.
 
Beberapa pihak menyebutkan bahwa tidak hadirnya Falcao saat ini lantaran sedang mengurus kepindahannya dari AS Monaco pada Januari mendatang. Terlebih, di pertandingan terakhir, batang hidungnya tak nampak di antara tribun VIP Stade Louis II.
 
Namun kabar burung tersebut dibantah oleh rekan satu tim Falcao, Eric Abidal. “Satu hal yang pasti, dia (Falcao) saat ini sedang benar-benar cedera,” kata mantan bek kiri Barcelona kepada Canal +, Senin (9/12/2014).
 
“Dia bilang dia tidak akan pergi, dia akan tetap bertahan di sini. Ia ingin datang ke AS Monaco , dia ada di sini sekarang dan dia adalah seorang atlet profesional yang hebat,” terusnya.
 
“Bila ada desas-desus yang membawanya berpindah tempat dari Monaco. Itu hanya untuk keperluan pengobatan cederanya untuk bisa fit secepat mungkin,” tambah Abidal.
 
Tanpa diperkuat Falcao, AS Monaco tetap bisa menunjukkan kekuatan dengan belum terkalahkan di lima laga terakhir dan kini berada di peringkat dua klasemen sementara Ligue 1, berada satu tingkat di bawah rival mereka, Paris Saint Germain.

Gerrard Cedera Lagi

Steven Gerrard  (kiri).(foto:Phil Noble/Reuters)
Steven Gerrard (kiri).(foto:Phil Noble/Reuters)
Liga Inggris - Kapten Liverpool, Steven Gerrard mengalami cedera saat  menghadapi West Ham United pada Sabtu 7 November lalu. Cedera itu mengharuskan Gerrard menepi setelah sempat bermain selama 56 menit.
 
Setelah diperiksa oleh tim medis klub kemarin, kapten timnas Inggris ini mengalami cedera hamstring. Ini membuat  absen kurang lebih hingga bulan depan.
 
Jika proses kesembuhan gelandang berusia 33 tahun ini membutuhkan waktu hingga enam minggu kedepan, hal tersebut  akan membuatnya absen di tujuh pertandingan Premier League dan satu pertandingan FA Cup.
 
Dengan itu, The Redskemungkinan tak akan diperkuat Gerrard saat Liverpool bersua tim-tim besar seperti Tottenham Hotspurs, Cardiff City, Manchester City, dan Chelsea di akhir Desember nanti. Situasi ini merugikan Brendan Rodgers yang selalu mengandalkan Gerrard di lini tengah.
 
Dalam 15 pertandingan yang dilewati Liverpool, Gerrard tak pernah absen. Kontribusinya pun signifikan. Tujuh asssist, dan tiga gol ia torehkan."Dia sangat luar biasa saat melawan West Ham, terutama umpannya,” puji Rodgers.

Manchester United Diujung Tanduk

Ron Atkinson, mantan pelatih Manchester United (Foto: Reuters)
Ron Atkinson, mantan pelatih Manchester United (Foto: Reuters)
Liga Inggris – Performa inkonsisten Manchester United di musim ini membuat sejumlah kalangan mulai skeptis akan peluang tim besutan David Moyes mempertahankan mahkota juaranya. Bahkan, nada pesimistis datang dari mantan pelatih The Red Devils, Ron Atkinson.
 
Tiga laga menuju paruh musim, sang juara bertahan masih tercecer di urutan sembilan klasemen sementara Premier League dengan 22 poin. Wayne Rooney dkk. terpaut 13 angka dari Arsenal di puncak klasemen.
 
Atkinson, pria yang sempat membesut United pada periode 1981–1986, turut prihatin dengan performa United di awal era transisi sepeninggal Sir Alex Ferguson dan digantikan dengan David Moyes. Melihat kondisi saat ini, Atkinson menilai, sulit bagi United untuk bisa mempertahankan gelar juaranya.
 
“Persyaratan minimum adalah lolos ke Liga Champions dan memenangkan setidaknya satu trofi,” ujar Atkinson sebagaimana dikutip Tribalfootball, Senin (9/2/2013).
 
“Tapi bagi United untuk memenangkan liga sekarang, itu sangat sulit. Mereka membutuhkan keajaiban. Tak seorang pun yang yakin dengan mereka. Tak seorang pun akan mengatakan mereka akan juara liga,” sambungnya.
 
Atkinson kemudian coba memberikan saran kepada Moyes dan anak asuhnya, bahwa mereka seharusnya tidak terbebani dengan target juara, dan mulai berpikir meraih kemenangan dari pertandingan ke pertandingan.
 
“Tapi, Anda (United) memiliki pemain juara di sekitarnya, jadi, mereka harus mulai melakukan tugasnya seperti seorang juara,” urainya.

No vemos como revancha enfrentar a México

Timnas Brasil -- España. Aunque la Selección Azteca es un rival que en los últimos años se le ha complicado a Brasil en diversos torneos, Marcelo Vieira advirtió que no pensarán en la derrota y tampoco en una revancha a la hora de enfrentar a México en la Copa del Mundo 2014.
Una vez que se conocieron los rivales tras el sorteo, el anfitrión Brasil quedó encuadrado en el sector A junto a Croacia, México y Camerún y, en particular, el jugador del Real Madrid tuvo palabras sobre la Selección Azteca, equipo que le arrebató la medalla de oro al ‘Scratch du Oro’ en los pasados Juegos Olímpicos de Londres 2012.
‘No tenemos en la cabeza la derrota. Creo que después nos hemos enfrentado dos veces más a México (tras los Olímpicos) y les hemos ganado. No lo vemos como una revancha’, manifestó en conferencia de prensa.
Para el jugador brasileño, el Grupo A no es de la ‘muerte’, pero tampoco quiere decir que será una ronda sencilla para la ‘verdeamarela’, que está más que obligada a pelear por el campeonato del mundo ante su afición el próximo año.
‘Complicada (será la ronda). No estamos en el ‘grupo de la muerte’ pero tampoco es fácil. Tenemos que empezar bien la competición y va a ser un placer jugar contra ‘Lukita’ (su compañero de Real Madrid, el croata Luka Modric)’, enfatizó Marcelo Vieira.
También habló de España, rival al que calificó como el mejor del mundo en la actualidad, y destacó que la ‘Furia Roja’ se encuentra un escalón arriba de otras selecciones; aunque no se medirán en la primera fase, en octavos de final podrían medir fuerzas.

Highlights Liga Perancis : PSG vs Sochaux 07 - 12 - 2013


Paris Saint-Germain - FC Sochaux-Montbéliard (5-0)


SC Heerenveen Dipermalukan Tamunya Feyenord 1-2


SC HEERENVEEN 1 2FEYENOORD
Dua gol yang dicetak Jean-Paul Boetius dan Lex Immers memberikan kemenangan pertama untuk Feyenoord setelah dua laga sebelumnya mereka hanya mampu meraup satu angka. Adalah Heerenveen yang menjadi korban Feyenoord yang memetik kemenangan 2-1 di Abe Lenstra Stadion, di mana tuan rumah hanya mampu memperkecil kedudukan lewat bunuh diri Van Beek. Hasil ini menempatkan skuat Ronald Koeman di urutan keempat klasemen sementara Eredivisie dengan 27 poin, sementara Heerenveen, yang mengepak tiga kemenangan dan sekali seri dalam lima partai sebelumnya tertahan di posisi delapan mengantongi 23 angka.

GRONINGEN 1 2ADO DEN HAAG 
Ambisi Groningen untuk merangkak ke zona Liga Champions kembali terhambat setelah secara mengejutkan kalah 2-1 dari tim papan bawah ADO Den Haag. Tampil di hadapan publik sendiri, Groningen kebobolan lebih dulu melalui Michiel Kramer di menit 32. Johan Kappelhof membuka asa untuk memetika angka penuh bagi Groningen, tapi skor imbang 1-1 hanya bertahan empat menit karena Tom Beugelsdijk memastikan kemenangan ADO pada menit 83. Laju Groningen untuk menembus empat besar memang terus terhambar sejak ditahan Vitesse 2-2 pada 27 Oktober, mereka hanya sekali meraih kemenangan. Groningen pun harus puas tertahan di tempat kelima dengan 24 poin, selisuh tiga dari posisi keempat Feyenoord.

GO AHEAD EAGLES 4 1PEC ZWOLLE
Dua gol cepat di babak pertama yang dibukukan Doke Schmidt dan Erik Falkenburg menandai pesta gol ADO Den Haag yang membantai PEC Zwolle 4-1. Dua gol tambahan dicetak tuan rumah melalui Jarchinio Antonia dan penalti Jop van der Lindern, sementara PEC Zwolle hanya mendapat gol hiburan yang dilakukan Stefan Nijland. Bagi tuan rumah, kemenangan telak ini membayar kegagalan mereka mengepak tripoin pada tiga kemenangan sebelumnya, sementara PEC Zwolle yang secara mengejutkan mampu menembus papan tengah memperpanjang tren negatif, tanpa kemenangan di lima partai konsekutif.

AS Roma Berjaya, Pecundangi Fiorentina 2-1

Roma Serie A 12082013

Liga Italia -- AS Roma akhirnya kembali meraih kemenangan setelah membungkam tamunya Fiorentina dengan skor tipis 2-1, dalam lanjutan Liga Italia Serie A gionarta 15, Minggu (8/12) petang.

Kabar baik berhembus di kubu tuan rumah karena pangeran mereka, Francesco Totti, sudah pulih dari cedera dan disertakan dalam skuat laga kali ini. Sementara Fiorentina kembali memasang "si anak hilang", Juan Vargas, untuk mengisi trisula di lini depan.

Babak Pertama

Laga dengan tempo tinggi langsung tersaji sejak sepakan awal dimulai. Kedua tim sama-sama bermain terbuka, meski Roma terlihat lebih menguasai jalannya laga. Serangan demi serangan datang slih berganti, tembakan keras Juan Cudrado di menit ke tiga dibalas Adem Ljajic dengan cara serupa semenit kemudian.

Karena permainan terbuka yang ditunjukkan kedua tim, tak ayal gol cepat pun terjadi. Kali ini tuan rumah mampu unggul terlebih dahulu, setelah penetrasi Gervinho di sisi kanan pertahanan Si Ungu mampu dikonversi dengan sempurna oleh Maicon di menit ke enam. Skor berubah 1-0 bagi Roma.

Tertinggal, Fiorentina langsung memberi respon. Dominasi penguasaan bola langsung berbalik menjadi milik mereka, Cuadrado yang beroprasi di sisi kiri pertahanan Tim Serigala jadi tumpuan utama.

Benar saja, keadaan berubah jadi sama kuat berawal dari pergerakan si pemain Kolombia. Nenad Tomovic kemudian mampu dengan mudah menyisir sisi kiri pertahanan tuan rumah dan melepaskan umpan mendatar ke dalam kotak penalti.

Seakan tak menemui sasaran, tanpa terduga Juan Vargas datang dari belakang dan melepaskan tembakan gledek untuk mengoyak jala Morgan De Sanctis! Skor kemudian berubah menjadi 1-1 di menit ke 29.

Setelah keadaan kembali sama kuat, tempo laga sontak menurun. Skor 1-1 pun bertahan hingga 45 menit pertama usai.

Babak Kedua

Pelatih Roma, Rudi Garcia, sadar jika tim asuhannya harus bermain lebih merapat untuk meladeni permainan diagonal Fiorentina. Hal itu langsung ia tunjukkan sejak sepakan awal paruh kedua dimulai. I Lupi kembali memegang kendali permainan.

Namun peluang pertama malah datang dari tim tamu, tapatnya di menit ke 49. Penetrasi hebat Manuel Paqual gagal dimaksimalkan Vargas dan Rossi di depan gawang. Roma kemudian membalas lewat aksi Gervinho di menit ke 55.

Pemain asal Pantai Gading ini benar-benar jadi aktor kunci kebangkitan Roma di babak kedua. Peluang Maicon yang masih digagalkan Neto di menit ke 63 serta tembakan keras Strootman yang masih menerpa mistar gawang, semua berasal dari sodorannya.

Puncaknya terjadi di menit ke menit ke 67. Gocekan mautnya di sisi kiri pertahanan La Viola berhasil menemui kaki striker pengganti, Mattia Destro. Lewat satu sentuhan pemain 22 tahun ini mudah saja menceploskan bola ke dalam gawang, Roma kembali unggul dengan skor 2-1.

Gol itu berarti spesial bagi sang pemain yang dalam laga ini melakukan comeback, setelah absen selama enam bulan akibat cedera.

Fiorentina mencoba bangkit di sisa 20 menit laga, namun sayang duet kokoh Mehdi Benatia - Leandro Castan dan ketangguhan De Sanctis di bawah mistar membuat usaha tim tamu sia-sia. Tak pelak, skor 2-1 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

I Giallorossi akhirnya kembali ke jalur kemenangan setelah nihil kemenangan dalam empat laga terakhirnya. Mereka mantap sebagai runner up untuk terus menguntit sang capolista sementara, Juventus.

Susunan Pemain

AS Roma: De Sanctis; Maicon, Benatia, Castan, Dodo; Pjanic, De Rossi, Strootman; Florenzi, Ljajic, Gervinho
Fiorentina: Neto; Tomovic, Gonzalo; Savic, Paqual; Ambrosini, Borja; Aquilani; Cuadrado, Rossi, Vargas

Arsenal Tertahan di Emirates Stadium Kala Menjamu Everton

 Steven Pienaar Mesut Oezil Arsenal Everton Premier League 12082014


Liga Inggris -- Arsenal dan Everton akhirnya berbagi angka dalam pertandingan yang cukup ketat, terutama di babak kedua. Gol Mesut Ozil di menit ke-80 berhasil dibalas oleh Gerard Deulofeu empat menit kemudian untuk memastikan Everton pulang dengan satu poin.

Dengan hasil itu, Arsenal kini unggul lima angka atas Liverpool dan Chelsea yang berada di urutan dua dan tiga. Sementara, Everton tertahan di posisi lima dengan 28 angka.

Babak Pertama

Meskipun pelatih Arsenal Arsene Wenger membantah adanya tekanan pada skuatnya yang saat ini memuncaki klasemen sementara Liga Primer Inggris, tetapi tampaknya tidak demikian dengan apa yang dirasakan oleh anak asuhnya.

Menjamu Everton, di paruh pertama ini skuat Arsenal tampak grogi dan tidak mampu mengeluarkan kemampuan terbaik mereka.

Skuat asuhan Roberto Martinez justru tampak lebih nyaman dalam mengolah dan mengumpan bola. Hal itu membuat Arsenal kerap tertekan meskipun tidak banyak peluang berbahaya yang didapatkan oleh tim tamu.

Peluang emas baru tercipta di lima menit terakhir untuk Arsenal, pertama ketika Olivier Giroud lolos dari kawalan dan berhadapan satu lawan satu dengan Tim Howard, namun sayang striker Prancis itu gagal menaklukkan kiper. 

Kemudian, Aaron Ramsey juga lepas dari penjagaan melalui umpan pintar Giroud, tetapi Howard kembali menyelamatkan gawang Everton dengan kesigapannya maju ke depan dan menghalau bola. Hal itu membuat kedudukan imbang tanpa gol bertahan hingga jeda.

Babak Kedua

Belajar dari paruh pertama, Arsenal mengawali babak kedua dengan jauh lebih baik. Skuat asuhan Wenger tampak lebih percaya diri dan mampu mengontrol pertandingan. Bahkan Santi Cazorla mendapat peluang untuk dapat memecah kebuntuan lima menit laga berjalan, tetapi sayang tandukannya masih terlalu lemah.

Empat menit berselang, Everton kembali menampilkan taringnya. Berawal dari serangan balik cepat, Wojciech Szczesny dipaksa melakukan penyelamatan gemialng dari tembakan Steven Pienaar. Dua menit kemudian, giliran Howard yang dipaksa jatuh bangun untuk menepis tendangan Ramsey.

Pada menit ke-67, umpan silang mendatar Pienaar yang tidak berbahaya hampir menjadi petaka bagi tuan rumah. Karena salah komunikasi antar bek, umpan tersebut dibiarkan dan mengarah ke Ross Barkley yang kemudian melepas tembakan keras, beruntung bola masih mengarah ke Szczesny dan berhasil ditepis.

Wenger tampak frustrasi dan memutuskan untuk menyuntikkan tenaga baru, dan tidak tanggung-tanggung ia langsung memakai semua jatah pergantian pemain sekaligus di menit ke-69, di mana Walcott, Rosicky dan Flamini masuk menggantikan Cazorla, Wilshere dan Ramsey.

Pergantian tersebut nyaris membuahkan hasil secara langsung setelah tembakan keras Flamini memanfaatkan umpan Giroud melenceng tipis dari gawang yang dikawal Howard.

Sepuluh menit jelang laga usai, gol akhirnya tercipta di Emirates Stadium melalui sontekan Mesut Ozil. Berawal dari umpan panjang Rosicky yang kemudian diteruskan Walcott ke arah Giroud, namun striker Prancis itu gagal menyentuh bola, dan di sampingnya ada Ozil yang kemudian tanpa kesalahan melesakkan bola ke gawang Howard.

Namun kegembiraan suporter Arsenal hanya bertahan empat menit, pemain pengganti Gerard Deulofeu sukses membungkam Emirates Stadium melalui tembakan kerasnya dari kotak penalti yang tidak mampu ditahan Szczesny.

Di sisa waktu yang ada, kedua tim tetap bernafsu memburu gol kemenangan, Giroud hampir mencetak gol tepat di menit akhir injury time, tetapi sayang bola hanya mencium tiang gawang, sehingga kedudukan 1-1 menjadi skor akhir laga ini.

Susunan Pemain

Arsenal: Szczesny, Jenkinson, Koscielny, Mertesacker, Gibbs, Arteta, Wilshere, Ramsey, Ozil, Cazorla, Giroud

 Everton: Howard, Coleman, Jagielka, Distin, Oviedo, McCarthy, Barry, Pienaar, Barkley, Mirallas, Lukaku

Inter Kembali Bermain Imbang Parma


Getty Images/Claudio Villa

Milan - Inter Milan kembali menuai hasil imbang dalam laga lanjutan Liga Italia. Setelah ditahan imbang oleh Sampdoria pekan lalu, kini giliran Parma yang berhasil mengimbangi Nerazzurri dengan skor 3-3.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Giusseppe Meazza, Senin (9/12/2013) dinihari WIB, Inter kebobolan pada menit 11. Gol tim Gialobluitu dilesakkan oleh Nicola Sansone meneruskan bola sodoran Marco Marchionni.

Inter baru bisa menyamakan kedudukan 33 menit berselang. Meneruskan umpan silang Jonathan, Rodrigo Palacio mampu melesakan bola dengan kaki kanan yang mebuat kedudukan kembali imbang 1-1.

Tapi, kedudukan imbang itu tak bertahan lama setelah Marco Parolo kembali membawa Parma unggul dengan golnya di masa injury timebabak pertama.

Setelah restart, Rodrigo Palacio sukses mencatatkan namanya di papan skor di menit 54 untuk kedua kalinya yang membuat keadaan kembali imbang. Kali ini, Ricardo Alvarez yang menjadi arsiteknya.

Dua menit berselang Fredy Guarin membuat Inter berbalik unggul dengan sepakannya dari luar kotak penalti. Palacio yang menjadi pengumpan gol itu dengan sundulan kepala.

Parma tak butuh waktu lama untuk membuat keadaan kembali seimbang 3-3. Sansone sukses memperdaya Samir Handanovic untuk kedua kalinya pada menit 59. Gol itu merupakan hasil assist Mattia Cassani

Inter mendapatkan peluang emas di menit-menit akhir pertandingan lewat Esteban Cambiasso. Yuto Nagatomo memberikan umpan matang yang disambut sepakan first time Cambiasso.

Tapi, Antonio Mirante masih sigap menghalau bola. Tak lama kemudian wasit meniup peluit tanda laga usai, skor 3-3 tetap bertahan hingga laga berakhir.

Dengan tambahan satu poin ini, Inter saat ini berada di posisi empat klasemen dengan raihan 28 poin. Sementara itu, Parma yang mengumpulkan 18 poin ada di peringkat 10.


Susunan Pemain

Inter: Handanovic; Campagnaro, Ranocchia, Juan Jesus; Jonathan (Belfodil 77), Kovacic, Cambiasso, Alvarez; Zanetti (Nagatomo 70); Guarin (Taider 88); Palacio

Parma: Mirante; Cassani, Paletta, Lucarelli, Gobbi; Gargano (Acquah 17), Marchionni, Parolo; Biabiany, Cassano (Amauri 83), Sansone (Rosi 87)