PIALA DUNIA~BUKAN Spanyol, Jerman, atau Belanda dari zona Eropa.
Juga bukan Argentina (zona Amerika Latin atau Conmebol). Tapi, Jepang
lah tim pertama dari kualifikasi yang lolos ke putaran final Piala Dunia
2014 di Brasil. Samurai Biru_ sebutan Jepang_ lolos untuk kali kelima
beruntun atau sejak edisi 1998.
Kepastian itu diraih sekalipun Jepang hanya bermain draw 1-1 kontra
Australia di Saitama Stadium 2002 kemarin. Dengan hasil itu, skuad
besutan Alberto Zaccheroni merebut satu dari empat tiket lolos otomatis
dari zona Asia. Jepang sudah pasti finis sebagai juara grup B dengan 14
poin dari 7 laga.
Raihan poin Samurai Biru sudah pasti gagal disalip Australia,
Jordania, Oman, dan Irak. Keempat tim itu praktis akan bersaing untuk
satu tiket otomatis lainnya. Sedangkan apabila hanya finis ketiga, maka
harus menjalani dua kali
playoff (
playoff peringkat kelima zona Asia lalu
playoff internasional) untuk lolos ke Brasil.
Meskipun butuh seri, Jepang nyaris kalah kemarin. Hingga menit ke-89, tuan rumah tertinggal 0-1 setelah
crossing Tommy Oar pada menit ke-82 menghujam gawang Eiji Kawashima. Beruntung bagi Jepang, Matt McKay
handsball di menit akhir sekaligus penalti untuk Samurai Biru.
Keisuke Honda yang ditunjuk sebagai algojo tampil sebagai penyelamat
sekaligus pahlawan. Yasuhito Endo sebenarnya merupakan pilihan utama
algojo Jepang. Tapi, Honda mungkin dipilih gara-gara Endo gagal bertugas
dalam laga kualifikasi sebelumnya atau saat Jepang kalah 1-2 dari
Jordania (26/3).
Kegagalan Endo kala itu sekaligus menunda lolosnya Jepang. “Saya
datang ke Jepang untuk meloloskan mereka ke Piala Dunia (2014) dan saya
merasa sangat lega telah berhasil memenuhinya,” kata Zaccheroni kepada
Sport24.
Pelatih asal Italia yang menangani Jepang sejak 2010 itu pun bertekad
mempersembahkan prestasi lebih baik bagi Samurai Biru di Piala Dunia
2014. Dalam empat partisipasi sebelumnya, prestasi terbaik Jepang adalah
lolos ke babak 16 besar. “Kami bakal
improve dan mengejutkan dunia,” tekan mantan pelatih AC Milan dan Udinese itu.
Jika menilik performa Jepang kemarin, ada beberapa hal yang harus
diperbaiki Zaccheroni. Di antaranya penyelesaian akhir yang buruk dan
koordinasi lini belakang yang beberapa kali kehilangan konsentrasi.
“Kami memang tidak dalam performa terbaik, tapi saya kira kami bermain
lebih bagus ketimbang lawan. Kami juga layak menang karena sekalipun ada
beberapa kejadian yang tidak diharapkan, para pemain memiliki semangat
untuk terus berjuang,” urainya.
Di sisi lain, kubu Australia, tentu saja, masih menggerutu menyikapi
keputusan wasit Nawaf Shukralla asal Bahrain yang memberikan penalti
untuk Jepang di menit-menit akhir. “Satu poin di kandang Jepang cukup
bagus, tapi kami seharusnya bisa menang seandainya tanpa penalti aneh
itu,” ucap pelatih Australia Holger Osieck.
Prestasi Piala Dunia Jepang
1998: Fase grup
2002: 16 Besar
2006: Fase grup
2010: 16 Besar